Puisi-puisi Thomas Elisa

KALENDER

Aku memang serupa kalender di wajahmu
Penuh dengan tanggal merah dan hitam
Hari dan bulan musim serta  hujan
Yang penuh misteri untuk kauterka
Terkadang aku menjadi nasib ganjilmu
Di lain waktu aku adalah teka teki penuh nyeri
Tapi tetaplah percaya
Aku akan menjadi tanggal dan catatan
Pertama dan terakhir bagimu
Untuk mengaliri risaumu

(Surakarta, 1 Januari 2020)


Baca Juga: Puisi Daffa Randai


Jembatan

Wajahmu lurus panjang penuh kerikil berliku
Menampung manusia-manusia bermacam nama
Menggenggam peluh gemuruh tanpa ragu di pangkuanmu
Kini kau tampung jua langkahku

Dengan tabah kau dengar detak sunyi dan muram pepohonan di jejak kakiku
Sesekali kau tersenyum saat tatapanku mencuri kisah seberang jalan
Aku pengembara tanpa nama yang ingin belajar padamu
Bahwa menerima kehilangan adalah cara
Menemukan kembali yang kita cari

Surakarta, 27 Desember 2019)

 

SERENADE BIRU

Aku ingin kita sama-sama belajar
Menangkup semua rindu dengan tenang
Memasangnya menjadi  dalam bingkai kenangan
Serta memahami  lagi tiap langkah dalam ujung duri

Na, seandainya langkahmu dan langkahku tenggelam
Dalam cuaca yang kau pilih berbeda
Aku titipkan sebuah tembang kisah kita
Yaitu kisahku  dalam serenade biru yang kurenda untukmu

(Surakarta, November 2019)

MEDITASI

Kepada Krishna

Ia serupa terang yang diam dan berjalan
Membentuk berkas-berkas yang tak dapat dijelaskan
Ia wajah tanpa nama yang sukar kau ucapkan
Namun ia adalah sebuah titik terang yang diam-diam
Memburumu tanpa usah kau cari dalam hening pilu

(Surakarta, 9 Januari 2020)


Baca Juga: Puisi Baiq Wahyu Diniyati


PENGGANTI KATA

Seandainya kata-kata kita sudah memudar usang
Lirik dan larik adalah ungkapan yang hilang
Atau seandainya ucapan kita hanya setoples kosong tanpa nama
Maka kita harus menemukan penggantinya
Yaitu sebuah diam yang menjadi doa bagi sesiapa saja

( Surakarta, 9 Januari 2020)

 

 

BIODATA PENULIS

Thomas Elisa. Lahir Surakarta, 21 Sepetember 1996. Lulus dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Lulus 2018. Bekerja sebagai staff akademik dan guru bahasa Indonesia sekolah swasta di Surakarta. Hobi menulis. Buku ceritanya, adalah Bangunnya Peri Merah (2018).

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *