Rasanya Kuliah Online Sebagai Awardee Bappenas

Tidak terasa sudah 3 bulan aku menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa S2 Administrasi Publik Universitas Sriwijaya. Selama 3 bulan itu, kuliah masih diselenggarakan secara online.

Mendapatkan beasiswa Bappenas di Universitas Sriwijaya bisa dibilang adalah keputusan yang mendadak. Setelah lulus D4 Akuntansi PKN STAN pada Maret 2016, ini bukan kali pertama aku mencoba tes beasiswa agar bisa tugas belajar. Kesempatan pertama itu datang pada tahun 2018. Australian Award Scholarship (AAS). Sayangnya, aku sudah gagal pada tahap pertama.

Baca Juga: Tips Memilih Jurusan Kuliah

Sulit membangun rasa percaya diri untuk melamar beasiswa keluar negeri lagi. Pilihan dalam negeri yang datang lebih dahulu menjadi pilihan setelah setahun pandemi. Selain itu, Bappenas kupilih karena tesnya tidak ribet. Aku tidak perlu melakukan tes TOEFL/IELTS mandiri terlebih dahulu yang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Semua tes, mulai dari TPA dan TOEFL diselenggarakan oleh Bappenas. Bila nilainya memenuhi, barulah dilakukan penempatan.

Pada saat itu, pilihan pertamaku sebenarnya Universitas Indonesia. Selain marwahnya, jaraknya dekat dari rumahku di Citayam. Universitas Sriwijaya menjadi pilihan kedua. Toh, bila tidak lulus UI, aku tidak akan merasa kalah, karena tetap bahagia bisa pulang kampung ke Palembang.

Perkuliahan dimulai Agustus. Karena pandemi, Palembang termasuk zona merah, dan banyak dosen yang meninggal dunia karena Covid-19, Universitas Sriwijaya menyelenggarakan perkuliahan secara online. Kebutuhan sinyal yang kuat menjadi kebutuhan utama, dan itu tidak mudah, sebab rumah orang tuaku berada di Km. 18, sudah berada di luar kota (bahkan masuk dalam wilayah Kabupaten Banyuasin). Sementara itu, kuliah begitu padat. Jadwal satu semester dipadatkan menjadi 3 bulan saja mengingat waktu perkuliahan S2 Bappenas hanya 1,5 tahun.

Persiapan perkuliahan pun harus dimatangkan. Kuliah online tidak bisa sembarang mengikuti perkuliahan. Berikut ini beberapa hal yang kupersiapkan untuk mengikuti perkuliahan online.

Menyiapkan Laptop yang Andal

Sebagai mahasiswa tugas belajar, aku harus menanggalkan fasilitas yang diberikan oleh kantor. Termasuk laptop dinas yang bagus banget itu. Laptop pribadiku sudah terbilang jadul. Dibeli tahun 2013 dan beberapa komponennya sudah rusak. Yang paling parah adalah penangkap sinyalnya tidak bekerja dengan maksimal. LCD-nya bahkan sudah pernah diganti.

Pasalnya, aplikasi seperti Atlas TI membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi. Dan mobilitas klak-klikku membutuhkan performa yang menawan. Jadi, terpaksalah beli laptop baru, meski nyicil. Wkwk.

Menyiapkan Meja Belajar dan Kelengkapannya

Bayangkan saja kuliah rata-rata 8 jam per hari. Itu belum ditambah jam mengerjakan tugas. Duduk menatap layar laptop. Pasti aku butuh tempat yang nyaman. Karena itu butuh meja belajar yang ketinggiannya pas agar nyaman saat menjalaninya.

Agar kuliahnya terasa bernyawa, aku juga beli ring light agar penampakanku di kamera terlihat lebih segar. Selain itu, mikrofon dan headset yang nyaman juga kusiapkan agar lebih tenang dan nyaman dalam mengikuti perkuliahan.

Menyiapkan Fisik yang Prima

Fisik adalah soal yang tak kalah penting. Kuliah online itu kayaknya jauh lebih capek karena monoton di depan layar sambil duduk doang. Hal ini mengandung risiko kesehatan yang tidak main-main.

Cara menyiapkan fisik yang prima itu adalah olahraga setiap hari, meski cuma peregangan, jogging, dan plank. Selain itu asupan makanan juga penting. Protein dan vitamin yang cukup. Tak lupa pula konsumsi air putih harus memadai kalau nggak mau kena ginjalnya.

Memiliki Jaringan yang Andal

Nah ini yang terpenting. Namanya kuliah online pasti membutuhkan koneksi jaringan yang andal agar perkuliahan dapat diikuti dengan lancar.

Pernah tuh di awal, kuliah terganggu karena sinyal yang kurang stabil. Suara terputus-putus. Video Zoom jadi ngelag.

Kalau di rumah sih relatif masalahnya karena mati lampu. Maklum, daerah pinggiran itu sering banget mati lampu. Kalau mati lampu, wi-fi jadi tidak bisa dipakai.

Baca Juga: Alasan Pendidikan

Pernah kuliah online sambil mantai.

Dan kunci kuliah online itu sebenarnya fleksibilitasnya. Sudah dibilang tadi kalau kuliah online tuh capek duduk saja. Bosan lho kalau hanya di rumah tanpa melihat sinar matahari. Karena itu kadang-kadang kuliah online juga bisa dilakukan di kafe atau taman-taman yang memiliki udara yang segar.

Untuk memfasilitasi dua hal itu,  mengandalkan ponsel sebagai hotspot dalam kuliah online tidak cukup karen terkendala sinyal dan kecepatan yang juga sering tidak stabil.

Advan CPE Hybrid Router Start hadir sebagai solusi. ADVAN menunjukkan komitmennya dengan meluncurkan router ini. Router ini bisa dibagi menjadi tiga nama hotspot dan sudah dilengkapi dengan WPS (Wi-Fi Protected Setup). Manfaatnya apa? Ya buat menghindari penumpang gelap yang suka tiba-tiba maling jaringan. Router ini wajib dimiliki karena cara penggunaannya yang cukup mudah. Advan CPE Hybrid Router Start bisa langsung dipakai dengan cara memasukkan SIM Card ke dalamnya tanpa perlu ribet melakukan setting karena sudah dilengkapi dengan Auto APN. Nggak pilih-pilih, semua SIM Card bisa dipakai di ADVAN CPE Hybrid Router Start ini.

Memiliki frekuensi 2,4 GHz, ADVAN CPE Hybrid Router Start bisa menangkap pancaran sinyal router hingga 125 meter. Jadi nggak khawatir harus dekat-dekat router nih. Selain itu, perangkat ini bisa mengoneksikan 32 perangkat sekaligus dalam satu waktu sehingga cocok untuk kerja bersama misalnya dalam sebuah workshop. Dan yang paling penting, karena tempatku sering mati lampu, jika tiba-tiba ada pemadaman listrik, routernya nggak langsung mati. Soalnya router ini dibekali baterai 2.000 mAh yang menjamin waktu kerja selama 4 jam dan 16 jam waktu standby. ADVAN CPE Hybrid Router Start ini memiliki kecepatan hingga 300 mbps dengan dukungan dua antena.

Nah, buat yang pengen punya Advan CPE Hybrid Router Start sekarang lagi ada promosi lho. Dari harga normal Rp799 ribu, sekarang router ini bisa kita bawa pulang dengan Rp699 ribu saja. Dengan bonus 50GB selama 30 hari dari bundling Telkomsel Orbit. Silakan dicek di Tokopedia atau pun market place yang lain, ya!

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *