Saham banyak dilirik para pemilik uang sebab menawarkan gain atau return yang lumayan besar. Namun sebagaimana hukum yang berlaku, makin besar keuntungan yang diperoleh tentu makin besar juga risiko yang harus dihadapi. Karenanya bila tertarik dalam investasi saham, pahami cara kerja saham. Penting juga mengerti Investasi Saham : Long Term atau Short Term.
Baca Dulu: Belajar Mengelola Keuangan demi Kebebasan Finansial
Investasi Saham : Long Term atau Short Term
Ketika terjun ke market saham, dua pendekatan time frame lazim dipraktekkan yaitu long term sebagai seorang investor atau short term sebagai seorang trader. Pendekatan investasi ialah aktifitas membeli saham yang kemudian disimpan dalam jangka panjang. Saham yang telah dibelinya itu tak akan diperdagangkan dalam waktu singkat, namun dipegang untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang. Pemegang saham itu nantinya tetap memperoleh laba yang berasal dari dividen yang dibagikan emiten. Berinvestasi saham secara long term menawarkan kelebihan berupa risiko lebih kecil. Mengingat harga saham dapat naik-turun bila dilihat hari per hari. Hanya saja saham dari emiten dengan kondisi bagus selalu akan meningkat di masa yang akan datang. Kelebihan yang lain dari investasi saham long term ini yaitu laba yang diperoleh secara persentase akan jauh lebih tinggi, bilamana kinerja perusahaan makin meningkat tiap tahun.
Sementara Trading saham yaitu membeli saham untuk kemudian diperjualbelikan demi meraih laba dalam jangka pendek. Trading saham ini dilakukan oleh para trader yang berani mengambil risiko. Memperdagangkan saham dalam jangka pendek memang punya kelebihan akan memperoleh laba jangka pendek hasil dari pergerakan harga saham yang naik turun. Akan tetapi, risiko yang juga mengikuti yaitu trader pun dapat menderita kerugian saat harga saham menunjukkan tren menurun.
Mana yang harus dipilih, investasi saham : long term atau short term? Itu kerap ditanyakan oleh para investor atau orang yang hendak berinvestasi dalam saham. Dari halaman https://investbro.id/ dikatakan bahwa apabila calon investor punya profil risiko yang cenderung agresif maka trading saham short term boleh jadi yang lebih pas. Pertimbangannya, investor memang mau mentoleransi apabila terjadi kerugian gara gara cut loss apabila harga saham anjlok. Sebaliknya apabila investor punya profil risiko moderat atau bahkan konservatif, tentu saja investasi saham long term akan lebih sesuai. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, risiko investasi saham long term akan lebih kecil sebab bila harga saham jatuh untuk jangka pendek pun investor tak akan melakukan cut loss. Malah laba yang diperoleh akan jauh lebih tinggi, juga meningkat berkali lipat bila investor melakukan hold dalam jangka panjang. Investor yang bermain keduanya pun harus memisahkan antara akun trading short term dengan akun investasi saham long term.
Baca Juga: Kenapa Penting Sekali Memulai Investasi?
Tips Investasi Saham untuk Pemula
saat ini, berinvestasi di saham atau obligasi sebenarnya sudah sangat mudah dan sederhana. Belajar berinvestasi tidak lagi sulit dan jauh lebih mudah dibandingkan 10-20 tahun lalu. Berinvestasi adalah menempatkan sejumlah dana dalam suatu instrumen investasi baik itu untuk jangka waktu yang lama atau pendek dengan tujuan mencapai keuntungan finansial. Anda dapat menganggapnya sebagai menyerahkan sejumlah tertentu uang dengan imbalan pendapatan yang tidak pasti di masa depan.
Berinvestasi dalam saham : Saham dalam suatu perusahaan adalah sekuritas yang memberikan sejumlah hak terkait dengan perusahaan tersebut. Anda menjadi pemilik perusahaan itu dengan porsi sesuai besaran saham yang dimiliki. Misalnya, Anda dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan perusahaan melalui rapat pemegang saham. Dan Anda juga berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan, sering kali dibayarkan dalam bentuk dividen.
Berinvestasi dalam obligasi : Obligasi adalah bukti bahwa, misalnya, pemerintah atau perusahaan memiliki hutang kepada pemilik obligasi. Utang ini muncul karena pemegang obligasi telah memberikan pinjaman kepada pemerintah atau perusahaan. Jika pemerintah atau perusahaan membutuhkan uang untuk, misalnya, investasi, ia dapat memperoleh pembiayaan dengan menerbitkan pinjaman obligasi. Sebuah obligasi biasanya memiliki jatuh tempo tertentu. Pada akhir jangka waktu, penerbit obligasi membayar utang kepada siapa pun yang memiliki obligasi. Selama jangka waktu yang tertera, pemilik obligasi menerima bunga atas utangnya. Jika obligasi memiliki jatuh tempo beberapa tahun, pemilik obligasi biasanya menerima bunga tahunan.
Saham dan obligasi adalah contoh dari apa yang disebut sekuritas. Banyak saham dan obligasi dapat dibeli atau dijual di bursa saham. Untuk melakukan ini, saham atau obligasi harus dicatatkan di bursa efek itu. Bursa saham di Indonesia adalah bursa efek Indonesia, sementara di luar negeri misalnya Bursa Efek New York (New York Stock Exchange).
Sebuah saham atau obligasi terdaftar di bursa saham dengan harga tertentu. Itu adalah jumlah yang Anda dapat membeli atau menjualnya. Jika nilai perusahaan meningkat, Anda akan melihat ini tercermin dalam harga saham. Perdagangan di bursa saham saat ini terutama dilakukan secara elektronik dan digital. Anda tidak perlu melakukan perjalanan ke New York untuk berinvestasi di sana misalnya. Anda dapat berinvestasi di bursa saham melalui apa yang disebut broker. Bank pun banyak yang menyediakan layanan broker. Selain itu, ada juga perusahaan yang mengkhususkan diri dalam hal ini yang disebut sekuritas seperti : BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas, MNC sekuritas dan maish banyak lagi.
Tips penting bagi investor pemula yang ingin terjun di dunia saham yaitu pilihlah emiten untung. Carilah emiten dengan pertumbuhan laba positif. Di samping itu, investor pun mesti mencermati kestabilan pendapatan sekaligus laba dalam rentang 10 tahun terakhir. Carilah saham yang mempunyai tingkat pengembalian ekuitas atau ROE melebihi besaran bunga bank. Yang juga tak kalah penting yaitu mencari emiten yang sahamnya termasuk dalam LQ45 yaitu kelompok saham-saham yang aktif diperdagangkan. Saham dengan kapitalisasi pasar besar atau blue chip pun sangat disarankan untuk dipilih.