Hujan Di Malam Sabtu
Hujan di malam sabtu
Pangeranku bercerita walau sambil menggerutu
Satu demi satu tetesan rindu
Berjatuhan deras di lintasan waktu
Jalan jalan yang berlobang ditutup cerita dan kenangan
Hujan di malam sabtu
Ada lima rukun rindu
Aku tidak mau menyebutkannya satu per satu
Karena di bagian akhir aku tau aku tak akan mampu
Hilang dimakan pilu
Baca dulu: Sajak Chairil Anwar
Bidadariku
Aku tidak perlu mahkota untuk jadi raja
Aku tidak perlu bunga untuk kharisma
Aku tidak perlu wilayah untuk kuasa
Aku tidak perlu intan untuk kaya
Hati berwarnamu
Jiwa rembulanmu
Fikiran mataharimu
Tertuang dalam kesabaran
Menuju filosofi yang terbentuk perlahan
Namun sangat banyak arti di setiap langkah dan jangkauan tangan
Hingga membawaku ke atas langit bersama kejora
Aku
Aku ingin bentangan kenangan sepanjang jalan
Dengan taburan bunga se taman
Setelah semua sia – sia
Berlobang ditutup kemudian hilang dan dilupakan
Aku ingin turunkan bulan
Bersama ribuan bintang yang tersembunyi
Tertutup rapi – rapi
Setelah semua sia – sia
Merendah jatuh dan terluka
Aku ingin benamkan cakrawala
Menutup awan hitam yang menjadi hujan
Meraih kesejatian kasih sayang
Dalam kesempurnaan alam
Penantian
Sewindu sudah
Aku tak mendengar suaramu
Aku tak melihat wajah indahmu
Mengapa semua pada dirimu begitu indah?
Aku tahu mencintaimu bukanlah hal mudah
Aku tahu memperjuangkanmu itu hal yang sulit
Tetapi aku tak mau terus begini
Teringin ku akhiri tapi aku tak mampu
Selalu berharap kau kembali
Selalu menanyakan kabarmu
Selalu mencoba ada di sisimu
Tapi kau seolah tak peduli
Bagaimana aku tanpamu?
Bagaimana jika kau pilih orang lain?
Setelah semua penantianku
Berujung pada sendu yang tak padu
Betapa kecewanya aku saat kau dengan orang lain
Lalu apa gunanya penantian ini?
Kau tahu rindu ini selalu menggebu
Lantas bagaimana bisa aku melanjutkan hidup tanpamu
Sedangkan kau hanya anggap aku debu yang berlalu
Ayo, kirimkan tulisanmu ke sini!
Hidup, Rindu, dan Kopi
Ada kalanya aku bermimpi
Bertemu denganmu
Sangat indah pertemuan itu
Bagaikan raja dan permaisuri
Ada kalanya rindu itu menyeruak
Bagai hujan dan angin
Terkoyak seperti kertas yang sobek diterpa hujan
Terbang bersama awan dan bintang
Rindu itu seperti kopi
Pahit, tapi bermakna
Dia tak pernah berdusta atas rasa
Punya cerita hitam tak selalu kotor
Pahit tak selalu sedih
Hidup juga seperti kopi
Kadang manis, kadang pahit
Tinggal bagaimana kita meraciknya
Kemudian perlahan masuk kedalamnya
Senja
Senja mengajarkan bahwa menanti itu tak mudah
Berjuang pun sama susahnya
Apalagi harus berjuang menunggu seseorang
Dalam ketidakpastian
Senja tak pernah salah
Kenanganlah yang kadang membuatnya basah
Dan pada senja pula kita mengaku kalah
Karena senja tak memintamu menunggu
Seperti senja, keindahan tak harus datang lebih awal
Kadang, keindahan itu kita yang buat
Diantara senja dan malam ini,
Mengingatmu menjadi kesibukan kecil yang membahagiakan
Aku mencintaimu sebanyak hujan
Kau mencintaiku sesingkat senja
Seperti hujan, aku jatuh cinta berkali – kali
Seperti senja, kau jatuh cinta kemudian pergi