Puisi-puisi berikut adalah puisi Rion Albukhari. Rion Albukhari, lahir di Bayang, Pantai Barat Sumatera. Sekarang, ia adalah mahasiswa di Unand pada prodi ilmu sejarah. Ia bergiat di organisasi Cendekia dan rumah baca Pelopor 19.
Silakan kirimkan karyamu ke Catatan Pringadi

KEMARAU
Kemarau menjentik
daun kelapa,
saat sunyi tersuling,
dan lengking menjelma tiada,
mengkilap cahaya ajal
di pangkal batangnya.
“Oh betapa perihnya sakit
jika menemu mati
di musim yang tak inginkan.”
Bayang, 14 September 2019
PADAMLAH UNTUK KEKASIHKU
Oh, senja merah darah,
padamlah untuk kekasihku
barang sebentar.
Biarkan matanya
menebar warna,
agar tembus jua
kabut paling sunyi,
dalam diri ini.
Padang, 23 September 2019
DI MATA IBU
Di mata ibu anak-anaknya gugur daun,
tiap malam bersilih meminta dipungut,
bersilih meminta kehangatan.
Padang, 09 Oktober 2020
DALAM HUJAN
Akhirnya sampai juga ke telinga jendela;
raungan bugenvil kering,
tempias-tempias bening,
dan sunyi yang melengking-lengking.
Bayang, 12 Oktober 2019
MALAM ITU IA BERSIKERAS BERKATA
Antar aku ke buritan,
ke gelombang malam,
ke ombak perak pecah,
ke palung lautmu aku kembali,
dari cinta dan segala sabdanya aku pergi.
Padang, 24 November 2019
Wah…suka kali sama gaya penulisannya?
Trima kasih atas kunjungannya ?