PUISI-PUISI RUDI SANTOSO

 

CARA MENGUBAH NASIB

Hidup di negeri yang penuh canda tawa
Wakil rakyat sudah tidak bisa dipercaya
Kepada siapa lagi menentukan nasib
Kalau bukan kepada diri sendiri
Berjuang melewati luka
Menghantam segala kesedihan

Kita mempunyai otak berpikir
Bukan untuk mengemis
diam atas kehampaan

meratapi nasib
adalah bentuk penghiatan atas diri sendiiri
maka melangkah dan berjuang
adalah bentuk jawabannya

Yogyakarta 2019



HIDUPLAH DENGAN BERBAGI

Kita hidup dalam sebuah aturan
Tidak bisa sewena-sewena bertindak
Apalagi merugikan saudara-saudara
Sedangkan manusia tercipta untuk saling mengasihi

Hidup bukan untuk menyakiti
Hidup bukan untuk kesenagan pribadi
Dan begitu murkanya tuhan
Yang berbahagia diatas derita-derita orang lain

Yogyakarta 2019

 

INDONESIA TIDAK PERNAH SALAH

Indonesia lahir dari doa-doa
Indonesia lahir dari pertumpahan darah
Dari nenek moyang yang bermata merah
Berjuang di medan perang
Melawan para penjajah

Indonesia kaya
Ribuan pulau
Beraneka ragam budaya
Bermacam macam-macam bahasa

75 tahun indonesia sudah merdeka
Para penjajah sudah lenyap
Dari negeri yang kaya raya
Tapi lawan masih ada
Yaitu wakil rakyat
Yang hanya memikirkan nasibnya sendiri
Maka jangan salahkan INDONESIA-ku

Yogyakarta 2019

 

SEKOLAH

Larilah ke sana
Temukan sebuah jawaban
Tentang akal piliranmu yang kosong
Bilanglah kepada gurumu
Untuk diajakarkan tentang
Cara agara tidak dibodohi orang

Yogyakarta 2019


TUHAN TIDAK HANYA BISA DITEMUKAN DI MASJID

Orang-orang bilang
Bila ingin mencari dan menukan Tuhan itu di masjid
Datang dengan baju yang bersih
Dengan jiwa yang tunduk
Tapi bapakku bilang
Nak, Tuhan tidak hanya kau temukan di masjid
Karena Tuhan selalu berada di mana-mana
Di mana pun tempatnya
Selagi kamu masih mengingat-Nya
Di sanalah Tuhan berada
Dan Tuhan tidak pernah jauh dari segenap raga dan tubuhmu
Seperti engkau yang tidak hilang hilang dari setiap doa-doaku

Yogyakarta 2019

Puisi Rudi Santoso

*Rudi Santoso, lahir di Sumenep Madura. Menempuh Serjana S1 Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beberapa Puisinya Telah Terbit di Berbagai Media Cetak Lokal dan Nasional. Masuk Nominasi 30 Besar Cipta Puisi Tingkat Asia Tenggara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 2017. Buku Puisi Tunggalnya “Kecamuk Kota” Halaman Indonesia 2019

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *