Pengalaman Menghadapi Banjir

Pengalaman Menghadapi Banjir di Sumbawa

Hujan deras mengguyur Sumbawa sore itu. Kami masih asik main pingpong di kantor setelah jam pelayanan (pukul 03.00 sore) selesai.

Tidak ada pikiran hujan tersebut akan menyebabkan banjir. Sebab beberapa tahun di rumah dinas, hujan sederas apa pun hanya akan menyebabkan air menggenang di depan rumah, atau masuk ke dapur yang memang posisinya lebih rendah. Tidak akan sampai masuk ke rumah yang lebih tinggi sekitar 30 cm. 

Rumah dinas kami berada persis di belakang kantor. Dekat banget Ibarat buka pagar belakang, langsung rumah dinas.

Rumah dinas itu juga baru direnovasi. Untuk menanggulangi genangan yang biasanya hadir, dibikin semacam lubang penampungan air. Jadi, kami pikir, hujan tak akan membuat halaman tergenang, apalagi banjir parah.

Sedang asik-asiknya main pingpong, Mbak Wiji, istrinya Mas Slamet tiba-tiba berteriak, “Banjir, banjir!”

Rumah Mas Taufik sudah kemasukan air. Padahal posisinya lebih tinggi dari rumahku. Sontak saja, aku berpikir pasti rumahku juga sudah kena.

Semua orang fokus mengevakuasi barang-barang di rumah Mas Taufik karena saat itu Mas Taufiknya sedang dinas ke Jakarta, cuma ada istrinya. Apalagi dia jualan baju, banyak barang yang harus diamankan.

Aku balik ke rumah dan ketinggian air sudah hampir mencapai teras rumah. Dalam sekejap, air melampauinya dan mulai masuk.  Aku panik tak tahu harus berbuat apa. Air naik lebih dari 5 cm dalam beberapa saat saja. Aku hanya sempat menaikkan kasur (yang sudah basah) ke atas meja. Mencabut semua peralatan listrik (hanya punya teve dan kulkas sih).

Tips Menghadapi Banjir Buat Pemula

Langkah Antisipasi Banjir dari BNPB

10 langkah antisipasi menghadapi bencana banjir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikut ini:

  • Simak informasi terkini mengenai curah hujan dan posisi air pada pintu air melalui televisi, radio, atau lainnya.
  • Bersiaplah dengan peralatan keselamatan seperti: Radio baterai, senter, korek api gas, lilin, selimut, tikar, jas hujan, dan ban karet.
  • Amankan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
  • Siapkan bahan makanan mudah saji seperti: Mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh, dan persediaan air bersih.
  • Siapkan obat-obatan darurat seperti: Oralit, antidiare, dan antiinfluenza.
  • Amankan dokumen penting seperti: Ijazah, akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat, dan benda-benda berharga lainnya.
  • Jika banjir benar-benar terjadi, matikan aliran listrik di rumah atau hubungi PLN untuk mematikan listrik di wilayah yang terkena bencana.
  • Mengungsi ke daerah aman secepat mungkin ketika air masih mungkin untuk diseberangi.
  • Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
  • Jika air terus meninggi, hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti kantor Kepala Desa, Lurah, atau Camat.

Dari tips tersebut, ketika banjir terjadi mendadak dan begitu cepat, pertama matikan aliran listrik menjadi sangat penting. Selain itu, jangan pernah memegang tiang listrik. Berbahaya banget. Sudah banyak video yang menunjukkan orang tersetrum saat memegang tiang listrik ketika banjir (atau juga hujan).

Kedua, yang penting ketika hendak mengevakuasi barang, adalah selamatkan dokumen yang penting. Jika pun tidak bisa diselamatkan, silakan hubungi ANRI untuk merestorasinya.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *