curug kiara

Keindahan Curug Kiara di Desa Ciasihan, Pamijahan

Curug Kiara. Curug ini belakangan makin terkenal keindahannya setelah banyak orang mem-posting aktivitasnya selama di Curug Kiara. Terletak di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Bogor, curug ini memang patut dikunjungi. Bukan cuma memanjakan kamera, perjalanan ke Curug Kiara juga adalah sebuah wisata ditambah kolamnya yang dingin, jernih, dan sangat menggoda untuk diberenangi.

Sudah lama sebenarnya pengen berangkat ke sana. Baru kesampaian Minggu lalu. Memang lebih jauh dari curug-curug yang lain karena letaknya bisa dibilang memutar, di belakang Taman Nasional Halimun Gunung Salak.

Curug ini tidak semahal kalau mau ke curug populer. Biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya retribusi masuk kawasan Rp10.000, biaya parkir Rp5.000, dan biaya tiket masuk curug Rp20.000. Upss, tapi Rp20.000 itu sudah include biaya masuk 4 curug lho. Satu jalur terdiri dari 4 curug yaitu Curug Kiara, Curug Batu Ampar, Curug Susun, dan di ujung ada Curug Bidadari.

Di sekitar situ ada banyak curug lain. Misal di jalur yang berdekatan, ada Curug Walet dan Curug Ciparay. Namun, untuk masuk ke masing-masing curug tersebut harus bayar lagi Rp10.000.

Dari tempat parkir, kita harus berjalan kaki kurang lebih 1 km untuk sampai ke curug Kiara. Medannya langsung menanjak. Bakda jalan dicor, kita mulai mendaki jalanan bebatuan yang menanjak. Pemandangan alam di sekitarnya sungguh indah. Sawah hijau menghampar dan pohon-pohon pinus tinggi menjulang. Sampai kemudian kita menemukan sisi dari irigasi yang sudah dibeton.

Kita tinggal berjalan menyusuri jalanan irigasi itu. Hati-hati licin ya. Nah, di awal sebenarnya kita sudah disajikan pemandangan indah lho. Semacam curug juga. Warga ada yang menyebutnya Curug bendungan karena sebenarnya itu semacam pintu irigasi yang letaknya lebih tinggi.

Setelah beberapa jauh, kita akan melihat warung. Nah, warung pertama ini adalah pintu masuk Curug Walet. Kita masih jalan lagi sampai menemukan warung kedua.

Kalau sudah ketemu, kita berbelok ke arah itu dan menyusuri jalan yang menurun. Dari warung kedua, jalan kaki paling hanya 5 menit.

Sampai kita melihat sebuah jembatan bambu. Dari situ kita bisa melihat air terjun/curug Kiara yang suaranya menderu kencang. Kami hanya berdua ketika sampai. Rasanya pengen turun tetapi melihat tangga dengan sudut elavasi nyaris 90 derajat dan pijakan kaki yang kecil sekali membuatku khawatir. Apalagi adikku takut ketinggian. Dia tidak mau turun. Sedangkan aku takut karena pegangannya hanya sebelah dan dicagak dengan kayu. Pegangannya sendiri terbuat dari bambu. Jika aku oleng, pegangan itu tentu saja tak akan mampu menahan bobot tubuhku.

Sampai serombongan remaja datang dan turun seolah tanpa rasa takut sama sekali. Salah satunya gendut juga kayak aku. Dia bilang, “Ayok, Om, turun…” Aku pun mengajak adikku turun meski mukanya pucat. Akhirnya kami pun berhasil dengan betapa pucatnya adikku.

Curug kiara

Kolam yang indah menggoda sekali buat diberenangi. Apalagi sebelum ramai, rasanya aku harus mandi duluan. Niat dari rumah sih nggak mandi, tapi apa daya, serius, menggoda sekali. Jadi aku buka baju. Dan membiarkan celanaku basah.

Saking semangatnya menuju spot bebatuan tempat berfoto, aku luput mengecek dasar kolam. Begitu mendekati batu, arus yang kencang membuatku sedikit panik karena terdorong arus. Aku paling takut kalau ada pusaran air di bawahnya. Jadi aku hentakkan kakiku sekuat tenaga, berenang menjauh. Apa daya, ternyata ada bagian kolam yang berbatu. Kakiku kepentok keras seiring hentakan kakiku yang keras. Sakit sekali.

Adikku, yang meski takut ketinggian, lebih jago berenang. Dia menyusuri kolam mencari jalur renang yang tepat untuk bisa memanjat. Dalam sekali percobaan, dia berhasil.

Kuikuti rutenya dan akhirnya aku berhasil juga. Yes.

Puas mengambil foto, berenang, tantangan selanjutnya adalah berjalan dengan kaki bengkak. Gila rasanya menahan sakit saat harus berlanjut ke Curug Batu Ampar, Curug Susun, dan Curuh Bidadari plus perjalanan pulangnya. Alhasil sampai hari ini masih bengkak.

Tapi keindahan Curug Kiara, sayang kalau sampai nggak dituliskan.

 

 

 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

19 Comments

  1. curug itu selalu mistis, suaar airnya kadang bikin tenang

  2. Wah dengan harga tiket yang terjangkau sepertinya menjadi banyak yang berwisata di curug ini. banyaknya curug pastinya akan menambah keinginan untuk menjelajahinya.

    Tempat wisata yang biaya masuknya murah merakyat akan banyak pengunjungnya, itu pun kalo dikelola dengan baik, seperti fasilitas umum yang harus diperhatikan.

    banyak juga ya curugnya sampai 100 an curug. keren

  3. Total keseluruhan di Bogor itu ada berapa Curug ya min?
    Pernah tinggal di rumah temen Bogor, diajak main ke Curug sampe lupa namanya, karena disana banyak banget Curug.
    Semakin nanjak semakin bagus curugnya..

    1. Totalnya, lebih 100 curug

  4. Total 35 ribu rupiah untuk 4 curug jatuhnya 9 ribu rupiah per curug per orang. Biar value for moneynya dapet.. baiknya emang smua didatengi biar puassss… 🙂

  5. Kalau sudah lihat air, rasanya gak afdhol kalau gak ikut terjun ke air. Apalagi sudah capek-capek naik, ditambah tertantang sama remaja tadi.

    Duh, kayaknya adem banget ya. Ditambah perjalanan naiknya kayaknya gak kerasa capek karena liat2 pematang sawah yang hijau.

  6. namanya bagus, curug kiara. apakah ada legenda dibalik nama kiara?
    apakah untuk anak-anak, jalan yang ditempuh cukup sulit?
    pingin ngajak anak-anak berkunjung ke curug-curug yang ada di bogor, cuma perlu memikirkan keselamatan saat perjalanan juga.

  7. Sepertinya mas Adi banyak membahas Curug ya. Saya pernah beberapa tahun kuliah di Bogor, baru ke 1-2 Curug aja lho. Malah saya baru dengar tentang Curug Kiara ini

  8. Wah lihat fotonya keren-keren bgt. Jadi pemgin kesana. Apalagi curug ini sebenarnya gak terlalu jauh dari tempat.

    Ok next trip.

  9. Sungguh asri sekali Curug Kiara ini ya, saya jadi kebayang, mungkin airnya dingin kali ya. Kalau saya ke sini agaknya lebih banyak mengambil foto dari pada mandi, saya alergi dingin soalnya hehe

  10. wahhh.. keren sekali air terjunnya.. sepintas mirip air terjun madakaripura di probolinggo

  11. curung kiara ya namanya, kemaren cuma dikirimin fotonya doang sama adek dan tanteku. Katanya “mas kalau ke bogor lagi, mama mau ngajak mas kesini” pamer foto

  12. wah mirip air terjun madakaripura di balakang bromo kak, probolinggo. keren, seger banget lihatnyaa..

  13. Curug itu emang enak buat refresing, dan aku beberapa kali ke daerah bogor. Ok lah next saya rekoment ke curug kiara

  14. Aku sering ke daerah Gunung Bunder
    Saking banyaknya curug di sana, aku gak ngeh ada curug ini. Memang ya kalau udah masuk gerbang depan itu, rasanya langsung adem dengan aroma pinus yang khas
    Kapan-kapan mau ah sekalian kemping di sana

  15. Panoramanya cantik sekali ya. Rasa lelah langsung hilang lihat pemandangan seindah ini.. Meskipun sulit medannya tapi terbayar lunas ketika sampai di lokasi.

  16. Walah… sampai kepentok gitu, ya lumayan sakitnya. Apalagi lanjut ke curug lain. Hehehehe
    SUdah lama saya tak jalan-jalan cari air tiban gini. Dulu lumayan sering ikutan teman. Di Jepara murah lho. Hanya bayar 5 ribu tuk parkir. Dan di situ ada 4 atau 5 curug yang bisa dieksplorasi

  17. berkat artikel ini saya jadi tau keindahan dari curug kiara ini, bisa jadi daftar list saya jika suatu saat mau jalan jalan ke desa pamijahan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *