Selamat Datang di Hotel California

Jakarta tujuh satu, gedung tinggi hanya Sarinah dan Hotel Indonesia. Radio enam baterai memperdengarkan lagu klasik, Selamat Datang di Hotel California! Dan musik membawa angan jauh ke angin gurun yang tandus. Kamar tua dengan sebuah cermin dekat jendela bersiap memantulkan wajahku apa adanya. Kesepian boleh jadi menu makan malam, tanpa lampu apa-apa, kecuali cahaya bulan di luar yang memantul-mantul seperti suaramu terakhir kali ketika akan pergi ke Amerika. Bir tidak haram di California, dan mereka meneguknya seolah tidak akan ada kematian yang tiba-tiba menjemput. Barangkali Tuhan pernah singgah di sana,dan berpidato dengan suara menggebu, lagi-lagi tidak ada siapa-siapa, tujuh lantai, hanya satu kamar terisi dan kuda merindukan festival lasso, lucky luke dan menembak. Aku terhenyak dari segala lamunan, dan menyaksikan jalan-jalan layang mulai dibangun. Dan gedung-gedung mulai selingkuh, menyalahi keyakinan. 

Jika kau ke Amerika, singgahlah sejenak di California, pesanku, dan dua tahun bulan berlalu, tanpa apa-apa. Dua tahun, satu surat dengan perangko bergambar jembatan Golden Gate menggambarkan San Fransisco. Tua sekali, tua sekali, cahaya-cahaya tampak lelah dan terus saja berkejaran. Dua wanita bersepeda dan saling mengumbar dada. Aku jatuh cinta, dan tahun enam sembilan dalam pikiranku menguap.

Selamat datang di Hotel California, lagi-lagi lirik itu menggodaku.

Kejutan macam apa lagi setelah sekian sekali segalanya seperti mimpi yang membuatku terbangun di jam dua balas malam, bangun dan bergerak ke kamar mandi. Sampai di cermin yang berbeda, aku tidak menemukan wajahku lagi. 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *