Puisi-puisi Rosary Sky

Setelah lama tak menerima puisi penyair muda, akhirnya saya menerima puisi Rosary Sky. Salah satu hal yang mengejutkan adalah ia masih berusia 14 tahun. Namun, puisinya sudah cukup berkembang.

Asing

Asinglah kita
Saling mengosongkan relasi
Menerbitkan gulana nestapa
Bagai menggoreskan rona krayon
Pada kehidupan yang monokrom
Meski ditakdirkan menyatu dengan sayap malaikat
Benang tipis telah tercerai berai
Koyak sudah

Bali, Januari 2019

Baca Juga: Puisi-puisi Syamsul Bahri

Samudera Antarkita

Seluruh indera yang kian pudar
Berserah pada ruap gelombang ombak pasang laut
Bintang berguguran, planet dan meteor jatuh berdebum menimpa debu bumi
Melebur menjadi buih dalam air mata
Iring-iring hampa merenggang, melebarkan jarak antarkita yang telah asing
Namun notasi ihwal fakta dan angan-angan makin menghimpit
Bersama gulir waktu yang kian memutar bagai tirta
Berselisih jalan, tak pernah bersinggungan
Sia-sianya ego nan luka membuatku tertipu

Bali, Maret 2020

Saksi Bisu

Pendar Lazuardi yang dulu tersimpan rapi di lumbung saksi
Kini satu persatu berebut keluar dari kediamannya
Tetes demi tetes, mengukir duka akibat hati yang mati
Jatuh ke dunia yang kejam, berserakan sia-sia
Karena apa?
Hati dan rasa
Yang takkan pernah bisa disandingkan dengan logika

Bali, Januari 2020

Baca Juga: Puisi-puisi Indah Rizqi Dwiyanti

Renyap Lelap Redup, Jengah

Kita acapkali menyakiti diri sendiri
Demi sesuatu yang tak pasti
Bahkan, pelbagai lengkara dipungutnya sebagai pemuas intensi
Saksi bisuku menatap apa yang kutatap
Jiwa-jiwa yang rela menyisipkan cahaya harapan nan temaram
Di atas tanah dunia yang kejam
Secara tak langsung menggantungkan keberadaannya di sana
Bila pelita itu renyap lelap redup
Memandang jengah atas mereka
Bagaimana eksistensinya kelak?

Bali, Juni 2020

Nafsu

Mungkin sang cakrawala akan menatap prihatin
Pada debu bumi di bawahnya
Manusia yang menginterupsi realita demi ambisi
Tatkala mereka mulai gelap mata
Pesugihan-pesugihan, semua dikorbankan mereka
Demi nafsu pretensi masing-masing
Niscaya planet ini mendepak mereka, semua akan lebih baik
Namun tetap saja mereka tak mau mengerti dan terus menyalahkan sang cakrawala

Bali, Agustus 2020

Rosary Sky, setitik cahaya kunang-kunang yang menapaki tiap gulir waktu untuk menghidupkan imajinasi. Bersahabat dengan sastra dan seni. Lahir di Bali, 14 tahun. Instagram: @babysky_1708

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

One Comment

  1. Berbakat sekali. Kembangkan terus potensimu wahai penyair belia! ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *