Pagi Paling Serius
Pada suatu pagi yang direnggut hujan
Sebatang kayu basah menyala di perapian
Asap menggulung, telungkup, berpeluk
Di dinding kamar
Di atap dapur
Di loteng sunyimu
Pada suatu pagi yang berkilau sukma
Kubasuh sendu wajahmu melalui doa
Sabda-sabda mengangkasa
Membawa degub dikenang
Mengalir nyiur di kening
Tuju
Malam bergemuruh melahirkan remuk-remuk sakit
Menjangkau engkau yang tiada tuju merakit
Sepotong Malam
Menjelang adzan berkumandang di pesisir
Ombak yang berdesir bercengkerama
Menyeret pada ujung kail tua
Memunggungi punggungmu
Sementara sampai pasang surut pandangmu tiada pernah
Jatuh pada ujung pisau yang membelah sepotong malam
Memeluk Pelikmu
Pelukan-pelukan yang diproduksi besar-besaran
Tiada berbanding lurus dengan pelik-pelik hidupmu
Setiap subuh yang tenggelam
Setiap bebintang yang berselimut malam
Aku ingin menjadi satu-satunya
Peluk yang memeluk pelikmu
Cokelat Hangat
Dari balik bulu mata halus matamu
Sayup-sayup kulihat
Dua cangkir cokelat diseduh hangat
Pada dua tanganku
Yang kuberikan padamu
Biodata Penulis
Wahyu Sekar Sari lahir di Kebumen pada 23 Agustus 1995. Selesai menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Sastra Indonesia pada tahun 2017 dan UIN Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial pada tahun 2018. Karya puisi, cerpen, dan artikel termuat di beberapa antologi bersama. Untuk berbagi warta, sila menghubungi wahyusekarsari23@gmail.com.
Buat kawan-kawan, yang ingin mengirim ke Rubrik Puisi Catatan Pringadi, silakan irimkan 3-5 puisimu ke sajakpringadi@gmail.com.
Namun, karena kenyataannya, jarang sekali puisi yang benar-benar membuatku tertarik, sehingga, periode dwimingguan pun nggak konsisten, Catatan Pringadi tetap menerima karya teman-teman semua dalam bentuk puisi, cerpen, maupun review buku. Hanya saja, saya belum bisa memberikan apresiasi berupa honor. Kecuali jika jumlah pengunjung tulisan lebih dari 500 dalam waktu 1 Minggu, saya akan berikan pulsa 25 ribu. Untuk yang rela, silakan kirim karyanya ke pringadisurya@sejiwa.sch.id