Cahaya Lorong
//1//
Aku seketika terbangun dari jerat mimpiku
Dari luapan angan yang berseteru dengan masa kelam
Dalam mimpi terlihat sosok perempuan terlintas buram
Semakin kudekati, semakin jelas wajah pesona itu
Tampak tak asing dengan pesona raut wajah si perempuan
//2//
Perempuan yang selama ini memberiku pelajaran
Betapa indahnya rasa bersyukur kepada Tuhan
Betapa indahnya menikmati proses kehidupan
Nan hanya saja kelabu setelah ia berucap suatu perihal
“ Jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa semua janjimu di dunia”
Seketika itu hanya tersisa bayangan sirna yang melintas
Menuju lorong silau dipenuhi cahaya
Perempuan itu pergi tanpa meninggalkan jejak
Mungkin hanya pesan yang terlintas lisan
Tetapi maknanya sungguh mendalam
Menggugah seraya mengoreksi diri
Aku kenal sosok perempuan itu
Ibu, dia sosok Ibu
Dalam benaknya berisi bejana pelajaran
Agar dapat dituangkan kepada anak cucunya
Setiap kali berucap ada makna tersirat di dalamnya
//3//
Aku bersyukur Tuhan telah mempertemukan
Walau hanya dalam mimpi
Saat itu raut wajahnya berbinar
Aroma parfum yang menyegrak
Serta merta dibalut dengan kain putih di badannya
Dan meninggalkan pesan lalu pergi dengan derap menuju lorong
Seketika aku tersedu
Mengingat kembali masa-masa kelam bersamamu
Inginku menimpali jasamu namun tak berdaya ragaku
Tapi hanya satu jurus yang manjur
Yakni doaku turut menyertaimu.
AKUT
Akut mulai melanda
Diterjang derasnya rindu
Tak kunjung padam membuat pilu
Berbagai serpihan rasa tak kuasa diucap
Aksara bungkam soal kelamnya masa
Takut dihantui bayangan sirna
Engkau tak kunjung kuat menyaksikan realita
Melambaikan tangan,
Arti tak tahan bahwa dunia ini hanya fana
Mungkin wajar dan itu hal yang nyata
Tapi tolong !!
Bantu Hamba menerka bahagia
Sebab ayunan batin menerjang sukma
Sampai lara bersahabat dengan air mata yang turun
Menjadi sebuah pamor luputnya kita bercumbu
Demikian menjadi syarat perpisahan
Terus dikoyak oleh jahatnya jarak
Sekian,
Salam pena dalam aliran tangis
Yang sembari tinggalkan luka.
Untaian Huruf Sebuah Angan
Untaian huruf alpabet
Sangat berharga tuk meniti kehidupan
Walaupun tergesek dengan kenyataan
Pasti akan sirna imaji sebuah harapan
Sebuah harapan,
Saling mencengkrama nan berteman diawal pertemuan
Namun tak lagi sama di akhir cerita
Sangat bermusuhan dengan penyesalan
Pikiran yang terikat ruai dengan ilusi
Menitik beratkan sebuah angan untuk diraih
Harapan selalu berkolaborasi dengan kemenangan
Namun dia tak mau merangkul realita
Tawamu disertai sumir tangismu
Sendu mengecup impian di luar angan
Gundah mulai merambah
Hanya membangun pagar ekspektasi
Sangatlah mudah digempur oleh realita
Kau perlu memejamkan mata
Mengembuskan nafas segar
Kau perlu lihat pandangan kelabu di depan
Agar dapat belajar betapa gulitanya suatu harapan
Belajarlah menerima kenyataan
Walau nestapa kian memburu
Mengharaplah, sebelum mengaharap itu dilarang.
Biodata Penulis :
Nama : Pratama Okta Nurvianto
Tempat, tanggal lahir : Klaten, 24 Oktober 2000
Alamat : Mlayan, RT 029/RW 012, Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomer : 0895422611370
Akun medsos : IG- prtm_okta