Ada 5 puisi Muhammad Lutfi yang bisa teman-teman baca di bawah ini. Bila ingin dipublikasikan di Catatan Pringadi, silakan kirimkan tulisanmu, ya.
Waktu yang Sama
Bersama dengan kehadiran sekian orang
Dari ingatan dan dalam dunia kita
Sebagai manusia yang selalu lupa
Tentang orang-orang di dalam dunia
Di waktu yang sama ada lagi kenangan
Tetapi debu kepahitan terasa getir
Membuatku sulit bernafas
Karena sulit menerima getir kepahitan
Dan muncul lagi kenangan baru di waktu yang sama
Dengan kebahagiaan
Maret 2020
Ambilkan Botol Lagi
Sudah muak dan sesak rasa lelahku selama ini
Aku ingin berhenti
Menyusuri jurang yang dalam
Karena hanya berdiri di tepi jurang membuatku takut
Aku kembali ke sini
Meminta sebuah botol itu lagi
Dan kusirami jurang tadi dengan rasa haus
Maret 2020
Aku Tanganmu
Kamu telah kehilangan pegangan
Aku kini telah siap bersedia
Untuk selalu memegang dan menjadi sandaranmu
Bersandarlah kepadaku
Di pundakku berpeganglah erat kawan
Ayolah berdiri kembali dan jangan terjatuh
Maret 2020
Pelajari Lagi
Kamu bodoh atau dungu sepertinya
Memainkan permainan bodoh dan palsu
Menginginkan terbang ketika tak punya sayap
Biarkan aku mengajarimu
Jangan ulangi kebodohanmu
Agar telingamu tidak menjadi dungu
Dan peduli dengan sekitarmu
Maret 2020
Jadilah Dirimu
Kau tak bisa meniru superman
Dan meniru orang-orang lain
Kau hanya bisa becermin kepada mereka
Dan sekali lagi tak bisa menjadi mereka
Kau sudah terlihat bagus seperti itu
Tidak perlu menjadi orang lain
Karena kau orang yang mengesankan
Maret 2020
Baca Juga: Puisi Nurul Hafizah
Tentang Penulis
Muhammad Lutfi dilahirkan di Pati, pada tanggal 15 Oktober 1997. Merupakan putra dari Slamet Suladi dan Siti Salamah yang menyelesaikan S-1 Sastra Indonesia di UNS Surakarta.