Puisi Dhery Ane

Puisi-Puisi Dhery Ane menemani pembaca Catatan Pringadi kali ini. Berikut 4 puisi Dhery Ane.

Baca Juga: Puisi-puisi Kriapur

Seorang Koruptor

Di ruang-ruang renyah
gugur daun tiada menepi
boleh saja kau curi, ribuan uang keringat kami
tapi jangan, sehelai sajak di karangan ibu

Sebab cinta ibu dibawa mati,
dari  hijau padang sabana fulan fehan
sapi-sapi meriang, bersulang hingga
teluk  laut taberek ikan-ikan meriak
berjumpa getar rindu para nelayan

Yang kau curi tak kena kutuk musim hujan
tapi kelak kau temui catatan Semesta.
bila padang berangin sepoi,  petani masih terus menanam
polisi masih giat mengurus anak-anak kriminal
boleh kau, terus mencuri.

Kupang, 202.

Di Sebuah Kedai Kopi

Untuk sebuah sore yang kehilangan
secangkir kopi gagal  menandaskan ampas di hatimu
dan sepi seperti pucuk  lotus yang mekar di kaki-kaki meja

Di sebuah kedai kopi
rambutmu tergerai dan matamu menyimpan
beribu cerita dan rahasia

Kupang, 2021.

Di Sebuah Terminal

Pukul 05 sore
sebuah puisi menjerit-jerit  terkapar
dalam ramai  yang  getir
dari tepi-tepi yang asing
“kau mesti tetap di sini
mencintaiku sampai beribu-ribu musim”

Kupang, 2021.

Di Sebuah Museum

Sepotong aroma apel menuntunku
ke museum tubuhmu  yang separuh abad.
kau pun menjelma di mataku
sebagai air mata  yang mengucur dalam diam

Sedih teramat tumbuh di telapak tanganku
tahkala bayangan masa kecilmu
tergerai kembali seperti bayangan tangan mama
menyentuh helai tanganku

Di halaman masa lalu
Kita sepasang angsa di antara teratai menguning
pandai bersikukuh tentang siapa yang mati dahulu
aku atau kau?

Kupang, 2021.

Baca Juga: Puisi Saut Situmorang

Tentang Penulis

Dhery Ane bernama lengkap Aloisius Hestronius Deri, berasal dari Seon, Malaka, NTT.   Mahasiswa Ilmu Filsafat Unwira Kupang.  Menulis puisi, artikel, dan opini. Puisi-puisinya tersebar di sejumlah media onlline, jurnal sastra, majalah puisi, dan buletin sastra.  Juga tergabung dalam antologi seperti  Menenun Rinai Hujan Bersama Sapardi Djoko Damano  (2019), Semesta Jiwa (2020), Antologi Sepeda dan Buku (2021) pilihan karya dalam festival gowes literasi Sumatera Utara, antologi nomine terbaik sayembara nasional  solusi buku Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian (2021), dan beberapa antologi lainya. Kini, bergiat di komunitas sastra filokalia Kupang.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *