Puisi Tomas Tranströmer, Pemenang Nobel Sastra 2011

Kali ini, saya mengumpulkan puisi Tomas Tranströmer, penyair berkebangsaan Swedia yang menjadi pemenang Nobel Sastra 2011.

Dari Bulan Maret 1974

diterjemahkan oleh Gracia Asri

Cemaslah mereka yang datang dengan kata-kata, kata-kata tapi tanpa bahasa
Aku mencari jalanku kepada salju yang menutupi pulau
mereka yang liar tidak memiliki kata
halaman-halaman yang belum bertulis menyebar ke semua sisi aku sampai pada jejak rusa di antara salju
bahasa tanpa kata-kata

Figur Perempuan Abad ke-19

diterjemahkan oleh Gracia Asri

Suaranya tertahan pada pakaiannya. Matanya mengikuti gladiator
Lalu dia sendiri berada dalam arena,
Apakah ia merdeka
Sebuah figura bersepuh mencekik lukisan

Puisi Tomas Tranströmer


Malam Desember 1972

diterjemahkan oleh Gracia Asri

Aku datang, laki-laki kasat mata,
Mungkin dipekerjakan oleh kenangan untuk hidup di masa kini
Dan aku mengemudi masa lalu
Patung kayu berdiri dalam gereja putih terkunci
Tersenyum tanpa daya, seperti seseorang telah mengambil kacamatanya
Dia seorang diri, di luarnya kini, kini dan kini
Hukum gravitasi menekan kerja di siang hari, menekan tidur di malam hari
Sebuah peperangan

Kepada Teman di Balik Sempadan

diterjemahkan oleh Ikhsan Risfandi

/1/
aku tulis begitu sedikit kepadamu. Tetapi apa yang tak dapat aku tulis
lembung dan gembung seperti balon udara purba
dan akhirnya lepas landas menerabas kaki langit malam.

/2/
Surat itu sekarang ada di sensur. Dia sulutkan kandilnya.
dalam kerlap cahaya, kata-kataku bergelantungan seperti monyet di balik terali
berderak, terdiam, dan menyeringai gigi mereka.

/3/
Membaca apa yang tersirat. kita akan berjumpa dalam 200 tahun
ketika mikrofon di tembok hostel terlupakan
dan akhirnya nyenyak, menjadi trilobita.

Burung-burung Pagi

diterjemahkan oleh Hasan Aspahani

Aku hidupkan mesin mobil.
Jatuhan serbuk-sari memenuh di kacadepan.
Aku kenakan kacamata hitam,
dan lagu burung-burung jadi kelam.

Ada seseorang membeli surat-kabar,
di stasiun kereta api
tak jauh dari mobil bagus yang besar itu
yang seluruhnya memerah karena karat
dan berkerlipan di bawah matahari.

Tak ada kekosongan di manapun di sini ini.

Tepat di seberang hangat musim-semi: lorong dingin
ada seseorang lekas datang bergegas
dia bilang mereka telah memfitnah dia
sepenuhnya dia berserah pada Sang Sutradara.

Lewati satu pintu belakang di bentang lansekap
datanglah seekor jalak,
hitam dan putih, burung Ratu Kematian
dan seekor burung-hitam terbang saling-silang
lalu segalanya menjadi gambar arang,
kecuali bentang putih pada tali penjemuran:
Paduan suara Palestrina.

Tak ada kekosongan di manapun di sini ini.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *