Bersama Ingatan Masa Lalu
(Purwokerto, 14 April 2020)
Jawablah dengan ingatan masa lalua
Pernahkah? Terbesit rasa gundah di hatimu
Bayang-bayang akan janji di masa itu
Yang saat ini menyisakan tangis pilu
Katakanlah dengan ingatan masa lalu
Bahwa kau tak akan pernah melihat ke belakang
Sekadar melihatku jatuh rapuh dengan isakan
Ucapkanlah dengan ingatan masa lalu
Bahwa hujan tak berarti apa-apa bagimu
Kenangan di kala itu, ikut terhapus seiring derasnya hujan
Ucapan kala itu hanya sebatas buaian
Deklarasikanlah dengan ingatan masa lalu
Sebuah nama telah terukir di hatimu
Menetap terkunci dan terpaku
Meyakinkanku untuk pergi bersama ingatan masa lalu
Meninggalkan objek yang selama ini aku tunggu
Teruntuk Kamu
(Purwokerto, 8 Desember 2019)
Teruntuk namamu yang tersirat dalam tulisanku
Elegi tak ingin kudengar saat bersamamu
Gores tintaku menjadi saksi bisu
Utarakan semua rasa yang tak terucap oleh bibirku
Hanyalah hatiku yang menahu rasa dan asaku
Walaupun aku tak dapat memprediksikan waktu
Akan tetapi bolehkah aku memintamu pada Rabb-ku?
Lewat doa sepertiga malam yang kulantunkan selalu
Untuk bisa membersamaimu di suatu waktu
Yang entah kapan itu aku selalu menunggu
Olehmu dan karenamu aku mengharapkan semua itu
Berteman dengan Senja
(Purwokerto, 14 April 2020)
Duduk manis di padang senja
Menatapmu sampai lupa di mana aku berada
Bercerita lewat naluri diam senyap tanpa kata
Yang entah mengapa
Aku merasakan kenyamanan di sana
Namun pertemuanku denganmu membawa ketakutan yang ada
Akankah keesokan hari aku dapat menatapmu lagi seleluasa mata?
Kau tahu senja?
Bersamamu aku terlelap dalam imaji semu tak kasat mata
Meluapkan semua yang membeban dalam benak dada
Merasakan kehangatan yang pernah ada
Yang kini telah sirna bersama bayangannya
Biodata Penulis :
Indah Rizqi Dwiyanti, Lahir di purwokerto,19 tahun, Follow me @indah.rizqi913