Hari Roller Coaster


Teringat, ajakanmu berlibur ke taman bermain
menaiki berbagai wahana

Dadaku sudah kuikat erat-erat
ketika kauajak aku berkenalan dengan kora-kora
tetapi ada yang lebih kutakutkan
selain rasa takutku pada keseruan
kau akan menganggapku ayah pengecut

Tetapi, Nak, hari-hari ayah sudah
seperti naik roller coaster
meski hanya sering di depan komputer
dunia telah tampak kejam di sana

Orang-orang sibuk mencaci dan merasa benar sendiri
berusaha menjadi netral
dianggap orang tak punya akal

Lalu, kau terus menagih, untuk mencari keseruan lain
Tornado misalnya
Angin jahat itu akan mengobrak-abrik isi dada

Aku menelan ludahku sendiri
Dan tornado lain, ketika tiba-tiba
kudapatkan kabar, kau masuk rumah sakit
instalasi gawat darurat
hasil laboratorium mengatakan kau harus dirawat

Tetapi rumah sakit penuh. Dipenuhi luka
Setiap orang memang terluka
meski ada sebagian yang tak sadar
dirinya terluka
bahkan jauh lebih nganga

Perasaan seorang ayah dijumpalitkan
dari telepon ke telepon
ketika sang petugas berkata tak tersisa lagi
ruangan untuk merawatmu

Sehingga aku berharap angin itu
menerbangkan kita ke tempat yang jauh
ke tempat tak ada satu orang pun merasa sakit
dan kita menjadi pasien sendirian
Eksklusif
seperti para penyair, jika tak ingin disebut kesepian

Kapan lagi, kita akan pergi ke taman bermain
tetapi tolong biarkan ayah duduk sendiri
memandangimu dari bawah
agar suatu saat nanti ayah terbiasa
melihatmu menuju angkasa

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *