Jika Kamu Bertanya Padaku tentang Perasaan
Aku akan mengajakmu ke bioskop. Sebuah film yang tayang di hari terakhir.
Semua bangku kosong, kecuali kita
Ketika lampu dimatikan, bayangkanlah sang produser, sang sutradara menyimak dua orang tolol di Cine Crib menganalisis seolah karib
dengan segala pikiran yang tersembunyi.
Sepanjang film, mata kita terpaku ke layar
Aku tak menggenggam tanganmu. Aku tak tahu di mana tanganmu.
Udara dingin yang tak alami itu
berusaha melempar semua praduga kita ke kutub.
Lalu waktu berlalu begitu saja. Kita bahkan tak hapal siapa-siapa saja
yang memerankan setiap tokoh. Kita bahkan lupa alasan kenapa kita memutuskan menonton film itu bersama-sama.
(2019)
Pelajaran Pertama Membeli Pembalut
Ia masuk minimarket, mengambil keranjang
mondar-mandir di lorong sambil berpura-pura melihat barang
Sesekali ia menengadah ke arah CCTV
Semoga ia tidak terlihat seperti pencuri
Ia tidak mencari tissue basah, tidak juga butuh popok
untuk anaknya yang baru berusia dua tahun
Yang lahir lebih kecil dari ukuran kebanyakan
Yang kini ia awasi betul-betul pertumbuhan, terutama lingkar kepala dan berat badan
Ia melongok ke atas rak, mencari pembalut wanita
Meski ia laki-laki
Ia pikir begitulah cara memulai untuk bisa memahami perempuan
Misi berbahaya, tak boleh salah
Sebuah pembalut yang memiliki sayap
Tak boleh tak bersayap
Meski tak tahu betul apa bedanya
Begitulah salah satu cara menjadi lelaki sejati
Setelah tak mampu berbuat apa-apa saat melihat wanita datang bulan,
mengandung, melahirkan, menyusui, dan sendiri
di rumah, menunggu kereta yang tak punya perasaan
mengantarkan lelakinya pulang ke rumah
(2019)
Dia Percaya pada UFO
Dia percaya pada UFO, pada yang asing, pada
yang tak dikenal, pada yang diragukan dan diperdebatkan,
pada sesuatu yang membuat orang penasaran
sekaligus mampu menghadirkan ketakutan.
“Jika suatu saat sebuah UFO raksasa
muncul di tengah kota
membunuh umat manusia, apa
kamu masih percaya pada Tuhan?”
Begitu pertanyaan muncul di kepalanya
dan dia bahagia jika ia mampu lari
dan bertahan atau tidak bertahan.
(2019)
One Comment