Klitik adalah morfem terikat yang memiliki makna leksikal. Klitik adalah bentuk yang secara fonologis terikat, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal bentuk ‘-nya’ dalam kata ‘bukunya’.
Klitik terbagi dua: proklitik dan enklitik. Klitik bisa melekat depan kata pangkalnya, disebut proklitik. Klitik juga bisa melekat belakang kata pangkalnya, disebut enklitik.
Contoh Proklitik
swa- = swalayan
ekstra- = ekstraketat
maha- = mahaadil
ku- = kuambil
kau- = kauambil
anti- = antikekerasan
dwi- = dwitunggal
tri- = tridarma
catur- = caturwarga
panca- = pancausaha (tani)
dasa- = dasadarma
nir- = nirlaba
a- = amoral
ab- = abnormal
antar- = antardesa
bi- = bikarbonat
nara- = narasumber
infra- = inframerah
multi- = multiguna
purna- = purnatugas
pra- = prasejarah
semi- = semiprofesional
non- = nonkolaborasi
Contoh Enklitik
-ku = bukuku
-mu = sikapmu
-nya = katanya
-isme = monoisme
Penulisan Proklitik Ku- dan Kau- yang Sering Keliru
Nah, sesuai definisinya, penulisan proklitik tersambung dengan kata yang mengikutinya. Namun, ada saja penulisan proklitik yang sering keliru, yaitu penulisan Ku- dan Kau-. Tidak sedikit orang yang masih menuliskan proklitik itu terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Proklitik ku- adalah bentuk ringkas atau varian dari kata “aku”, sedangkan kau- merupakan bentuk ringkas atau varian dari kata “engkau”. Untuk penulisan proklitik ku- sebagian besar tidak menemui masalah, meski masih ada yang keliru. Namun lebih khusus untuk kau- tidak sedikit penulis yang bingung karena kau juga hadir sebagai sebuah kata, bersinonim dengan kamu, dan lazim digunakan bagi orang Sumatra misalnya.
Khrisna Pabichara mengatakan, baik proklitik ku- maupun kau- sama-sama digunakan pada kalimat yang menggunakan kata kerja pasif. Rumus asal-asalannya adalah tiap kata yang dapat dibubuhi ku- berarti dapat pula diimbuhi kau-. Ia pun memberi contoh:
Coba perhatikan pasangan kata berikut: kubaca-kaubaca, kumakan-kaumakan, kutinggalkan-kautinggalkan, kulupakan-kaulupakan, kuterima-kauterima. Lihat dengan saksama, semua kata yang mengikuti proklitik ku- dan kau- adalah kata kerja.
Beda kasus bila kata yang mengikuti proklitik tersebut bukanlah kata kerja. Maka, penulisannya harus dipisah. Tunggu dulu, apakah semua kata kerja yang mengikuti proklitik harus ditulis tersambung dengan proklitik tersebut?
Jawabannya tidak. Kata kerja yang mengikuti proklitik ditulis tersambung apabila kata kerja tersebut adalah bentuk dasar kata dan kata turunan yang berakhiran.
Sebagai contoh:
Kulempar, kulemparkan, kulempari
Kausanding, kausandingkan, kausandingi
Bagaimana dengan kata kaumelempar?
Kata tersebut salah karena proklitik tidak berlaku untuk kata turunan yang memiliki awalan. Kata tersebut bisa diubah menjadi kaulempar atau tulis secara terpisah menjadi kau melempar.
Semoga saja setelah ini kita tidak bingung lagi ya dalam menulis proklitik. Yes.