Menanti Miss Marvel dalam Rahim Istriku

Terbaca soal NIPT Test dan gara-gara punya keponakan baru, keinginan untuk memiliki anak lagi itu semakin kuat. Apalagi keponakan baruku itu laki-laki, membikin kerinduan untuk memiliki seorang anak laki-laki membuncah. Ya, saat ini aku sudah memiliki 2 orang anak dan keduanya perempuan.

Anakku yang pertama sekarang sudah kelas 5 SD, sedangkan anakku yang kedua menginjak tahun kedua di Taman Kanak-kanak. Tadinya kami pikir dua anak cukup. Sebab kehamilan istriku berisiko. Dua kali kehamilannya selalu disertai preeklampsia. Keracunan kandungan. Yang membuat tekanan darahnya naik tinggi secara drastis dan berbahaya bila harus melahirkan secara normal. Jadinya, dua kali pula ia dioperasi, dan penambahan jumlah operasi kelahiran akan semakin riskan seiring bertambahnya usia.

Memang kami sudah konsultasi ke dokter, dan dokter mengatakan sebenarnya kondisi rahim dan jahitan baik-baik saja dan tidak ada masalah jika ingin program punya anak lagi.

Namun setelah menonton habis serial Miss Marvel, sepertinya aku tak begitu ngotot harus punya anak laki-laki. Anak perempuan pun tak masalah. Aku membayangkan jika hanya 2 anak, masa tua kami akan terasa begitu sepi. Masa-masa lucu anak-anak sudah akan berlalu. Sang Kakak sebentar lagi akan akil baligh. Sang adik sudah sibuk dengan SD. Kalau ada bayi lagi kan seru-seru gimana gitu.

Bahkan, percaya atau tidak, kalau punya anak perempuan, ingin kuberi nama Kamala. Hanya saja mengingat kebiasaan pemberian nama dengan konsonan ganda bagi anak-anakku sebagai harapan karakter yang teguh, ejaannya akan menjadi Kamalla. Kalau laki-laki harus ada nama Gamma.

Dua kali menemani kehamilan istri ada pelajaran penting yang kuambil. Yakni bagaimana kita sebagai suami sudah harus aware dengan keadaan janin di dalam kandungan sejak dini. Alasan pertama adalah soal teori 1000 hari yang sudah dimulai sejak dalam kandungan untuk mencegah stunting. Di sini kebutuhan ibu hamil sudah harus kita penuhi dengan baik semampu kita. Kedua, soal kandungan itu sendiri.

Nah, di sinilah ada yang namanya NIPT Test. Sederhananya, NIPT Test adalah bentuk tes skrining yang bertujuan mengidentifikasi kelainan kromosom bayi yang belum lahir, yang dapat diindikasikan dengan menguji darah ibu. Melalui tes ini, kita bisa mengetahui lebih detail mengenai kesehatan anak dalam kandungan. Apalagi pemeriksaan lewat NIPT tes tergolong aman dan minim risiko bagi ibu dan janin.

NIPT Test ini seringkali dipakai untuk menguji beberapa hal, di antaranya:

  • Pengujian terhadap normal tidaknya kromosom autosom.
  • Menentukan jenis kelamin bayi dengan pemeriksaan kromosom seks XX atau XY.
  • Kemungkinan terhadap adanya kelainan pada kromosom sehingga bisa menimbulkan kelainan genetik pada janin.
  • Kemungkinan adanya kelebihan terhadap kromosom autosom yang menjadi tiga salinan. Situasi ini lazim disebut sebagai trisomi yang bisa menimbulkan Down Syndrome (kromosom 21).
  • Pemeriksaan terhadap kromosom nomor 13 yang bisa menimbulkan sindrom Patau.
  • Pemeriksaan terhadap kromosom nomor 18 yang bisa menimbulkan sindrom Edward.

Kelainan pada bayi di atas dapat dideteksi lebih dini dengan NIPT. Metode ini sangat tepat dalam menemukan adanya Down Syndrome dengan tingkat akurasi mencapai 99%. Sementara pemeriksaan terhadap trisomi 18 mencapai 97% dan trisomi 13 tingkat akurasinya hingga 87%. Selain itu bila terjadi situasi di mana kromosom DNA tidak terbentuk secara lengkap, atau disebut deletion syndrome, janin berisiko mengalami kelainan-kelainan. Mulai dari Tri du Chat Syndrome, Prader Willi Syndrome, dan beberapa jenis kelainan lainnya.

Sayangnya ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi akurasi dari tes ini. Mulai dari keadaan obesitas atau terlalu cepat mengetesnya ketika kehamilan kurang dari 10 minggu. Kondisi lain yang turut mempengaruhi akurasi NIPT test adalah janin dalam kandungan merupakan hasil dari sel telur donor, adanya konsumsi obat pengencer darah tertentu, kehamilan kembar, dan kandungan bayi merupakan hasil dari sumbangan sperma dan sel telur.

NIPT test ini disarankan untuk ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun. Pas buat istriku yang tahun ini berusia 36 tahun. Selain itu, NIPT disarankan kepada orang tua dengan kelainan pada kromosom lainnya, terutama translokasi robertsonian dan yang memiliki riwayat bayi dengan kelainan trisomi.

Di luar itu, aku percaya kehadiran seorang anak adalah keajaiban. Seperti kata Abbu dalam Miss Marvel ketika menerangkan arti Kamal, yang menjadi sebab penamaan Miss Marvel (Kamal = Marvel). Semoga Tuhan memberikan keajabian itu bagi kami. Amin.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *