Kenapa Tidak Pernah Homebase?

Saya baru saja mengisi survei kesehatan mental di kantor. Hasilnya stresku sangat tinggi. Walau tidak terlihat, rasanya belakangan apa-apa saja begitu melelahkan. Terasa energi negatif mulai menyelimuti diri ini.

Sejak TMT CPNS 1 Desember 2010, saya belum pernah ditempatkan di homebase atau di pilihan yang sesuai dengan keinginan. Adapun jeda terlaksana karena di luar keputusan mutasi. Misalnya, setelah penempatan pertama di Sumbawa Besar, 3,5 tahun kemudian saya “kabur” tugas belajar ke PKN STAN (Bintaro) lagi. Dan setelah itu (2016) ditempatkan di Jakarta, padahal sudah minta ke Sumsel saja. Tahun 2021. saya kembali “kabur” tugas belajar, dan yah, tujuannya pulang kampung ke Palembang. Tahun 2023 kembali ke Jakarta meski hanya setengah tahun sebelum promosi (Oktober) ke Banda Aceh sampai sekarang.

Artinya sekarang sudah selama 1 tahun 6 bulan lebih saya di Banda Aceh. Dan jujur saja, rasanya betah-nggak betah. Kebetahan ini karena disumpal pembenaran, “Ah, dari yang baru promosi saat itu, hanya ada 2 orang yang ditempatkan di Kanwil Besar di Sumatra. Salah satunya saya. Berarti alhamdulillah.” Tapi keinginan purba untuk bisa ke Sumbar atau Sumsel itu masih ada.

Apalagi ya… Aceh itu jauh banget lho. Nggak bisa semena-mena bilang kan masih sesama Sumatra, berarti dekat. Kalau lewat darat, Aceh-Palembang itu sekitar 42 jam. Kalau naik pesawat, connecting flight tetap harus ke Jakarta dulu, baru sambung ke Palembang. Atau juga bisa via Medan… yang perjalanan daratnya ditempuh dalam waktu 10-12 jam baru setelah itu naik pesawat Medan-Palembang. Sedangkan kalau naik pesawat, tidak ada yang connecting/harus menginap dulu di Medan. Jangan tanya berapa biaya habisnya.

Dan, yah, rasanya setelah ini, pengen sekali, tujuan mutasi yang dikehendaki itu terpenuhi. Karena sekali lagi, entah kenapa segala sesuatunya terasa lebih melelahkan akhir-akhir ini. Pindah tidak semudah dahulu. Setelah anak sekolah, dan segala permasalahan anak remaja, sedikit-banyak psikologi mereka pun terpengaruh. Kayak… bisa nggak ya ada jeda untuk menstabilkan segala ini?

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *