Dari Bukittinggi ke Lembah Harau, Terima Kasih Traveloka PayLater

Hujan seperti diberi formalin. Dari Alahan Panjang tadi, hujan mengiringi perjalanan kami. Awet sekali. Dalam kondisi seperti itu, tak berani kukemudikan kendaraanku dengan cepat. Kesabaran dikedepankan dalam sisa jarak tempuh kurang dari 20 km ke Bukittinggi. Apalagi kabut sudah mulai turun. Jarak pandang kurang dari 10 meter.

Kebun Teh di Alahan Panjang

Ini adalah perjalanan keduaku ke Bukittinggi. Padahal sudah lebih dari 10 tahun aku menjadi urang Sumando (sebutan untuk pria yang menikahi wanita Minangkabau). Kebanyakan perjalanan pulang kampung ke Talang Babungo (12 km dari Pasar Alahan Panjang) terjadi pada saat libur lebaran. Dan pada saat itu, jalan ke tempat-tempat wisata, terutama Bukittinggi, akan sangat macet. Jadilah aku memilih di rumah saja daripada terjebak kemacetan selama berjam-jam. Baru ini, karena sedang dalam status Tugas Belajar, aku bisa curi start liburan sebelum libur nataru. Begitu anak-anak selesai ujian, kami berangkat.

Jam Gadang di Bukittinggi

Liburan tahun sebelumnya, aku punya pengalaman buruk saat mau ke Bukittinggi. Saat itu aku sudah memesan penginapan lewat sebuah aplikasi. Sebelum ke Bukittinggi, aku berbelok untuk menengok air terjun Lembah Anai. Hari sudah cukup sore waktu itu, dan aku memutuskan makan malam lebih cepat di Padang Panjang. Entah ada ilham apa, aku memutuskan menelepon penginapan yang aku tuju untuk mengabarkan bahwa aku akan check in lebih malam karena jalanan Padang Panjang-Bukittinggi di Google Maps berwarna merah (alias macet). Namun, saat dikonfirmasi data pemesan, pihak penginapan bilang tak ada pemesanan atas namaku dan mereka merasa tidak pernah terdaftar di aplikasi perjalanan itu. Memang sih, setelah protes ke pihak aplikasi, uangku bisa kembali, tapi liburan kami ke Bukittinggi urung karena sudah rusak mood-ku. Mobil kami putar balik menuju Solok, dengan melewati Danau Singkarak terlebih dahulu, sebelum pulang ke Palembang.

Sejak saat itu, aku tak mau coba-coba pakai aplikasi lain selain Traveloka yang memang sudah terjamin.

Kucari penginapan di Traveloka. Karena tidak musim liburan, muncul banyak pilihan. Enaknya pakai Traveloka adalah kita bisa menetapkan rentang harga dan kemudian mengurutkannya berdasarkan rating dari pengunjung. Selain harga, rating ini menjadi acuanku untuk menentukan penginapan.

Kalau ke Bukittinggi, jangan coba-coba pesan hotel mendadak pada masa liburan. Semua yang terdaftar di aplikasi bisa penuh!

Pilihanku jatuh ke D’Ostha Residence Syariah. Penginapan berbentuk rumah/guest house dengan tarif 100 ribuan ini punya rating di atas 8. Jaraknya pun tidak jauh dari Jam Gadang yang merupakan landmark Kota Bukttinggi. Hanya sekitar 2 km.

Dalam perjalanan seperti ini seringkali aku membutuhkan kecepatan akses pembayaran. Tidak bisa hanya mengandalkan membawa uang yang cukup atau saldo di ATM.

Kemudahan itu pun ditawarkan Traveloka melalui fitur Traveloka PayLater. Jadi kita bisa menggunakan PayLater untuk membayar semua produk di Traveloka kecuali beberapa produk Tagihan & Isi Ulang seperti Pulsa & Paket Internet, Voucher Game, Kartu Kredit, Angsuran Kredit, dan Uang Elektronik.

Bila mau belanja di luar Traveloka, kamu bisa menggunakan Traveloka Paylater Virtual Number. Traveloka PayLater Virtual Number merupakan metode pembayaran menggunakan sistem cicilan, yang memungkinkan para penggunanya dapat bertransaksi tidak hanya di Traveloka, akan tetapi juga di berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Bukalapak, Blibli, Jd.id, dan Lazada, serta berbagai merchant.

Tidak sulit untuk mendapatkan layanan tersebut. Hanya dengan KTP kita sudah bisa melakukan pengajuan kredit dengan batas usia 70 tahun. Proses verifikasinya paling lama 60 menit dan sudah bisa langsung dipakai. Selain itu limit pinjamannya sangat besar, bahkan mencapai 50 juta rupiah.

Layanan ini tentu bermanfaat banget terutama buat perjalanan mendadak. Meski perjalanan ke Sumatra Barat ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, yang pasti baru sampai ke Bukittinggi. Perjalanan dadakan adalah ketika aku melanjutkan perjalanan ke Lembah Harau.

Ngarai Sianok

Ya, setelah menginap semalam di Bukittinggi, memesan makanan trademark seperti Minas (Mie-nasi goreng campur), teh telur, dan menikmati Jam Gadang beserta panorama Ngarai Sianok, aku pun memutuskan lanjut ke Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota.

Sarasah Bunta di Lembah Harau

Perjalanan dadakan itu seru dan punya tantangan tersendiri, termasuk tantangan finansial. Dengan adanya Traveloka Paylater, itu akan membantu banget mewujudkan cita-cita jalan-jalan kita meski uangnya belum terkumpul.

Dalam ekonomi, ada istilah cost of fund yang berhubungan dengan opportunity cost. Nah, Traveloka PayLater ini melahirkan frasa cost of happiness. Bila didedahkan definisinya adalah, harga dari sebuah kebahagiaan yang kita dapatkan pada waktu tertentu.

Fakta menarik Traveloka Paylater

Traveloka Paylater bekerjasama langsung dengan Danamas salah satu perusahaan

Seluruh transaksi melalui Paylater diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dapat digunakan oleh pemilik akun berusia 21 – 70 tahun.

Syarat utama pendaftaran hanya berupa KTP serta dokumen pendukung (kartu keluarga, BPJS, atau NPWP).

Pendaftaran hingga persetujuan Traveloka Paylater berlangsung singkat, yaitu sekitar 60 menit.

Limit Traveloka Paylater berkisar mulai dari Rp2.000.000 hingga Rp10.000.000 per akun.

Traveloka Paylater tidak menarik biaya tahunan.

Rentang cicilan yang ditawarkan fleksibel, yaitu 1 – 12 bulan dengan minimal pembayaran Rp100.000 setiap bulannya.

Metode pembayaran cicilan beragam, mulai dari bank transfer, ATM, hingga virtual account.

Dapat dijadikan alat pembayaran diberbagai produk Traveloka, seperti tiket pesawat, hotel, bahkan kuliner.

Traveloka Paylater memiliki jaminan proteksi unggul bagi penggunanya, mulai dari notifikasi login, autentikasi dua faktor, autentikasi biometrik, hingga Traveloka Secret Code (Paylater).

Tentu akan berbeda rasanya jika kita bisa mewujudkan jalan-jalan pada waktu yang kita inginkan dibandingkan dengan menunggu uangnya terkumpul lalu jalan-jalan. Perbandingan itu membuat bunga cicilan PayLater (sebagai cost) jauh lebih rendah dari kenikmatan yang kita dapatkan. Toh, bunga PayLater memang sudah sangat rendah. Traveloka PayLater menetapkan sistem bunga flat antara 2,14% sampai 4,78%. Nominal bunga tersebut bergantung pada masa cicilan yang dipilih. Kita bisa mengajukan tenor selama satu bulan hingga 12 bulan. Tidak ada biaya lain seperti biaya administrasinya yang gratis. Soal tagihan PayLater, kita tak perlu khawatir lupa melakukan pembayaran karena notifikasi akan dikirimkan melalui email maupun SMS sebelum tenggat pembayaran.

Sayangnya, di Lembah Harau hampir tidak ada hotel yang terdaftar di aplikasi. Keberadaan hotel-hotel itu berada di Kota Payakumbuh, yang berada di radius sekitar 10 km dari lokasi Lembah Harau. Sementara penginapan-penginapan di Lembah Harau masih dikelola secara konvensional.

Kalau ada kesempatan lain, aku berharap banget kalau di sana makin banyak pilihan hotel yang bisa dilihat di Traveloka. Lalu aku akan menghabiskan waktu minimal 3 malam di Lembah Harau untuk mengeksplorasi wilayah tersebut. Satu malam terasa kurang banget karena Lembah Harau sebenarnya memiliki banyak sekali air terjun. Sebagai pencinta air terjun, rasanya nanggung kalau tidak mengunjungi semua yang bisa dijangkau.

Buat teman-teman yang ingin merasakan keseruan perjalanan dadakan dan mau mencoba layanan Traveloka PayLater, berikut ini tips bijak pemakaian Traveloka Paylater dariku:

  1. Perhatikan kemampuan bayarmu. Sesuai rumus golden ratio, cicilan yang boleh kamu lakukan maksimal adalah 30% dari penghasilanmu per bulan. Jangan lebih!
  2. Pergunakan limit pinjaman secara bijak. Pada dasarnya pinjaman kita lakukan ketika kita merasa butuh dan tidak punya uang tunai untuk memenuhinya. Terkadang kita tergoda untuk melakukan transaksi akibat iming-iming diskon dan tanpa sadar sudah mendekati limit pinjaman kita. Dan akibatnya, kita tidak bisa melakukan pinjaman lagi padahal lagi butuh banget.
  3. Perhatikan notifikasi tagihan. Jangan sampai terlambat membayar cicilan.

Demikianlah, sekelumit cerita perjalanan. Buat kamu yang memahami cost of happiness, pasti sepakat kalau jujur guna banget pakai PayLater. Kita bisa melakukan inverse dari menabung untuk kepuasan yang kita dapatkan lebih dahulu. Yuk, ke mana kita lagi dengan PayLater?

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *