Belajar Mengendarai Mobil

Kira-kira satu minggu yang lalu, aku mendapat kejutan. Bapak datang dari Palembang, berdua, mengendarai mobil. Mobil itu belum pernah kukenal. Ternyata, mobil itu kemudian ditinggal. Hadiah untukku.

Padahal aku belum punya SIM A. Aku belum bisa mengendarai mobil. Dulu pernah kursus. Sudah bisa parkir, mengitari kota Palembang. Jalan di kampung beberapa kali. Namun, aku tak menyetir lagi karena suatu pagi ketika aku diminta mengeluarkan mobil dari garasi rumahku yang sempit, karena masih mengantuk, aku keliru memundurkan mobil. Harusnya mobil itu mundur lurus dulu, baru dipatah kiri. Tapi pagi itu, aku membelokkan setir ke kanan. Sontak saja mobil itu menyerempet dinding. Dan aku kena marah habis-habisan. Sejak itu, aku tak mau menyetir mobil lagi.

Menyesal juga, di usia yang nyaris 29 tahun, aku belum bisa menyetir mobil. Dalihku, aku tak ingin punya mobil. Tak mampu beli mobil saat ini karena harga mobil nyaris seharga rumah. Aku lebih suka membeli aset-aset yang tak mengalami penyusutan.

Namun, keadaan istri yang sedang hamil tua anak kedua membuatku berpikir, nantinya aku akan butuh mobil. Rumah di kampung, jauh dari manamana. Membawa bayi mungil ke dokter, dengan ancaman musim hujan, tak baik untuk dirinya juga. Dan menaiki motor berempat, rasanya akan mengerikan karena jalan yang jelek.

Hadiah itu pun kuterima dengan terima kasih.

Singkat cerita, selama 3 hari aku belajar mobil. Maju mundur, lalu berani jalan di jalan tanah dekat komplek, lalu menuju lapangan sepakbola. Setelah sukses agak mulus masukin kopling, ganti gigi, parkir, aku pun berpuas diri. Setelah itu, sang sopir pulang ke Palembang. Dan aku baru berkesempatan mindahin mobil Rabu lalu. Alhamdulillah sukses untuk pertama kalinya walaupun nyaris nyerempet tembok.

Minggu ini berencana lanjut latihan menyetir di lapangan. Namun, hujan turun dengan deras. Dan ketika reda, lewat lapangan kulihat sebuah palang. DILARANG BELAJAR MOBIL DI LAPANGAN INI. Ternyata, sekarang sudah dilarang.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *