Susahnya Memesan Grab dengan Grabpay

Setiap hari kerja aku harus menggunakan moda transportasi Ojek Online. Karena ada promo, belilah aku grabpay 100 ribu dengan bonus 100 ribu juga. Tentu promo ini menarik banget. Apalagi dalam transaksi hariannya, memakai Grabpay bisa dapat potongan 50%. Jadinya, dari Stasiun Gondangdia ke kantor, aku hanya harus membayar sekitar Rp4.000,- saja. Menggiurkan bukan?

Namun, kenyataan di lapangan memunculkan variabel lain. Setiap pagi, saya kesulitan mendapat driver Grab bila metode pembayaran menggunaka Grab Pay. Paling cepat perlu menunggu dua pencarian, pernah tiga kali, dan pernah pula bermenit-menit sehingga harus kubatalkan pesan dan mengganti ke Ojek Online yang lain. Padahal, 1 menit begitu berharga. Telat 1 menit ke kantor, potongannya lumanyun dah.

Singkat kisah, bertemulah saya dengan driver Grab yang bersedia menjemput, dan saya curhat. Lalu si abang itu menyiyakan. Memang begitu keadaannya kalau pagi. Jarang sekali ada driver Grab yang mau mengambil pesanan kalau pakai Grabpay. Mereka lebih suka uang tunai, buat beli bensin, rokok, atau uang kembalian nantinya.

Grab memang tidak mengotomatisasi pesanan seperti Uber. Jadi driver punya hak untuk ambil atau tidak pesanan itu. Kenyataan pilihan seperti tadi bikin customer tidak puas. Hendaknya pihak Grab memikirkan solusi dengan insentif tertentu. Misalnya driver yang ambil pesanan Grabpay mendapat poin lebih tinggi, atau kredit ke driver tersebut lebih tinggi dari pesanan dengan menggunakan uang cash.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *