Pesona Keindahan Air Terjun Jeruk Manis di Lombok Timur

Air terjun yang pertama kali kukunjungi adalah Air Terjun Jeruk Manis di Lombok Timur. Perjalananku ke air terjun yang sering disebut air terjun Jukut ini sebenarnya tidak direncanakan. Bakda menikmati sunrise di Poto Tano, saya melanjutkan perjalanan ke Lombok Timur, dan tak menyangka akan pergi untuk menemui pesona keindahan Air Terjun Jeruk Manis itu.

Selesai menyeberangi selat Alas, aku naik ojek dan turun di Rempung. Di sana, teman karib saya, Fatih Kudus Jaelani sudah menunggu. Kudus kemudian mengajak saya ke rumah temannya yang punya kolam ikan nila. Kami pun menangkap beberapa ekor ikan sebelum menggoreng dan menyantapnya dengan lahap.

Ide untuk ke air terjun itu datang begitu saja. Aku sih memang ingin jalan-jalan. Katanya dekat dan bisa ditempuh menggunakan motor. Jadi, aku menyetujui.

Air Terjun Jeruk Manis

Air terjun jeruk manis

Air Terjun Jeruk Manis atau sering disebut dengan Air Terjun Jukut atau juga dikenal oleh penduduk lokal sebagai Aik Temer mempunyai ketinggian + 40 m dengan curah debit air yang sangat besar dan jernih.  Letaknya berada di kaki Gunung Rinjani sebelah selatan di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani.

Air terjun jeruk manis

Menurut cerita turun temurun, air terjun ini dipercaya dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit terutama untuk menyuburkan rambut.

Bersama Kudus dan kedua teman yang lain, kami berempat menuju Kembang Kuning dari Masbagik. Salah satu motor tampak kepayahan. Berasap. Karena harus mendaki lumayan tinggi. Tapi, alhamdulillah, 40 menit kami bermotor sampai juga di pintu masuk. Tiketnya Rp2.500,00 dan dari pintu masuk, kami masih harus berjalan kaki sejauh 1,5 km lagi.

Aku menepok jidat, badanku sudah gemuk begini, jarang berolahraga, pasti susah payah menempuh jalanan menanjak itu. Oh ya, di kawasan ini juga terdapat banyak bungalow, banyak turis asing di sini. Namanya Tetebatu. Nah kalau ada teman-teman yang mau bulan madu, kawasan Tetebatu di Kembang Kuning cocok untuk tempat mencari kedamaian dengan udaranya yang sejuk dan pemandangan yang asri.

Perjalanan ke Air Terjun Jeruk Manis

Sepanjang perjalan, kami mengobrol. Membaca puisi. Membahas puisi-puisi yang masuk Kompas, layak atau tidak. Sesekali berpapasan dengan bule, dan saling menantang, siapa yang berani mengajak bule itu ngobrol. Di sela itu, saya salut dengan pemerintah Lotim. Akses jalan aspal sangat mulus dan jalan menuju air terjun pun telah dibuat track khusus. Jalan di tengah hutan jauh dari kesan suram. Apalagi di beberapa titik ada tempat istirahat, pondokan-pondokan yang sudah berisi anak-anak pacaran.

Air terjun jeruk manis

Napas saya ngos-ngosan sebenarnya, tapi lamat terdengar suara gemericik air yang dibawa angin. Suara monyet, burung-burung. tetapi harus waspada bila saja ada ular mencegat di jalan.  Ya, sekitar 15-20 menit berjalan, akhirnya untuk pertama kalinya saya melihat air terjun dengan ketinggian seperti itu. Di sebelah saya ada seorang turis asing. Saya ajak ngomong bahasa Inggris, nggak karuan juga. Ternyata dia dari Polandia. Bahasa Inggrisnya tidak lebih bagus dari saya.

Ya, hari itu suasana air terjun cukup ramai. Itu sebenarnya kurang asik. Saya suka kesunyian. Tapi itu tak mengurangi antusiasme kami yang mulai berkeringat karena penanjakan. Serta merta kami taruh tas, membuka baju dan mandi sepuas-puasnya

Baca Juga: Keindahan Air Terjun Oehala di Soe

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *