Tak bisa kulupakan perjalanan tiga tahun silam. Atas petunjuk Bung Koesnady Deo, teman-teman Adventurous Sumbawa melakukan perjalanan ke daerah Labangka. Tepatnya Labangka III. Di sana ada pantai tersembunyi yang indah sekali dengan garis pantai yang begitu panjang. Namanya pantai Leppu.
Dinamakan Leppu sesuai dengan nama aliran air/ kokar/ avour/ sungai yang bermuara di pantai itu sendiri. Aliran ini merupakan bagian dari jejeran blok selanaru yang berasal dari kata sela yang berarti celah/ lembah (bahasa Sumbawa) dan naru yang berarti panjang (bahasa Bima).
Pantai Leppu sebenarnya tidak begitu jauh dari Sumbawa. Bila dilihat di Google Maps, jaraknya sekitar 74 km. Lalu berbelok ke kanan menuju Labangka III kira-kira 5 km melewati perkebunan rakyat yang didominasi dengan tanaman jagung. Tim Adventurous Sumbawa saat merambah kawasan ini pun menempuh perjalanan dengan konvoi motor. Bila bukan dengan kendaraan pribadi, mungkin masih agak sulit.
Pantai Leppu terbilang punya panorama yang unik. Ada bebatuan karang besar di pantai tersebut yang mengingatkan kita pada Tanah Lot di Bali. Butiran pasirnya pun sehalus merica seperti pantai Kuta di Lombok. Tapi bukan hanya itu, bentangan pantainya begitu panjang sehingga kita bisa melihat tidak hanya satu jenis pasir di pantai Leppu. Selain pasir merica, di pantai ini juga bisa temukan pasir besi (pasir hitam) dan pasir pantai pada umumnya yang biasa.
Pasir putih yang halus sebenarnya mengindikasikan keberadaan terumbu karang di laut di sekitarnya. Lautan masih asri, belum tercemar. Namun, sangat berbahaya jika kita nekad hendak melakukan wisata bawah air di sekitaran Labangka. Ombaknya begitu ganas, dan memiliki pola yang sulit ditebak. Di dekat karang besar pun, ombak cenderung memusar, sehingga diharapkan para pengunjung harus berhati-hati jika hendak bermain air di sekitaran pantai. Di titik itu, pernah ada yang meninggal karena terjebak ombak lho.
Perjalanan ke Leppu berkesan bukan hanya karena pemandangannya, tetapi juga kebersamaan dengan teman-teman Adventurous Sumbaw. Kami urunan 15.000 buat beli ikan, nasi, dan bumbu. Yang perempuan memasak begitu sampai di tempat. Lalu kami makan bersama dengan lahap.
Leppu
tak ada artinya kecantikan
di pasir pantai leppu
segala pandangan yang dilepas
ke laut bebas
tak pernah benar menemukan batassatu ton merica ditumpahkan langit
dan penyu-penyu yang ingin menitipkan telur
di bibir pantai leppu
melihat doa-doa terbang
seperti sepasang burung elang
yang mencari seekor ikan yang terdampar
karena keracunan ombak
mimpi seorang pelancaraku bertaruh, sejumlah duri-duri kaktus
yang gigih tumbuh di batu karang,
telapak kaki para pejalan
tak akan lecet atau lepuh
bila satu batu tajam atau onak duri merunjam
dan akan terus melihat ke depan
dan hati merunduk, mengagumi kebesaran Tuhan
yang melepaskan kecantikan
pada alam dan pemandangansejumlah itu pula, aku ingin menulis surat
dalam sebuah botol
dan menyerahkannya pada nasib
kepada siapa nanti ia akan terbaca
sejumlah pasir yang juga ikut serta
akan ditaburkan ke makamnyaatau makam milikku
sendiri(2014)
Selain itu, perjalanan ke Leppu ini menginspirasiku membuat sebuah cerpen berjudul Katak Bunuh Diri. Cerpen itu terinspirasi karena melihat katak-katak menyeberang jalan di Labangka. Cerpen itu memenangkan sebuah lomba menulis tingkat nasional dan aku mendapatkan hadiah perjalanan ke Belitung karenanya. Sungguh, nikmat Tuhan mana yang mau kudustakan?