Para penyair dari Bengkel Sastra Maluku mencanangkan perayaan 200 tahun perjuangan Pahlawan Nasional Pattimura dan kawan-kawan. Pencanangan dilakukan di Workshop Coffee Ambon, Senin 16 Mei 2016.
Sejarah Pattimura termasuk asal-usulnya yang beragam tidak mampu dijelaskan secara tuntas oleh para sejarawan sehingga sering menjadi bahan debat yang tidak pernah selesai. Melalui puisi diharapkan semua kebesaran Pattimura dan kawan-kawan dalam perjuangannya dapat dipertemukan tanpa harus dipertentangkan.
Pencanangan perayaan 200 Tahun Pattimura dan kawan-kawan ditandai dengan penulisan puisi kolaboratif yang dilakukan para penyair dan warga Ambon pengunjung Workshop Coffee. Kata-kata yang ditulis para pengunjung itu selanjutnya dirangkai oleh penyair Weslly Johannes dan Rudi Fofid, menjadi dua puisi bertema Pattimura dengan judul “Patah Leher” dan “Pattimura”. Itulah dua puisi pertama dari seribu puisi yang akan diluncurkan dalam antologi puisi Pattimura tahun 2017, bertepatan dengan perayaan 200 tahun Pahlawan Pattimura.
Para penyair, penyair pemula, calon penyair bahkan bukan penyair, dari anak-anak sekolah dasar sampai para pensiunan, para guru, jurnalis dan siapa saja diundang untuk ikut menulis dalam buku ini.
Menurut Rudi Rofid dari Bengkel Sastra Maluku, angka seribu adalah sebuah angka psikologis sebab Maluku adalah Daerah Seribu Pulau dan Pattimura diabadikan dalam lembar uang seribu Rupiah. Selain itu, para penyair Maluku ingin mengekspresikan seribu ide dengan seribu cinta kepada Pattimura dan kawan-kawan, Maluku dan Indonesia.
Kirim puisimu tentang Pattimura ke email rudifofid@gmail.com.
Puisi-puisi tersebut akan dikumpulkan sampai 1000 judul, dan diterbitkan sebagai Antologi 1000 puisi Pattimura, 15 Mei 2017.
More Info:
Bengkel Sastra Maluku (click here)