Tiga Curug di Bogor: Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung

Curug Kawung
Curug Kawung

Perjalanan sejauh 31 km kurang-lebih dari Kampung Baru Citayem itu terbayar dengan keindahan tak terperi. Panorama pegunungan yang serba hijau terbentang di sepanjang jalan. Udara dingin pun seperti seorang kekasih yang lama tak bertemu, yang langsung memberi pelukan terbaiknya ketika motor yang kukendarai mulai mendaki menuju Curug Nangka.

Kakak keempat sedang berkunjung dari Palembang. Aku pun mengajaknya jalan-jalan. Pilihan jatuh ke Curug Nangka karena jarak tempuhnya masih dapat diterima dari rumah dengan motor. Dan merujuk ke Google Maps, rutenya tidak terlalu sulit. Selain itu, di area tersebut, tidak hanya ada satu curug, melainkan ada tiga curug. Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung. Satu kali mengegas, tiga curug terkunjungi.

Lokasinya berada di Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, di lereng kaki Gunung Salak. Lokasi ini berada di ketinggian sekitar 750 m di atas permukaan laut.

Begitu sampai di lokasi, kami dihampiri penjaga. Tiket masuk resmi per orang Rp7.500,- (ada karcisnya). Lalu, parkir motor kami diminta Rp5.000,- (juga diberi karcisnya). Namun, ada biaya lain yang diminta sejumlah Rp30.000,- oleh petugas berpakaian hijau-hijau. Saya sama sekali tak tahu peruntukannya. Saya jadi teringat dosen seminar keuangan publik. Ia adalah tipe orang yang tidak mau membayar parkir jika tak ada karcisnya. Karena menurutnya, parkir termasuk retribusi ke daerah. Tanpa karcis, uang itu tidak akan masuk ke kas daerah (ditilep oleh peminta uang parkir). Hal seperti ini tak boleh dibudayakan. Sayangnya, saya tak mau mendebat petugas yang tak memberikan karcis itu. Malas.

Nuansa sejuk menyelimuti kawasan ini. Pohon pinus tumbuh begitu tinggi. Terlihat beberapa ekor monyet liar di sekitar. Namun, kawasan ini terlalu ramai bagi saya. Begitu banyak penjaja makanan. Sedikit kecewa ketika melihat di beberapa titik ada sampah yang dibuang sembarangan.

Untuk mencapai curug, kita harus melakukan treking dari parkiran. Jalannya sedikit mendaki. Urutannya dari yang terdekat adalah Curug Nangka, Curug Daun, barulah Curug Kawung. Curug Nangka berada di dalam lembah. Saya memutuskan untuk ke Curug Daun terlebih dahulu, lalu melanjutkan ke Curug Kawung, baru turun lagi ke Curug Nangka sekalian pulang.

Curug Daun

Bersama kakak di Curug Daun

Curug Daun tidak terlalu tinggi. Bisa dibilang keunikan curug ini adalah formasi bebatuannya. Saya tidak tahu apakah dibuat atau tidak, namun bebatuannya membentuk beberapa kolam kecil yang bertingkat-tingkat sehingga sangat asik diberendami. Dinamakan Curug Daun karena bentuk pancurannya melengkung seperti daun. Tingginya pun hanya sekitar 6 meter. Namun, alam tetap jangan diremehkan. Batu-batunya licin. Jadi, kita tetap harus berhati-hati.

Curug Kawung
Selfie di Curug Kawung

Curug Kawung berada di hulu, sekitar 100-200 m dari Curug Daun. Karena lebih tinggi keberadaanya, curug ini lebih sepi. Pengunjung yang berkeluarga biasanya hanya sampai di Curug Daun. Diberi nama Kawung karena bila musim hujan tiba, saat debit air tinggi, sentuhan air dan bebatuan itu akan mengeluarkan suara wung wung. Jadi Kawung. Tinggi curug ini sekitar 25 m. Airnya pun lebih cenderung mengalir di bebatuan. Saat menikmatinya, ada mitos yang menyarankan kita mencuci muka dan meminum airnya. Orang yang mandi atau berendam di sini pun akan memiliki kekuatan seperti harimau. Kharismatik, disegani, juga disayang.

Curug Nangka

Terakhir, Curug Nangka. Dinamakan demikian karena dulunya ada pohon nangka sebesar gulungan kasur berada di dekatnya. Untuk mencapai curug ini ada 2 jalan. Bisa melewati jalan di sisi sungai. Namun, jalan turunnya yang langsung ke dekat curug sangat terjal. Saya pilih jalan yang menelusuri sungai dalam celah yang cukup sempit biar kerasa aura petualangannya. Namun, jalan ini menyimpan bahaya yang lebih besar. Jika ada air bah datang, maka hanya kepada Tuhanlah kamu bisa berharap.

Jalan di Lembah ke Curug Nangka
Jalan di Lembah ke Curug Nangka

Curug Nangka memiliki banyak cerita. Warga setempat percaya di curug ini ada ruangan misterius. Ada suatu lubang, yang dapat menembus sampai ke daerah Cipatuhunan, Kute Maneh, Sukabumi. Ruangan tersebut juga biasa dijadikan tempat bersemedi oleh para pemuka agama. Jalan turun terjal menuju curug tadi pun menyimpan cerita. Konon, barangsiapa yang bisa turun dengan selamat, tanpa jatuh akibat terpeleset itu tandanya dia adalah seorang yang sangat mencintai dan menghargai lingkungan. Dan dilarang pula melamun atau pikiran kosong karena tak jarang ada pengunjung yang kesurupan di curug ini.

Sungguh, dengan lokasinya yang relatif mudah dijangkau, kesegaran alamnya, dan pemandangan tiga curug yang memukau ini, saya merekomendasikan kamu datang atau berkemah kemari. Dan kalau bisa jangan akhir pekan atau hari libur agar dapat kamu saksikan secara purna keindahan dan merasakan kekhusukan bercengkerama dengan alam.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

15 Comments

  1. Wah keren banget nih, aku sudah lama tidak wisata ke tempat ginian, semoga segera berakhir dan bisa traveling lagi

  2. Suka sebal ya kalau ke tempat wisata lokal tapi dimintain uang yang gak jelas peruntukannya. Padahal sesama orang lokal aja begitu, gimana dengan turis lainnya.

    Curugnya indah sekali, adem banget lihatnya. Kalau di sana langsung pasti terasa kesejukannya. Lihat pemandangan indah itu bisa bikin penat hilang dan lupa sejenak akan masalah yang ada. Duuh kangen liburan >,<"

  3. Aduuuhh jadi pengen main ke curug juga. Udah lama banget gak main ke curug semenjak ada covid. Rasanya main air di curug itu sangat menyenangkan. Suasana alam yang asri gitu, bikin pikiran fresh lagi.

  4. seneng ya bisa jalan jalan, dulu pernah ke curug nangka tapi duluuu, lihat foto fotonya jadi pengen kesana lagi, bedanya ntar kalo kesana bawa gerombolan bareng krucil ^_^

  5. senengnya bisa jalan jalan, dulu pernah ke curug nangka tapi duluuu, lihat foto fotonya jadi pengen kesana lagi, bedanya ntar kalo kesana bawa gerombolan bareng krucil ^_^

  6. Pernah ada teman yang berkomentar di postingan saya tentang curug, Mas. katanya, Mas Bambang, kalau suka curug, kolaborasi saja dengan mas Pring.
    Dan bernar nih, saya sudah banyak membaca curug-curug keren di postingan Mas Pring. Termasuk curug Nangka dan curug Kawung. Dan memang Bogor banyak sekali curug-nya ya, Mas.
    Semoga pandemi segera berakhir dan bisa jalan-jalan ke curug lagi, Mas.

  7. Pernah aku camping di sekitaran Curug Nangka ini pas Kemah Sastra CENDOL sekitar tahun 2012 kayaknya, pas masih kuliah. Sayang nggak sampai ikutan main dan benar benar ikutan turun sampai ke Curug Nangka-nya.

    Cantik banget curugnya, terutama curug kawung nih kalau dari fotonya Kak Pring.

  8. Walau sempat kesal saat diminta uang Rp. 30.000 sama seragam hijau, tapi kesalnya hilang kalau ngeliat pemandangan nya secantik ini, Curug Nangka, Curug Daun, Curug Kawung.

    Bisa menikmati gemerincing air terjun Curug dan mengabadikan nya di hp sebagai kenang kenangan, hem.. Pengalaman yang tak terlupakan bersama keluarga ya kak.

  9. Mendapati alam hijau yang segar, air terjun yang indah dan teman perjalanan yang menyenangkan, pasti jadi reward berharga setelah beberapa bulan terkurung dalam rumah.

    Sayangnya di daerahku udah mulai musim hujan, jadi untuk sekedar pergi ke pantai dan curug tidak dianjurkan. Takut tsunami atau tanah longsor

  10. Seger banget kalo liat air terjun begini. Capek sih perjalanannya, tapi semuanya terbayarkan saat sampai di lokasi

  11. Nah betul. Kalau pengin menikmati alamnya secara utuh, memang sebaiknya tidak datang saat orang lain berlibur. Tempatnya masih alami bangte, cocok buat berkemah. Cuma medannya masih terlalu ngeri buat saya yang bawa anak-anak. Sementara ini saya curugnya yang biasa-biasa aja kayak Curug Cilember, haha.

  12. Sekitaran Bandung juga banyak Curug. Mas Pring ya udah nulis juga ya…Itu sampai tiduran di batu kena aliran air. Huhui, seger banget pasti…
    Temenku ada yg juga suka banget ke curug-curug gini. Dijelajahi semua curug. Sayangnya dia engga nulis. Foto-foto upload FB deh.

  13. Mau bilang murah biaya masuk bayar karcis sama parkirnya eh di belakangnya ada biaya tambahan 30ribu yang entah untuk apa. Bener Mas, kadang suka males debat ya sama petugas karcis tempat wisata tuh. Yang ada bikin mood jelek. Waaah itu curug daun sama kawung menggoda tuk dikunjungi. Noted, siapa tahu suatu hari nanti bisa ke Bogor dan berkunjung kedua curug tersebut.

  14. Kalo di sana disebut Curug yaa, kalo di sini di sebut riam kalo gak salah.. curugnya keren banget dan view-nya bagus apalagi ada air segar yg mengalir terus

  15. Whattttt 31km kakaaaakk????

    Jauhhh yaaaaa

    Untung sampe lokasi wisata tempatnya worth it bgt gtu

    Masa pandemi gini liat foto org liburan di Curug jadi makin kelihatan seger. Yaa allohhh dah kangen liburan akuuu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *