Stratagem, Sesat Pikir (Fallacy) yang Disengaja

Tentu kita sering mendengar frase sesat pikir. Sesat pikir adalah kesalahan dalam penalaran. Misalnya, yang paling sering disebut adalah ad hominem atau upaya untuk menyerang kebenaran suatu klaim dengan menunjuk sifat negatif orang yang mendukung klaim tersebut. Padahal, sifat negatif seseorang dan kebenaran suatu klaim sama sekali tidak berhubungan.

Stratagem adalah sesat pikir (fallacy) yang disengaja, dengan tujuan mengecoh atau mempengaruhi cara berpikir orang lain. Berikut stratagem yang sering kita temui:

  1. Persuasi Tak Langsung. Hal ini biasa dilakukan di dalam iklan-iklan seperti iklan shampoo atau sabun mandi. Model iklannya memiliki rambut yang panjang nan berkilau, kulit yang putih dan bersih. Model iklan tersebut sudah terkenal sebelumnya. Penonton iklan pun dikecoh dengan iklan yang kurang menunjukkan deskripsi produk, melainkan oleh model iklan yang sudah terkenal tadi. Hal ini juga dilakukan di dalam Pilkada. Biasanya ada pasangan yang wakilnya merupakan artis terkenal. Bukan menarik calon pemilih dengan visi dan misi yang jelas, malah menarik mereka lewat popularitas artis.
  2. Argumentum Ad Hominem. Membidik orangnya. Misal, ada seseorang mengatakan sesuatu. Bukan mendebat sesuatu yang dikatakannya, kita malah mencari keburukan orang yang mengatakan itu seakan-akan orang brengsek nggak mungkin mengatakan kebenaran.
  3. Red Herring (Mengesampingkan masalah). Dalam hal ini, sebuah masalah dialihkan ke masalah lain yang sebenarnya tidak bertautan. Misalnya, Bubarkan saja KPK karena toh makin banyak yang ditangkap melakukan korupsi. Dua hal ini kurang relevan karena ada dua aspek yang ditinjau, pencegahan dan penindakan.
  4. MisrepresentasiStratagem ini digunakan biasanya untuk menyanggah atau menjatuhkan posisi lawan dengan cara memutarbalikkan atau menyembunyikan fakta baik secara halus maupun terang-terangan. Contoh: Partai A mengajukan argumen untuk menentang kebijakan pemerintah dalam pencabutan subsidi BBM. Lawan politiknya menyanggah dan menuduh bahwa partai A tidak peduli pembangunan.
  5. Imbauan CacahStratagem ini biasanya digunakan untuk mendukung suatu posisi dengan menunjukkan bahwabanyak orang melakukan apa yang dikandung posisi tersebut. Imbauan cacah (appeal to number) didasarkan pada asumsi bahwa mayoritas orang melakukan suatu hal atau popularitas suatu hal menunjukkan bahwa hal tersebut adalah benar atau tidak dapat salah. Contoh: Ingat musim demo-demo kemarin ‘kan? Pada pengen ngeklaim jumlahnya banyak… 7 juta lah, juga balon-balon di depan kantor Gubernur, pengen adu banyak ‘kan? Padahal benar tetap benar walau oleh satu orang, demikian juga sebaliknya, salah tetap salah meski dilakukan semua umat manusia.
  6. Imbauan autoritas. Strategem ini digunakan untuk mendukung posisi dengan menggunakan autoritas. Seseorang berusaha meningkatkan daya bujuk suatu posisi dengan menunjukkan bahwa posisi tersebut dipegang oleh orang yang mempunyai autoritas dalam masalah bersangkutan tanpa menunjukkan bagaimana autoritas bernalar.  Contoh: Rakyat diminta untuk mengikuti kebijakan baru soal pencabutan subsidi listrik, karena yang membuat kebijakan adalah pemerintah. Contoh lain, karena yang ngomong Habib, maka semua hal yang dia katakan benar.
  7. Imbauan tradisi. Orang melakukan atau meyakini sesuatu sudah dilakukan sejak lama. Contoh yang terbaru, soal gerakan zikir yang seperti menari-nari yang sempat viral. Alasannya itu adalah tradisi yang sudah dilakukan sejak lama.
  8. Dilema semu adalah taktik seseorang untuk mengaburkan argumen dengan cara menyajikan gagasannya dan satu alternatif lain kemudian mengarakterisasi alternatif lain sangat jelek, merugikan, atau mengerikan sehingga tidak ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan. Contohnya, “Kita harus menyetujui dana desa atau desa akan semakin tertinggal.” Dasar pikirannya adalah desa tidak boleh tertinggal, dan simpulannya maka kita harus menyetujui anggaran dana desa. Kecohan terjadi karena seakan-akan hanya ada dua pilihan, padahal kenyataanya ada beberapa alternatif lain yang lebih valid.
  9. Imbauan emosi. Daya bujuk argumen dicapai dengan cara membaurkan emosi dengan nalar (disebut confusing emotion with reason atau motive in place of support). Dengan taktik ini, emosi orang yang dituju diagitasi sehingga dia merasa tidak enak untuk tidak menerima argumen atau keyakinan. Dua strategem yang dapat digunakan untuk mencapai hal ini adalah imbauan belas kasih (appeal to pity) dan imbauan tekanan/kekuasaan (appeal to force). Contoh imbauan belas kasih: Afi Nihaya Faradisa menangis di depan televisi ketika plagiarismenya ketahuan. Lalu ia membawa-bawa ayahnya, mutar-mutar mencari simpati agar tindakan salahnya dibenarkan.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *