Shin Berhadapan dengan Jenderal Houken

Jenderal Houken mengaku
mewakili kemanusiaan
Meski berjuta kepala melayang
oleh ujung tombaknya

Shin-kita tumbuh dari tempat kumuh
Ia belajar memegang pedang
dari persahabatan
Setiap berada di peperangan
Ia mewakili orang-orang yang mati,
orang-orang yang menderita

Dengan tubuhnya yang kecil,
ia berhadapan dengan Jenderal Houken
Di atas kertas, bahkan dewa
Tak mampu menghadang alat-alat kekuasaan
Senjata terkuat bernama kebohongan

Tapi Shin-kita punya ketegaran
lebih dari gunung-gunung
Setiap satu serangan jatuh di dadanya
Terluka, berdarah
Itu tidak ada apa-apanya
dibandingkan pembantaian demi pembantaian
yang terjadi atas nama kemanusiaan

Jenderal Houken tak mengerti
Kenapa Shin yang kecil dan tampak ringkih
selalu bangun kembali
dan pelan-pelan berhasil berbalik
melukainya

(2019)

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *