Pernahkah kamu diremehkan saat membaca komik, seolah dianggap kalau membaca komik adalah hal yang sia-sia dan hanya membuat kita mengkhayal? Aku pernah. Hingga suatu hari aku memberikan penjelasan panjang lebar tentang proses pembuatan komik dan orang-orang yang berada di baliknya, dengan memberi contoh Bakuman, yang memperlihatkan para pelaku di balik komik andal adalah orang-orang cerdas dan para juara bahasa dan sastra.
Komik pun berkembang di Indonesia. Baru-baru ini saya membaca Komik Sandi Nusantara. Pengarangnya Hokky Situngkir. Dengan premis Bakuman, komik ini juga membuktikan authornya tidak sembarangan. Hokky Situngkir adalah Direktur Research Center for Compelxity Studies sekaligus peneliti dan Presiden Bandung Fe Institute. Luar biasa bukan?
Lalu bagaimana cerita Komik Sandi Nusantara ini? Yuk, kita baca blurbnya terlebih dahulu!
Setelah bangun dari tidurnya yang lelap, Sandi hanya mengingat namanya sendiri dan wajah sang ayah. Saat itu ia menemukan pesan dari ayahnya yang memintanya bertualangan masuk ke dalam sebuah buku yang bisa mengembalikan seluruh ingatan dan jati dirinya. Mampukah Sandi mengembalikan semua itu? Atau ada hal lain yang disiapkan oleh sang ayah untuknya tentang nusantara.
Menarik, bukan? Jadi Sandi menjelajahi “kisah” ayahnya yang ada di dalam buku tersebut. Ia melihat “lintasan kenangan” dan sebagai pembaca, kita akan dibawa bernostalgia pada hal-hal yang pernah kita lalui di masa kecil. Seperti saat guru menanyakan apa cita-cita kita. Hokky dengan cerdas menyisipkan satire di sana, karena tatkala kita memiliki cita-cita yang berbeda dari kebanyakan, teman-teman kita akan mengolok-olok kita. Apalagi jika cita-cita itu ketinggian, kita akan dijatuhkan sedemikian rupa. Ini yang terjadi pada Ayah Hokky yang memiliki cita-cita ingin ke Paris dan dibilang tak masuk akal oleh teman-temannya.
Pendekatan penceritaannya mirip dengan novel Dunia Sophie. Kamu pernah baca Dunia Sophie? Jadi, di Dunia Sophie itu, diperkenalkan berbagai filsuf dunia dan aliran filsafatnya seiring dengan berjalannya cerita.
Dalam Komik Sandi Nusantara, sang author juga memperkenalkan tokoh-tokoh penting dan kutipannya seiring berjalannya cerita. Di awal kita sudah disuguhkan dengan Henry David Thoreau yang mengatakan “Dunia hanyalah kanvas untuk imajinasi”. Kita juga dikenalkan pada konsep fraktal dengan tokoh Waciaw Sierpinski. Soal segitiga fraktal ini kebetulan saya juga pernah mempelajarinya dalam kuliah Pengantar Matematika saat berkuliah di ITB beberapa tahun silam. Menarik sekali konsep fraktal sudah dikenalkan di dalam komik seperti ini.
Begitu serunya mengikuti cerita dan taburan pengetahuan di dalam Komik Sandi Nusantara ini. Kalau pun ada kritik adalah sayang banget di komik ini tidak ada panduan untuk usia berapa tahun. Akan lebih baik jika anak-anak membaca komik ini didampingi orang tuanya agar semakin bisa memberikan penjelasan terhadap konsep-konsep yang dikemukakan di dalam komik ini.
Di luar itu, komik ini layak dikoleksi lho. Selain karena untuk mendukung perkembangan komik lokal, komik ini memiliki desain yang bagus dan berwarna. Sangat menarik. Art (gambar) juga sudah bisa dianggap punya ciri khas seperti manga shoujo. Nah untuk kamu yang tertarik mengkoleksi komik Sandi Nusantara, kamu bisa beli di Tokopedia. Jangan lupa gunakan kode XITY3CH7M4 untuk mendapatkan diskon 20% ya.
Judul : Sandi Nusantara
Pengarang : Hokky Situngkir
Cerita : Riani Charlina
Ilustrator : Kris Yunita
Penyunting : Zulkifli Fajri Ramadan
Perancang Sampul : Pugpigpow
Penerbit : Expose Anggota IKAPI
Tahun Terbit : Agustus 2023
Jumlah Halaman : 189 hlm
ISBN : 978-602-7829-74-9
One Comment