Kurasa tidak ada salahnya membiarkan seorang anak berkhayal. Sebenarnya, saya pikir untuk menghentikan orang berkhayal adalah hal yang sangat merusak.
J.K. Rowling
Kehadiran Tere Liye dalam novel fantasi sebenarnya cukup mencengangkan. Novel Selena dan Nebula melanjutkan kesuksesan kisah petualangan Ali, Raib, dan Seli di dunia paralel, yang merupakan kelanjutan dari novel Bumi, Bulan, dan Matahari, serta sekuel-sekuel lanjutannya, mulai dari Bintang, Ceros & Batozar, Komet, juga Komet Minor.

Penulis: Tere Liye
Co-author: Diena Yashinta
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Cetakan I 2020
Hal: 368
Selena dan Nebula mengisahkan tentang perjalanan Selena yang setelah kematian ibunya, pergi dari kampung kecil di Distrik Sabit Enam menemui pamannya, Paman Raf, di kota Tishri. Di sana Selena disambut baik oleh keluarga pamannya yang hanya memiliki anak laki-laki. Meski pamannya begitu perhitungan dan mewajibkan Selena membantunya di pekerjaan konstruksi.
Selena, gadis kecil itu, adalah sebuah anomali. Mulai dari namanya yang tidak lazim karena terdiri dari tiga suku kata, rambutnya yang keriting, kemampuannya mengingat setiap detail, hingga ketidaksempurnaannya dalam mengeluarkan kekuatannya.
Namun demikian, Selena yang berhasrat bisa masuk ke Akademi Bayangan Tingkat Tinggi tidak menyerah. Ia belajar dengan giat. Kekuatan fisiknya pun terlatih selama bekerja di bawah Paman Raf. Namun apa daya, ketika uji kekuatan, Selena tetap tidak bisa mengeluarkan kekuatannya dalam menghilang, membuat tameng, dan meluncurkan pukulan penghancur.
Hati Selena remuk. Saat itulah ia didatangi Tamus yang ternyata membetulkan aliran darah Selena yang unik yang selama ini mengacaukan aliran kekuatannya. Dan begitu dinormalkan, Selena segera bisa menggunakan kekuatannya dengan baik.
Tamus pun memberi Selena inspirasi untuk tetap masuk ke Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Selena datang ke acara penyambutan mahasiswa, melawan hadangan para senior untuk menunjukkan kekuatannya. Di saat itulah, dua mahasiswa baru, menolongnya menghadapi gempuran kakak tingkat.
Mereka adalah Tazk dan Mata. Tazk adalah mantan anggota boyband yang terkenal, cucu dari mantan panglima Klan Bulan. Sedangkan Mata berasal dari distrik Sungai Penuh, tempat yang indah, sekaligus tempat yang disebut-sebur sebagai darah murni Klan Bulan.
Ketiganya lalu bersahabat. Hal ini mengingatkan kita pada persahabatan Harry Potter, Hermione Granger, dan Ron Wesley. Bedanya pada proporsi gender.
Novel Selena kemudian mengisahkan bagaimana perjalanan Selena menjadi Pengintai di akademi. Ia yang sering sekali kelayapan setiap malam, membuka pintu demi pintu, gembok demi gembok, sambil menjalankan misi yang diberikan Tamus untuk menemukan pintu menuju Nebula.
Sebuah cerita tidak akan lengkap tanpa kisah cinta. Selena pun memendam rasa pada Tazk. Pertarungan demi pertarungan melawan robot-robot petarung di ruangan simulasi membuat Selena semakin menyadari posisi Tazk di hatinya.
Namun, Selena tidak tahu bahwa Tazk yang perfeksionis menyukai seseorang yang semourna di matanya. Ya, Tazk menyukai Mata. Dan Mata pun diam-diam menyukai Tazk!
Inilah yang kemudian menjadi sumber kekacauan ketika mereka bertiga pada akhirnya berhasil membuka pintu ke Nebula demi menemukan cawan suci, setelah menyadari bahwa Mata adalah kunci dari perjalanan dunia paralel tersebut. Selena tetap nekat membawa cawan tersebut sambil menampik kisah yang diceritakan Klan Aldebaran tentang para raksasa yang dikekang menjadi patung-patung batu tinggi oleh Putri Bulan sebelumnya. Saat itulah, para raksasa itu bangkit dan mulai membunuhi penduduk Nebula yang sudah hidup damai dan seimbang selama bertahun-tahun. Di tengah kekacauan itu Tamus datang dan menyadari Selena diam-diam telah tidak menurutinya mentah-mentah.

Penulis: Tere Liye
Co-author: Diena Yashinta
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Cetakan I 2020
Hal: 376
Di Novel Nebula inilah kemudian Mata melakukan pengorbanan dengan mengembalikan para raksasa menjadi patung batu. Meski harga mahal harus dibayar karena Mata tidak akan berumur panjang. Sementara itu, Tazk harus menerima kemurkaan Lumpu, salah seorang penduduk Nebula, yang memiliki kemampuan menghilangkan kekuatan lawan.
Semua jalannya cerita di atas adalah kilas balik. Sebab pada masa kini, Selena sedang ditawan oleh Lumpu, dan menceritakan kisah itu lewat cara rahasia kepada murid-muridnya: Ali, Raib, dan Seli untuk mengungkap salah satu hal penting, yakni identitas orang tua Raib. Siapa lagi kalau bukan Tazk dan Mata!
Selena adalah Simbol
Ada kalimat menarik di dalam novel ini. Kira-kira, Tere Liye memberi pesan, salah satu fungsi penting karya sastra adalah memberi petunjuk sosiologi, kondisi sosial kemasyarakatan pada suatu waktu tertentu.
Novel Selena dan Nebula juga memberi kita beberapa pemikiran.
Pertama, keberadaan Distrik Sabit Enam adalah sebuah analogi ketimpangan sosial dan ekonomi. Selalu ada daerah yang miskin dan tertinggal akibat pertumbuhan ekonomi yang tidak ideal.
Menariknya lagi, daerah itu adalah daerah pertanian. Hal itu seakan menjadi kritik kepada negara kita, yang dulu begitu mengagungkan para petaninya, namun sekarang keberadaan petani semakin berkurang karena justru negara tidak berpihak pada petani. Sawah-sawah disulap menjadi gedung bertingkat. Pro perkotaan. Sementara impor terus digalakkan dengan alasan harga impor lebih murah dari harga produksi di dalam negeri. Sebuah pemiskinan yang terstruktur.
Kedua, perdamaian dalam rivalitas. Tere Liye seakan ingin menyinggung Persib-Persija (sebagai metafora) atas dikotomi politik yang terjadi. Kontestasi dan rivalitas boleh terjadi, namun perdamaian di atas segalanya.
Ketiga, Boneka dan Bayangan. Tere Liye seperti dalam novel Pulang, lagi-lagi mengingatkan kita pada kekuatan yang ada di balik layar. Kali ini hal itu ada pada sosok Tamus yang berusaha menjadikan Selena sebagai bonekanya. Tentu, ilustrasi ini berusaha melatih kita untuk berpikir lebih kritis atas kondisi sosial kemasyarakatan yang terjadi saat ini agar tidak mudah menarik kesimpulan terhadap sesuatu. Selalu ada niat lain di balik sebuah perbuatan yang terlihat. Bisa jadi baik. Bisa juga buruk.
“Besok lusa kamu akan paham, Selena. Dunia ini terkadang tidak terlihat hitam putih seperti yang kita inginkan. Dan dalam ambisi kekuasaan, intrik, pertempuran, kita boleh jadi tertipu oleh warna asli sesuatu. Bahkan warna diri sendiri sekalipun bisa menipu. Gelap mata. Gelap hati.”
Bibi Gill
Keempat, jangan pernah sendirian. Seperti kata Mata, teman sejati adalah harta karun yang terbaik. Maka berhati-hatilah dalam memilih teman. Temanlah yang bisa menjaga kita dari hal-hal yang menjerumuskan. Teman juga yang bisa membuat kita memilih hal yang salah.
Kelima, fantasi. Ya, pilihan Tere Liye untuk menulis novel fantasi adalah simbol itu sendiri. Ia mengaminkan JK Rowling untuk menghidupkan khayalan anak-anak, menikmati fantasi yang memiliki visi itu, ketimbang anak-anak dijejali bacaan cinta-cintaan yang tak jelas juntrungannya. Fantasi itulah yang bisa menghidupkan imajinasi dan harapan.
Keenam, toleransi. Ya, cara hidup yang berbeda bukan berarti membuat salah satu cara menjadi paling benar. Berbagai klan memilih cara hidupnya masing-masing dan dengan cara itu mereka menjaga keseimbangan yang mereka yakini. Ego manusia justru kadang merusaknya.
Itulah hasil pembacaan yang saya dapatkan ketika membaca Selena dan Nebula. Lewat ponsel melalui aplikasi Gramedia Digital. Sebagai sebuah “cara hidup” baru dalam membaca buku. Tak sabar saya menantikan sekuel lanjutan buku ini. Berharap Selena baik-baik saja meski kehilangan kekuataannya.
Ah, saya terlanjur jatuh cinta pada tokoh Selena!
Tulisan ini diikutkan pada Lomba Resensi Novel Selena dan Nebula.