Puisi | Tanjung Agung, dari Cerita Rakyat Banyuasin: Asal Mula Tanjung Agung

Ia melempar kailnya ke muara
berharap menemukan teman
Namun hanya sejumlah ikan
yang berkumpul dan memberi nama
Tak ada bahasa yang bisa dieja
Ia juga tak mengenal duka


Baca juga: Puisi | Musi Landas


Di Sungai Kertak, ia bernyanyi
Sekali lagi dilemparnya kail itu
Berharap temu ikan lebih banyak
Namun hanya rumput yang berdoa
Sebelum senja, seorang anak
Harus kembali ke rumah
Kemudian tangis adalah tragedi
Segala yang ia miliki
dirampas oleh dunia

Ia melempar kailnya ke muara
berharap menemukan teman
Namun yang tampak seolah bidadari
memanggilnya, dan ia menyelam
sampai lupa manusia tak punya insang

(2019)

Puisi ini terinspirasi dari Cerita Rakyat Banyuasin, Asal Mula Desa Tanjung Agung.


Baca juga: Puisi | Mengusir Setan


 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *