Kebun Teh

Puisi-puisi Chairil Anwar

Hari Puisi Nasional, meskipun ada 2 versi, semuanya mengacu ke Chairil Anwar. Yang lebih dulu dikukuhkan, menyebut 26 Juli, hari kelahiran Chairil Anwar, sebagai Hari Puisi Indonesia. Yayasan Hari Puisi Indonesia yang mengajukannya. Sebaliknya, 28 April, hari kelahiran sang pujangga, belakangan dirayalan pula sebagai Hari Puisi.

Kesakralan Chairil Anwar dalam Sejarah Sastra Indonesia memang sudah banyak dibahas. Puisi-puisi Chairil Anwar bertebaran di internet. Namun, tak semuanya asli ditulis oleh Chairil. Sebab, belakangan diketahui, ada Chairil Anwar yang lahir belakangan, yang juga menulis puisi. Sayangnya, puisinya dinisbatkan sebagai puisi Chairil Anwar yang asli.

Untungnya, tidak banyak puisi Chairil Anwar yang telah dipublikasikan, sehingga tidak sulit mengumpulkan judul puisi-puisi Chairil Anwar yang asli tersebut.

Berikut daftar judul puisi-puisi Chairil Anwar:

Puisi Asli Chairil Anwar

  1. Nisan (oktober 1942)
  2. Penghidupan (December 1942
  3. Ajakan (Februari 1943)
  4. Diponegoro (Februari 1943)
  5. Pelarian (Februari 1943)
  6. Sendiri (Februari 1943)
  7. Sia-sia (Februari 1943)
  8. Suara Malam (Februari 1943)
  9. Tak Sepadan (Februari 1943)
  10. Hukum (Maret 1943)
  11. Kupu Malam dan Biniku (Maret 1943)
  12. Lagu Biasa (Maret 1943)
  13. Aku (Semangat, Maret 1943)
  14. Penerimaan (Maret 1943)
  15. Taman (Maret 1943)
  16. Kesabaran (April 1943)
  17. Perhitungan (16 April 1943)
  18. Kenangan (19 April 1943)
  19. Rumahku (27 April 1943)
  20. Hampa (14 Mei 1943)
  21. Di Mesjid (29 Mei 1943)
  22. Kawanku dan Aku (5 Juni 1943)
  23. Bercerai (7Juni 1943)
  24. Aku (8 Juni 1943)
  25. Cerita (9 Juni 1943)
  26. Selamat Tinggal (12 Juli 1943)
  27. Mulutmu Mencubit di Mulutku (12 Juli 1943
  28. Dendam (13 Juli 1943)
  29. Merdeka (14 Juli 1943)
  30. Kita Guyah Lemah (22 Juli 1943)
  31. Jangan Kita di Sini Berhenti (24 Juli 1943)
  32. Isa (12 November 1943)
  33. Doa (13 November 1943)
  34. 1943 (1943)
  35. Sajak Putih (18 Januari 1944)
  36. Siap Sedia (1944)
  37. Dalam Kereta (15 Maret 1944)
  38. Kepada Penyair Bohang (1945)
  39. Malam (1945)
  40. Lagu Siul (25 November 1945)
  41. Orang Berdua /Dengan Mirat (8 Januari 1946)
  42. Situasi (Cirebon, 1946)
  43. Senja di Pelabuhan Kecil (1946)
  44. Kabar Dari Laut (1946)
  45. Cintaku Jauh di Pulau (1946)
  46. Sebuah Kamar (1946)
  47. Pemberian Tahu (1946)
  48. Nocturno / Fragment +1946)
  49. Kepada Kawan (30 November 1946)
  50. “Betina”nya Affandi (1946)
  51. Buat Album DS (1946)
  52. Catetan Tahun 1946 (1946)
  53. Kepada Pelukis Affandi (1946)
  54. Cerita Buat Dien Tamaela (1946)
  55. Dari Dia (Cirebon 1946)
  56. Sorga (23 Februari 1947)
  57. Sajak Buat Basuki Resobowo (28 Februari 1947)
  58. Dua Sajak Buat Basuki Resobowo (28 Februari 1947)
  59. Tuti Artic (1947)
  60. Malam di Pegunungan (1947)
  61. Perajurit Jaga Malam (1948)
  62. Ina Mia (1948)
  63. Buat Gadis Rasjid (1948)
  64. Sudah Dulu Lagi (1948)
  65. Persetujuan Dengan Bung Karno (1948)
  66. Puncak (1948)
  67. Selama Bulan Menyinari Dadanya (1948)
  68. Mirat Muda, Chairil Muda (1949)
  69. Buat Nyonya N (1949)
  70. Aku Berkisar Antara Mereka (1949)
  71. Aku Berada Kembali (1949)
  72. Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
  73. Derai-derai Cemara (1949)

SAJAK TERJEMAHAN CHAIRIL ANWAR

  1. Kepada Peminta-minta (Juni 1943, dari karya Willem Elsschot, Tot Den Arme)
  2. Mirliton (1945, dari karya Edgar du Perron)
  3. Somewhere (1945, dari karya Edgar du Perron)
  4. P.P.C (1945, dari karya Edgar du Perron)
  5. Hari Akhir Olanda di Jawa (1945, dari karya Multatuli dalam novel Max Havelaar, “De Vloekzang van Sentot of De Laatste Dag Der Hollanders op Java)
  6. Jenak Berbenar (1947, dari karya Rainer Maria Rilke, Ernste Stunde)
  7. Musim Gugur (1947, dari karya Rainer Maria Rilke, Herbsttag)
  8. Fragmen (1948, dari karya Conrad Aiken, Preludes to Attitude)
  9. Huesca (1948, dari karya John Cornford)
  10. Datang Dara Hilang Dara (1948, dari karya Xu Zhi Mo, A Song of the Sea)
  11. Krawang-Bekasi (1948, dari karya Archibald MacLeish, The Young Dead Soldiers)
  12. Biar Malam Kini Lalu (1949, dari karya W.H. Auden, Song IV)
  13. Lagu Orang Usiran (1949, dari karya W.H. Auden, The Refugee Blues)

PUISI CHAIRIL ANWAR YANG LAIN

  1. Gerontion (dari karya T.S. Eliot, belum selesai)
  2. Hari Tua (penulis asli tak dikenal)
  3. Catastrophe (karya Chairil Anwar dalam bahasa Belanda)

Untuk selanjutnya, semoga semua judul puisi Chairil Anwar di atas, bisa didokumentasikan di blog ini.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *