Puisi Pringadi Abdi Surya: Dari Angin, Kita Pergi ke Surga

Ketiga puisi ini kukirimkan buat aplikasi Banjarbaru Rainy Day Festival 2018 yang disebut-sebut Binhad Nurrohmat penuh kekacauan. Namaku masuk dalam antologi puisi, namun aku tak tahu bagaimana wujud buku itu, dan puisi apa yang diterima. Tidak ada kabar lebih lanjut sama sekali. Ya, aku bagikan di sini saja. Semoga teman-teman menikmatinya.



ANGIN

setelah ini, tak akan ada lagi yang bersedia
membawa cahaya turun dari atas bukit

kaki angin baru saja dipatahkan
saat gagal menginjak pucuk-pucuk cemara

daun-daun yang kehilangan arti
jatuh begitu saja, menjadi batu atau besi
tak sanggup berdamai dengan gravitasi;

dalam suratmu yang terlambat sampai itu
aku memahami kerinduan melihat layang-layang
ingin merdeka dari ikatan benang
menunggu evolusi, dan langit jadi lautan
kau adalah ikan yang berenang di dalam kolam

aku tetap terasing dan selalu gagal berteriak
menanti siapa saja yang rela menjemputku
tanpa kendara, tanpa…

(2013)


SEBUAH PELURU PADA SABTU ITU

Ia sedang berpuasa dan tak pernah
memikirkan malam minggu akan berbuka di mana
Ketemu teman sekolah misalnya,
berkumpul, bergosip tentang laki-laki
yang dulu mengirimkan surat cinta
Lalu saat azan dikumandangkan, pesanan
menu berdatangan
Tapi, tak pernah ada yang tahu
Diam-diam hari itu ada yang memesankan peluru
untuknya
Tanpa nama, dengan paket super kilat
Catatan terselip kepada si pengantar
“Harus tepat dikirimkan ke dadanya”

Sebuah peluru itu, tak mungkin dari laki-laki
yang dulu mencintainya
Semua laki-laki yang ia kenal sudah pergi lebih dulu
Satu yang paling tampan
Melemparkan batu seolah-olah itu granat tangan
Tapi senapan selalu lebih mesra
dari penyair mana saja
Yang mencoba peduli dengan puisi-puisi
Tapi diam bila moncong senjata itu
mencoba berkenalan dengan jantungnya

Ia menyadari, ia tidak bisa menangis hari itu
karena akan tak adil
bila ia kemudian tak menangisi semua orang
yang bertahan demi iman dan tanah air

Dengan tegar, ia berujar
Dunia ini selalu bisa kita pandang baik dan buruk
kecuali Israel terkutuk

Ia sedang berpuasa dan tak pernah membayangkan
malam minggu seperti apa
yang kerap dirasakan anak-anak muda
Ia hanya merindukan ayahnya
Ia merindukan masa kecilnya
Saat ia memimpikan suatu hari
Dunia yang ia kenal ini
Bersepakat tanpa senjata
Lalu segala hal yang mungkin dan tidak mungkin
terjadi dalam hidupnya

Termasuk manakala seorang lelaki
menyalami ayahnya
Dan air mata yang selama ini ia tahan
menderas dengan pantas
Demi mengucap kalimat “Setelah selamanya…”

(2018)


Pergi ke Surga

Dia bilang ingin ke surga
Tapi malaikat bertanya, surga yang mana

Istri dan keempat anaknya ikut serta
dan tak tahu apa-apa
selain ayah adalah seorang kepala keluarga

Anak laki-laki tertuanya belum ikut ujian universitas
Sambil membayang-bayangkan masa depannya ditentukan selembar kertas
Adiknya, mungkin baru masuk masa pubertas
memikirkan gadis dengan kerudung emas
Curi-curi pandang sambil berharap cemas

Tapi malam itu, dia berkata
Besok kita pergi ke surga

Kedua anak laki-lakinya tidak bertanya, surga yang mana
Istrinya mencuri dengar, lalu pergi ke dapur
Ia buka lemari, dan menemukan beras penuh jamur
Kedua anak perempuannya sudah tertidur
Setelah bersabar menunggu janji dimasakkan semur
Besok, ia berencana memasak semua bahan
yang tersisa di rumah

Dengan perasaan bahagia, ia ingin ikut ke surga
Tapi tak tahu surga yang mana

Surga, Ayah, ceritakan tentang surga
Tapi sang ayah juga tidak tahu, surga yang mana
Surga, pokoknya surga!

Malaikat yang baik hatinya berkata

Surga adalah tempat orang-orang yang beriman
Khusuk dalam salat, menjauhkan diri dari hal yang sia-sia
Surga adalah tempat orang-orang yang bertaqwa
Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik
Surga adalah tempat orang-orang berpahala
Menahan diri dari segala hawa nafsunya

Surga bukan…
Surga bukan tempat pembunuh
Bukan tempat orang yang suka menggelar peperangan

Tapi dia berkata sudah dijanjikan surga
Meski tak pernah tahu surga yang mana


 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *