Puisi Pringadi Abdi di Pikiran Rakyat, 21 Oktober 2018

Jalanan Berlubang

Setiap malam ia berdoa
hujan turun tak lebih panjang
dari segala drama
Jalan-jalan telah berlubang
seperti dada seseorang
yang lama menunggu
kepastian sebuah hubungan
Air mata Tuhan turun bersimpati
dan kanak-kanakNya terlahir kembali

Sejatinya, ia tak begitu mencintai
masa kanak-kanak, ia juga
tak merasa begitu dicintai Tuhan.

Memahami Dirimu

aku terpaksa membantah, tak semua hal di dunia ini masuk akal
cinta dan kau telah membuatku menjadi orang buta
yang berjalan menggunakan tongkat demi temukan kebahagiaan

belum juga kupahami kenapa tuhan menciptakan kesedihan
kehidupan telah dipenuhi air mata
dan banyak yang terbiasa menambangnya setelah mengkristal
bak ladang garam yang luas membentang

aku menjadi tak acuh melihat orang meminta-minta
karena seperti negara, kadang kala meminta padahal tak butuh
cicilan utang masa lalu lebih besar dari utang baru
lalu di belakang berlagak besar dan kaya, berhasil dan kuasa

aku juga tak ada beda, begitu kerdil di hadapanmu
tak bisa kupahami dirimu dan kucari-cari alasan
agar semua orang setuju, kaulah yang rumit
pemasalahan demi permasalahan tak bisa diselesaikan

hati ini bagaikan pohon pisang yang ditanam di jalan berlubang
kau boleh saja menabrak dan menumbangkannya
atau mengerti, ada hal yang harus diperbaiki

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *