Gurun Pasir Busung

Puisi | Bukit Pasir Busung

Sesaat setelah menengadah, kita
saksikan cahaya itu
berubah menjadi sepasukan jarum
bersiap menghunjam
siapa saja yang merasa
masih baik-baik saja

Aku hanya bisa merentangkan tangan
Pasrah
Berharap kita berdua, atau salah satu saja
turut diangkat ke langit juga

Tidak hanya bauksit-bauksit itu
menyisakan hanya lubang demi lubang
yang tak mampu berbuat apa-apa
tatkala hujan turun, lalu menggenang

Tak ada yang bisa kita cegah
ketika seorang anak berenang
Sendirian
Terlalu asik karena
seolah-olah kolam itulah
hiburan satu-satunya
di tengah segala penderitaan

Kau menatapku, dan matahari
setelah mendung
mengejek tangan kita yang masih merentang
namun tak kunjung memeluk

(2019)

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *