Puisi | Biyuku (dari Cerita Rakyat Banyuasin “Putri Biyuku”)

Setelah berubah menjadi seekor kura-kura
ia tidak mengenal hutan, karena lahan
tempat ia menghina orang-orang buruk rupa
telah menjadi perkebunan sawit. Ia lupakan
rasa sakit, pergi bersama arus sungai, ke rawa
ke muara, ke mana saja–ia bisa menemukan
maaf Ayah.

Namun, begitu sulit. Ia bahkan tak mendapatkan
segerombolan kura-kura lain yang dulu menunggu
kelahirannya. Seolah-olah Tuhan telah memberikan
karma masa lalu, saat Ayah menancapkan sembilu
ke hati siapa saja yang inginkan kebahagiaan.



Bagaimana ia bisa mencemooh takdir
yang membuatnya tak bisa memilih segala sifat yang hadir?

Ia sesungguhnya hanya seorang perempuan manja
ingin segala hidup miliknya baik-baik saja

Tetapi dunia, tidak pernah baik-baik saja.

(2019)

Puisi ini diilhami dari Cerita Rakyat Banyuasin berjudul “Putri Biyuku”. Puisi ini menjadi bagian dari proyek puisi yang berasal dari cerita rakyat Sumatra Selatan, dimulai dari Banyuasin. Berikut puisi lain yang sudah diciptakan:

  1. Musi Landas
  2. Mengusir Setan



Putri Biyuku

Putri Biyuku

Pada zaman dahulu, di sebuah hutan berdirilah sebuah kerajaan yang sangat megah. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang selalu bertindak semena-mena. Ia selalu berbuat tidak adil dan senantiasa mementingkan dirinya sendiri.
Karena itu, rakyat sangat membenci rajanya. Akan tetapi, dia mempunyai istri yang sangat baik hati dan selalu patuh pada perintahnya. Sang istri memahami bahwa Raja bersikap dan berperilaku buruk dikarenakan raja sangat menginginkan keturunan. Setelah sekian lama menikah, mereka belum dikaruniai anak satu pun. Istrinya merasa bersalah karena dia tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya. Suatu hari istri Raja jatuh sakit. Raja begitu mencemaskan keadaan isteri karena ia sangat mencintai istrinya. Raja pun memanggil tabib kerajaan untuk memeriksa istrinya. Setelah memeriksa keadaan istri raja, tabib kerajaan mengucapkan selamat kepada Raja. Ternyata, istri raja tidak sakit, melainkan sedang hamil. Raja begitu terkejut mendengar kehamilan istrinya. Tentu saja raja menjadi sangat senang karena dia akan mempunyai keturunan. Raja merayakan kegembiraannya dengan mengadakan pesta besar-besaran bersama rakyatnya. Semua orang bahagia dalam pesta itu.
Selama istrinya hamil,Raja semakin menyayangi istrinya. Hampir setiap hari Raja memegang perut istrinya. Ia seakan tidak sabar menanti kelahiran anaknya dan ia sangat menginginkan anak laki-laki. Semua persiapan untuk kelahiran dipersiapkan oleh dayang-dayang kerajaan.



Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Semua rakyat berkumpul untuk menyaksikan calon pemimpin mereka. Raja begitu terkejut dan kecewa bahwa yang lahir adalah perempuan bukan laki-laki, tetapi Raja tidak ingin merusak kebahagian istri dan rakyatnya. Raja menyadari harus bersyukur walaupun anak yang dilahirkan istrinya tidak seperti yang diinginkannya selama ini. Raja menamai anak perempuannya Putri Biyuku. Putri Biyuku artinya putri kura-kura karena pada saat putri dilahirkan muncul segerombolan kura-kura yang sangat besar di luar istana. Kura-kura itu ikut menanti kelahiran Putri Biyuku. Setelah Putri Biyuku lahir, segerombolan kura-kura itu pun pergi meninggalkan kerajaan.
Setelah anaknya lahir, sikap dan perilaku Raja berubah. Raja itu menjadi yang adil, bijaksana, dan selalu mementingkan kemakmuran rakyatnya. Perubahan sikap Raja itu dikarenakan ia telah dikaruniai keturunan yang sangat cantik jelita. Putri Biyuku sangat dimanja oleh kedua orangtuanya. Seiring berambahnya waktu, Putri Biyuku tumbuh menjadi gadis remaja. Tidak disangka-disangka, Putri Biyuku mewarisi sifat-sifat buruk ayahnya. Raja juga tidak tinggal diam, dia terus berusaha agar anaknya dapat mengubah sifat buruknya.
Suatu hari Raja membuat sayembara untuk mencarikan jodoh anaknya. Raja berharap Putri Biyuku akan mengubah sifatnya. Banyak laki-laki yang mengikuti seyembara tersebut. Akan tetapi, selain menolak,Putri Biyuku juga menghina semua laki-laki yang berminat dengannya. Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda yang mukanya sangat buruk dan dari golongan orang miskin. Pemuda itu datang ke kerajaan untuk mengikuti sayembara. Perlakuan yang sama juga didapatkannya. Bukan hanya cacian tapi juga pukulan diterima oleh pemuda itu. Tiba-tiba sosok pemuda itu berubah jadi pemuda yang sangat tampan. Ternyata, pemuda itu adalah seorang pangeran yang sengaja turun ke bumi untuk menyadarkan Putri Biyuku atas semua perilaku buruknya. Perbuatan buruk Putri Biyuku tidak dimaafkan lagi. Pangeran pun menyihir Putri Biyuku menjadi kura-kura.



Raja sangat sedih melihat anak yang sangat disayanginya telah berubah menjadi kura-kura. Namun, apa daya, Raja tidak bisa berbuat apa-apa. Ia berusaha mengikhlaskannya. Putri Biyuku pun pergi ke sungai yang ada di dalam hutan dan tidak kembali lagi untuk selama-lamanya. Karena begitu sayang dengan putrinya dan untuk mengenang Putri kesayangannya, Raja menamai hutan tempat putrinya tinggal dengan nama hutan Biyuku. Karena Raja tidak mempunyai keturunan untuk meneruskan kepemimpinannya, lambat laun kerajaan itu pun runtuh. Hutan Biyuku sekarang menjadi sebuah desa yang bernama Desa Biyuku. Desa Biyuku terletak di Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

19 Comments

  1. Wah seru banget baca cerita dongengnya. Aku dari kecil selalu suka dongeng. Tapi ini endingnya agak nggantung ya, ngga diceritain abis jadi kura2 dia mengilang selamanya karena apa. Hehe

  2. Bagus bang cerita dongeng dan juga puisi nya, sinkron.
    Dongeng itu baik untuk membuat anak-anak memetik pelajaran dari kisah yang diceritakan..

  3. Saya pikir anaknya laki-laki,,,,

    Tapi secara keseluruhan seru, bikin penasaran dan buat kita mesti baca sampai akhir cerita , mengajarkan kita supaya kita jangan bersikap sombong dan angkuh.

  4. Jadi ingat waktu kecil saya sering menghabiskan waktu untuk baca buku dongeng, waktu SD perpusnya kecil, jadi kurang puas, setelah SMP lumayan luas dengan koleksi buku yang lebih banyak, jadi lebih puas baca buku-buku cerita 🙂

  5. Saya baru baca cerita Putri Biyuku di artikel ini. Dan puisi yang dituliskan sebelumnya nyambung banget. …keren!
    Ceritanya sarat pesan moral ya. Bagus sekali!

  6. bang, sesekali kasih tips dan trik menulis cerita (dongeng) menarik seperti ini dong. Karena sekarang penting banget yang namanya cerita seperti ini, selain bisa memberikan amanat, juga bisa melatih anak untuk membaca daripada bermain gadget

  7. wah, setelah baca ini trus jadi menginggat masa lalu. sudah sangat lama tepatnya saya tidak baca cerita seperti ini. Kategori fabel bukan?

  8. Saya baru denger dongeng tentang putri Biyuku ini, bisa jadi pembelajaran ke anak-anak agar tak bersikap angkuh dan sombong pada siapa pun. Setelah ggogling ternyata desa Biyuku ini bener-bener ada di Sumatera.

  9. Aku suka banget lho cerita legenda begini. Dulu waktu kecil koleksi buku2 legenda haha pasti ada pelajaran yang bisa dipetik, cocok buat anak2. Dan bisa mengenal asla usul daerah

  10. Jadi tau asal-usul Desa Biyuku ya… Ternyata ada Putri Biyuku, kasihan lohh masa’ cantik² dikutuk jd kura²… Baper deh .. tp profound message nya, selain cantik fisik mestinya cantik akhlak dan hati juga

  11. Ceritanya sedih ternyata, klo cerita putri2 itu kebanyakan cerita sedih jalan ceritanya ya. Begitulah kehidupan menjadi lengkap, ada baik dan buruk nya dalam drama kehidupan.
    Bagus puisinya aq suka.

  12. Aku bertanya2 Bayuasin ini di mana soalnya gak pernah denger, taunya cuma Banyumas, ternyata lokasinya gak di Jawa tapi di SUmatera yak hehe.
    Btw mas gak ada keinginan nerbitin buku cerita atau dongenng buat anak gtu? Cocok nih nulis2 kyk cerita Putri Biyuku gini 😀

  13. Aku bertanya2 Bayuasin ini di mana soalnya gak pernah denger, taunya cuma Banyumas, ternyata lokasinya gak di Jawa tapi di SUmatera yak hehe.
    Btw mas gak ada keinginan nerbitin buku cerita atau dongenng buat anak gtu? Cocok nih nulis2 kyk cerita Putri Biyuku gini 😀 .

  14. Bagus banget ini cerita buat pengantar tidur anak ya. Bermakna banget kalau diceritakan kepada anak kalau ketamakan akan mendatangkan malapetaka.

  15. Saya selalu suka cerita cerita daerah. Sejak zaman SD saya senang baca cerita cerita daerah. cerita Putri Biyuku baru pertama kali ini dengar, tapi kalau daerah Banyuasin sudah sering dengar…

  16. Nyess banget ya ceritanya kaena tingkah yang sembrono dikutuk gitu jadi kura-kura. Semoga saya bisa mengunjungi desa Biyuku pengen liat kaya gimana.

  17. Dari dulu suka baca cerita rakyat. Apalagi yang legenda-legenda gitu. Bikin penesaran antara nyata atau tidak

  18. Aku belum pernah dengar dongeng ini. Jadi ada bahan baru untuk aku kasi ke anak-anak sebagai cerita pengantar tidur. Makasi cerita nya mas.

  19. Nama desa nya beneran ada ya mas ?
    Jujur saya baru pertama kali baca cerita tentang si putri biyuku ini . Akan saya cerita kan ke anak anak untuk dongeng sebelum tidur nya mereka . Mereka pasti akan nagih untuk di bacakan cerita rakyat lain nya deh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *