Mitos-Mitos Tentang Air dan Kesehatan

 

Masih jelas terekam dalam benak, manakala teman-temanku mengajak berenang pada siang hari saat bulan puasa. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP.

Setelah Orde Baru runtuh, masa reformasi dimulai, pemilu pertama memenangkan PDI Perjuangan. Namun, Presiden yang terpilih adalah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Salah satu kebijakan Gus Dur yang populer adalah libur sekolah selama Ramadhan.

Hal itu menjadikan waktuku begitu lengang. Pagi-pagi, bakda menunaikan salat subuh di masjid, aku akan jalan-jalan pagi sambil main petasan. Setelah matahari mulai gagah, aku akan main ding dong sampai uang jajanku habis. Setelah itu, tak tahu harus apalagi menunggu buka puasa. Saat itulah, teman-temanku mengajak berenang di kedukan di desa belakang. Katanya, kalau kita berenang saat puasa, rasa dahaga kita akan hilang.

Padahal, berenang adalah salah satu aktivitas paling mengeluarkan keringat. Bayangkan saja, untuk renang gaya bebas, selama 1 jam, bila berat badanmu 60 kg kalori yang terbakar antara 413-590 kalori. Kalau berat badanmu 70 kg, kalori yang terbakar antara 493- 704 kalori. Itu berarti berenang seharusnya lebih bikin haus daripada jogging yang hanya membakar 60 kalori/1 km ~ 360 kalori/jam.

Mitos-mitos tentang air dan hubungannya dengan kesehatan masih banyak dipercaya di masyarakat. Beberapa mitos populer tersebut antara lain:

Air Es Dapat Menyebabkan Perut Buncit

Jakarta itu panas, Gaes. Akibatnya, aku sering minum es. Melihat aku memesan minuman dingin, ibuku yang tengah menjengukku bilang, “Oh pantas, minum es melulu, buncit perutnya!”

Faktanya air es tidak menyebabkan perut buncit. Air itu nol kalori. Jadi, dingin atau tidak, sedikit atau banyak, air tidak akan menyebabkan buncit. Kembung iya, tapi nanti kan dibuang lewat pipis.

Infused Water Dapat Meningkatkan Asupan Vitamin, Mineral, dan Serat

Infused water ini populer banget, kan? Dulu, aku juga sempat percaya kalau infused water itu penuh khasiat, sampai bikin sendiri, dibawa kemana-mana. Ternyata penelitian mengatakan bahwa kemungkinan larutnya vitamin dan mineral dalam air sangat sedikit. Sedangkan serat sama sekali tak mungkin larut, kecuali jika irisan buahnya ikut dimakan.

Minum Air Hangat Ketika Bangun Tidur Akan Menurunkan Berat Badan

Aku banget ini, pengen menurunkan berat badan. Jadi pagi-pagi kudu minum air hangat. Tapi ternyata, hal ini juga mitos.

Minum air tidak akan menurunkan berat badan, namun hanya akan membantu proses penurunan berat badan. Air juga bisa mengenyangkan sehingga bisa mengurangi jumlah makanan yang dimakan.

Nah, justru bukan air hangat, melainkan air dingin yang memainkan peran dalam meningkatkan metabolisme tubuh. Tingkat metabolisme atau tingkat pembakaran kalori meningkat 30 persen setelah orang minum sekitar 2 gelas air.

Air yang Bagus itu Air yang Tidak Mengandung Mineral

Justru sebaliknya, air yang bagus itu adalah air yang mengandung mineral. Bahkan, untuk air kemasan, kalau ingin mendapat sertifikasi dari BPOM, maka air kemasan tersebut harus memenuhi standar mineral yang terkandung di dalam air.

Mineral tersebut antara lain Zinc (Zn) yang bermanfaat membantu pembentukan sel dan enzim, Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) yang bermanfaat buat jantung, Selenium (Se) untuk memperbaiki sistem imunitas, dan masih banyak mineral lainnya.

Air tanpa mineral, sering disebut air kosong, justru tidak berguna sebagai penopang kecukupan gizi kita. Jadi, kalau beli air kemasan, lihat ada sertifikat BPOM-nya atau tidak, jangan-jangan cuma air kosong doang tuh.

Minum Air Kemasan Merusak Gigi

Seperti disebutkan sebelumnya, air kemasan harusnya memenuhi standar minimal kandungan mineral. Di antaranya adalah Fluorida (F) yang justru mencegah kerusakan gigi.

Tentu, di luar hal-hal di atas masih banyak mitos lain terkait air dan kesehatan. Kita harus cermat mengecek kebenaran informasi dan tepat mencernanya. Benarkah manusia harus minum 2 liter air setiap hari? Apakah benar banyak minum bisa membantu kelembapan kulit? Apakah minum terlalu banyak air berisiko buat kesehatan? Apa botol minuman kemasan hanya boleh digunakan sekali pakai? Tentu, hal-hal semacam itu harus kita cari jawabannya dari sumber tepercaya. Jangan sampai kita termakan hoaks, eh, mitos!

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *