Mitos Minum 2 Liter Air

Minum 2 liter air tiap hari.

Pasti kita sering mendengar ujaran tersebut. Jika menggunakan gelas berukuran 250 mL, kebutuhan minum kita menjadi 8 gelas per hari. Benarkah demikian?

Ternyata, kebutuhan minum seseorang itu berbeda-beda. Minum 2 l air per hari hanyalah angka rata-rata. Nyatanya, kebutuhan  minum setiap orang berbeda-beda tergantung dari aktivitas dan bobot tubuh orang tersebut.

Dalam keadaan normal, rumus perhitungan minum yang dibutuhkan adalah berat badan dikalikan 30 mL. Apabila kamu punya berat badan 60 kg, kamu butuh minum 1,8 liter per hari. Apabila beratmu 100 kg, kebutuhan minum kamu menjadi 3 liter per hari. Ibu hamil dan menyusui beda lagi, rumusannya ditambah 300 mL dan 500-600 mL. Bila berat ibu hamil 50 kg, air yang ia butuhkan sebanyak 1,8 liter per hari. Bila menyusui, ia butuh 2-2,1 liter per hari.

Mengapa Jumlah Minum Berkorelasi dengan Bobot Badan?

Air adalah kebutuhan dasar manusia. Proporsinya besar dalam tubuh kita. Darah kita. Otak kita bahkan sering dianalogikan sepagai busa cuci piring, yang jika ditekan akan mengeluarkan cairan. Persentasenya berbeda-beda sesuai umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Bayi usia 1 tahun memiliki cairan tubuh sebanyak 70-75% berat badan, laki-laki dewasa memiliki cairan tubuh sebanyak 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa sekitar 50% berat badan.

Tubuh kita punya cara menjaga komposisi cairan agar tetap setimbang . Ginjal, kulit, paru dan sistem pencernaan yang berperan dalam menjaga keseimbangan tersebut. Aktor utamanya adalah ginjal.  Ketika tubuh kita mengalami kekurangan cairan karena akvitas berlebih, olah raga berat, atau cuaca yang panas, ginjal akan mengurangi ekskresi (kencing). Sebaliknya, jika kelebihan caira, kita akan jadi sering kencing.

Bagaimana kita tahu kalau kita kurang cairan?

Warna urin menjadi petunjuk utama. Sering bila kita ke WC umum, status hidrasi urin kita tertera di atas urinoir. Perhatikan baik-baik warnanya, dan identifikasi status kita apakah terhidrasi baik, kurang terhidrasi atau justru dehidrasi.

Selain warna urin, ada tanda-tanda lain yang bisa kita rasakan. Bau mulut juga tanda tubuh kita kekurangan cairan. Kurangnya cairan tubuh menyebabkan produksi saliva berkurang. Saliva inilah yang berjasa membunuh kuman. Kurangnya saliva mengakibatkan kuman tumbuh lebih cepat di dalam mulut dan menyebabkan bau mulut. Selain itu, mulut pun kering karena kurangnya cairan yang melapisi mukosa mulut

Dehidrasi juga mengurangi aliran oksigen dan darah ke otak. Akibatnya nyeri kepala dan pusing. Kurangnya kadar air dalam tubuh menyebabkan berkurangnya jumlah cairan di otak dan dapat memicu nyeri kepala, seperti migrain.

Kurang minum juga membuat ganggguan pencernaan. Susah buang air besar. Air membantu melubrikasi sistem pencernaan agar  bersih dan gerak usus selalu baik guna mencegah konstipasi.

Selain itu, kamu pernah merasa lapar? Laparmu itu belum tentu karena kurang makan. Bisa jadi itu tanda kalau kamu kurang minum. Makanya, kalau ada rasa lapar bukan di jam makan, sebaiknya kamu minum. Lebih baik kalau minum air putih hangat.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *