Mengenal Tradisi Ramadhan di Berbagai Negara lewat Buku “Ceria Ramadhan di Berbagai Benua”

Tak sengaja aku menemukan satu buku tentang keunikan tradisi Ramadhan di berbagai negara. Judulnya “Ceria Ramadhan di Berbagai Benua” yang berisi 25 cerita dari para pemenang Sayembara Ceria Ramadhan.

Kebetulan salah satu pemenangnya itu adalah temanku, Nia Yoshi, yang suaminya juga adalah temanku Lili Suhaeli. Nia menuliskan pengalamannya berpuasa saat mengikuti suaminya kuliah S2 di Jepang.

Ada banyak tradisi unik yang kupelajari dari buku itu. Selain seperti yang ditulis Mas Ari tentang Faedah Bulan Ramadhan Selama di Rumah Saja akibat pandemi ini, sayang banget kalau nggak kurangkum informasi menarik di buku tersebut.

Tradisi Ramadhan di Brunei Darussalam

Di Brunei, buka puasa disebut Sungkai. Sungkai diadakan di masjid ala prasmanan. Lebih mewah ya caranya dibandingkan dengan kita yang alhamdulillah bisa dapat nasi kotak. Zaman kuliah dulu, aku termasuk yang hobi ke masjid supaya dapat buka puasa. Biasanya isinya air putih, kurma, dan kolak.

Lauk yang paling banyak dihidangkan saat buka puasa di Brunei adalah kepiting. Makanan tradisional yang paling banyak muncul adalah Ambuyat, bubur sagu mirip Papeda.

Tradisi Ramadhan di Thailand

Kota Songkhla di Thailand berpenduduk mayoritas muslim. Ada lebih dari 350 masjid di Songkhla. Di Songkhla ada tradisi berkumpul di pasar lokal untuk melihat bulan pertama awal Ramadhan.

Penduduk Thailand menyebut puasa sebagai Lomdhon. Menu favorit saat buka puasa di Thailand adalah Khanom krok, Kluai Buat Chi, dan Mango Sticky Rice.

Tradisi Ramadhan di Korea Selatan

Pusat kegiatan saat Ramadhan si Korea Selatan ada di Masjid Central di Itaewon, Seoul. Ada sayembara MTQ yang rutin digelar plus buka puasa. Lama waktu puasa di Korea adalah sekitar 17 jam. Waktu puasa ini sama dengan Jepang.

Untuk menyambut Ramadhan, para pria muslim di India memakai kohl atau celak mata. Tradisi ini dipercaya dapat membantu membersihkan mata dari kotoran, melindungi kelopak mata, serta menjernihkan penglihatan.

Tradisi Ramadhan di India

Bila musim panas, lama waktu puasa di India adalah 15 jam. Sedangkan pada musim dingin, waktu berpuasanya hanya 11 jam.

Kuliner khas Ramadhan di India adalah Peni, yaitu sejenis bihun yang digoreng kemudian dicelipkan ke dalam susu saat sahur. Ada juga Haleem yaitu sup kental berisi daging dan kacang-kacangan serta gandum. Selain itu ada Kheer dan Samosa. Kheer terbuat dari susu dan manisan yang dilengkapi anggur dan buah-buahan lain. Samosa adalah pangsit goreng berisi kentang rebus berbumbu rempah, bawang bombai, dan kacang kapri.

Tradisi Ramadhan di Maladewa

Maladewa adalah negara berpenduduk mayoritas muslim. Jadinya, malam pertama Ramadhan sangat meriah. Warga menghias rumah-rumah mereka. Kedai-kedai tutup di siang hari. Orang yang mampu menyelenggarakan buka puasa bersama.

Tradisi unik di Maladewa yaitu membacakan puisi bertemakan Ramadhan yang memiliki ritme unik, biasanya terdiri dari minimal 3 baris. Namanya Raivaru.

Kuliner khas berbuka di Maladewa didominasi makanan laut seperti garudhiya atau ikan yang tersaji dengan nasi, jeruk limau, cabai, dan bawang. Selain itu ada kulhi boakiba atau kue ikan berempah dan tharis atau nasi domba maupun sapi.

Tradisi Ramadhan di Australia

Tidak ada kebiasaan khusus pada Ramadhan di Australia. Di sini kegiatan Ramadhan berbasis komunitas. Lamanya waktu puasa tergantung musim.

Tradisi Unik Ramadhan di Afrika

Maroko, Negeri Seribu Banteng, memiliki banyak tradisi unik selama Ramadhan. Di sana juga ada tradisi membangunkan penduduk unuk bersahur oleh Nafar, sekelompok orang terpilih yang bertugas. Nafar dipilih karena kejujurannya.

Di Mesir juga demikian. Namanya Musaharati. Mereka menabuh drum dan rebana sambil menyebut keutamaan Ramadhan. Kuliner khasnya yakni kunafah dan qatayef, semacam pancake dengan isi krim atau kacang-kacangan.

Di Nigeria, ada tradisi unik berupa kegiatan dakwah hingga ke pelosok Nigeria secara rombongan. Kuliner khas Nigeria, Pap dan Akara, wajib disajikan setiap sahur.

Tradisi Ramadhan di Amerika

Di banyak tempat di Amerika, aspek kemasyarakatan Ramadan yang umumnya dilakukan di masjid atau tempat-tempat berkumpul lainnya sangat menonjol di mana buka puasa dilakukan dengan cara potluck, yaitu setiap orang yang datang diharapkan membawa sumbangan makanan untuk dinikmati bersama; budaya yang bagi kebanyakan orang Timur tidak biasa. Tetapi, dengan cara ini kita bisa “keliling dunia” mencicipi beragam hidangan manca negara, karena berbuka dengan orang dari berbagai latar belakang etnis dan bahkan non-Muslim.

Tradisi Ramadhan di Eropa

Di Swiss, tiap masjid biasanya punya ciri makanan berbuka puasa. Ada baklava dan nasi kebab jika masjid itu milik komunitas Turki, ada nasi Arab jika komunitas Arab, dan sebagainya. Hal itu juga terjadi di Polandia.

Makanan khas Swiss yang menjadi favorit berbuka adalah rosti yaitu kentang serut yang dicampur keju dan mentega, raclatte dan cheese foundue, yang dominan keju leleh.

Di Albania ada tradisi unik memainkan lodra, permainan perkusi yang cukup besar. Lodra juga diiringi alat musik tiup. Dimainkan menjelang sahur dan buka puasa. Kuliner khas di Albania adalah byrek, sejenis pie berisi daging dan sayur bayam.

Di Belgia, tiap tahun ada festival Muslim Hasselt atau festival jajanan manis (suikerfeest). Belgia memiliki kuliner khas berupa waffle. Yang patut dicoba adalah brussels waffle dan liege waffle. Selain itu, ada bola-bola daging (gehaktballetjes) yang dibalur saus tomat. Di Belgia, lama waktu puasa 18-19 jam.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

20 Comments

  1. Wah, saya punya bukunya yang seri pertama. Yang seri ini saya belum punya. Jadi mau beli juga. Soalnya anak-anak suka sekali baca tradisi dari berbagai benua ?li

  2. Jadi pengen beli bukunya. Setidaknya bisa tau gambarannya seperti apa nuansa ramadhan diberbagai benua. Siapa tahu bisa mengunjungi salah satu benua itu dan merasakan ramadhan disana hehe

  3. Enaknya itu makan takjil Mango Sticky Rice di Thailand, terus berbuka dengan menu kepiting di Brunei hahaha. Semoga suatu hari nanti bisa menetap di luar negeri. Puasa di Itaewon, siapa tahu ketemu Park Seo Joon

  4. Pengen beli bukunya. Manatau ada kesempatan bisa berpuasa di negara lain kan ya, hehe.. Bacaan ini bagus juga untuk anak-anak saya.

  5. Wah seru ya ramadah di berbagai negara. Dari cuplikan di atas jdai pengen beli bukunya. Biar nambah wawasan saya, gimana sih ramadhan saudara-saudara muslim diberbagai belahan dunia.

  6. Saat kuliah saya juga paling suka berbuka puasa di masjid. Biasanya masjid yang saya datangi berganti-ganti. Wah menu berbuka puasa tiap daerah di luar negeri ini berbeda-beda ya. Kalau di daerah saya yang favorit adalah sayur kelor. Rasanya benar-benar menyegarkan. Jika berbuka tidak ada sayur kelornya sepertinya ada yang kurang…

  7. Unik-unik sekali ya ragam cara buka puasa di Dunia. Yang bikin mulut saya cukup ngiler itu manggo sticky rice. Di daerah saya pernah hits banget makanan itu. Dari artikel ini baru tahu kalo makanan tersebut biasa disajikan saat buka puasa di Thailand

  8. Aku tau buku ini, kemaren-kemaren mau beli buat anakku, biar semangat puasanya. Kayanya ceritanya seru-seru. Jadi inget juga dulu sering berburu takjil dari masjid ke masjid. Sekarang uda gada buber di masjid lagi, sedihnya 🙁

  9. Di Kalimantan selatan ada nama daerah yang namanya Sungkai. Saya ga bisa ngebayangin gimana rasanya Rosti, kentang serut yang dicampur keju dan mentega. Penasaran oengen coba, hehehe. Tapi sepertinya puasa di negeri orang banyak pengalaman serunya.

  10. wah aku baru tau ada buku ini kayanya seru dibaca sama anak0anak di rumah. melihat ulasan mas pring jadi pengen kunafeh deh wkwk

  11. Wah enak nih di Brunei, pake kepiting terus keknya buka puasanya wkwkw.
    Pernah rasain samosa yg ternyata makanan khas India, kupikir itu dari Arab. Dan memang iya sih, kaya rempah banget

  12. Wah keren juga nih….
    Ini termasuk review bkn Kak..
    Di thailand sepertinya Unik nih Kak.

  13. Wah unik-unik ya tradisi Ramadan di luar Negeri juga banyak. Yang paling berat itu kebetulan ada teman yang lagi Ramadan di Jepang juga sekarang puasanya hingga 17 jam. Jam 3 soalnya udah subuh, hehe. Magribnya juga lama

  14. Jadi inget kalau ramadhan di seol di KBRI ngadain buka puasa bersama yang menyajikan makanan indonesia salah satunya rendang dan itu enak banget. HIkss sekarang pasti udah gak bisa di lakukan ya?

  15. Dari sekiann bnyk tradisi ramadhan di luar negeri teteup sy suka dengan tradisi ramadhan di tanah air hehe..tapi penting jg ya kita tau tradisi ramadhan di luar negeri karena siapa tau pas kita lagi ke negara tsb pas bln ramadhan jd ga kaget lgi dngan tradisi ramadhan setempat

  16. Tradisi di Maroko dan Mesir yang bangunin orang buat sahur itu seperti kita di Indonesia pas zaman 90-an atau 2000-an ya mas. Entah sekarang masih ada tidak itu bangunin orang-orang sahur sambil keliling. Terakhir saya mendengarkannya kalo gak salah pas saya masih SMP di kampung, sekitar tahun 2000. Sekarang sudah tidak ada lagi tradisi serupa di kampung saya.

  17. Mewah amat di Brunei ya mas Pring. Aku ngiler ah buka puasa pake kepiting. Slrrrrp. Btw hijrah jadi warga negara Brunei kayak mana ya.. hihihi becanda

  18. tradisi Ramadhan di negara lain beda-beda ya tapi waktu berpuasanya juga terasa lama ya kalau di luar negeri. Pengen sie sekali-sekali Ramadhan lagi di negeri orang seru ya

  19. Seru juga ya, tanpa keliling dunia, bisa tahu pengalaman ramadan di berbagai dunia melalui buku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *