Kebutuhan primer manusia kini bukan hanya sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan informasi dan terkoneksi ke dunia yang lebih luas menjadi penting. Hampir setiap rumah kini membutuhkan keberadaan TV kabel dan internet. Penyedia layanan pun berusaha memberikan penawaran layanan TV kabel dan internet yang terbaik buat pelanggannya.
Jaringan internet yang tersedia ada yang berbasis seluler (mobile broadband) dan ada juga yang berbasis fiber (fixed broadband). Keduanya tentu memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing. Untukku yang pernah tinggal di kawasan non perumahan, mobile broadband jadi pilihan. Jaringan internet berbasis fiber belum masuk ke sana. Hanya saja, mobile broadband sering mengalami kendala kestabilan akibat cuaca. Sebaliknya, bila menggunakan jaringan berbasis fiber, aksesnya lebih stabil.
Banyak sekali penyedia layanan internet fiber seperti Biznet, My Republic, First Media, atau Groovy. Pertama kali, aku merasakan internet fiber adalah ketika tinggal di Komplek Permata Depok. Ada yang menelepon ke rumah, dari First Media. Ia menawarkan paket internet sekaligus dengan paket TV. Sebagai penulis dan narablog, aku membutuhkan akses internet yang memadai. Saat itu, aku tak memedulikan syarat dan ketentuan pemasangan. Yang penting, internet di rumah terpasang.
Hal pertama yang kusadari adalah TV kabelnya tidak menyiarkan Liga Inggris. Padahal, aku pencinta bola. Untungnya, dari sekitar 38 channel yang tersedia, banyak acara anak-anak. Anakku yang gembira melihat televisi tak henti-henti menyiarkan hal yang menarik buat dia. Tinggal kami sebagai orang tua yang harus pandai mengatur jadwal menonton agar ia tak kecanduan televisi.
Selama hampir setengah tahun pemakaian, memang benar internet fiber cenderung stabil. Namun, bila sudah mendekati akhir periode, kurasakan kecepatannya menurun. Instingku berkata, meski dibilang unlimited, kecepatan terbaiknya hanya pada jatah kuota tertentu. Kalau sudah melebihi kuota, akan berganti ke kecepatan yang lebih rendah. Syarat dan ketentuan itu ternyata penting dibaca dengan teliti. Misalnya, ada penyedia layanan yang mengatakan kecepatannya up to 20 MBPs, itu bukan berarti kecepatannya 20 MBPS, melainkan juga bisa berarti 1 MBPs.
Pindah rumah, aku hampir beralih ke Indie Home. Masalahnya adalah memasang Indie Home juga berarti harus memasang telepon. Entahlah, hanya karena itu, aku jadi tidak berminat.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih layanan TV kabel dan internet terbaik itu berkelindan di kepalaku. Sebenarnya ada satu penyedia layanan yang bikin aku penasaran. Groovy namanya. Kulihat Atta Halilintar memakainya.
Setelah kucari informasi, Groovy memiliki keunikan dibandingkan penyedia layanan yang lain. Groovy juga menawarkan paket unlimited speed. Bukan kuotanya yang unlimited, melainkan kecepatannya. Artinya, di sini Groovy berani menjamin, dengan harga yang relatif sama, ia jauh lebih cepat dari yang lain. Untuk paket level 1, personal, penggunaan datanya yang dibatasi 5 GB/hari.
Namun, kembali lagi, kebutuhan setiap orang berbeda. Saya yang bukan gamer dan tidak melulu hobi streaming lebih menyukai kecepatan sebagai pertimbangan nomor satu. Kecepatan internet tidak boleh lebih lambat dari kecepatan rasa haus akan informasi yang saya rasakan.
Satu lagi pertimbangan yang penting, yaitu pelayanan dari penyedia layanan. Saat memakai Bolt Home, aku sedang dinas di luar kota dan lupa sudah melebihi tenggat waktu pembayaran. Ketika teringat, aku langsung ke ATM guna melakukan pembayaran. Namun, gagal. Aku pindah ke Alfamart, mereka bilang aku sudah melakukan pembayaran. Pasalnya, internet di rumah masih tidak bisa digunakan. Akhirnya, aku menelepon customer service-nya. Mereka juga memberikan jawaban yang sama dengan pihak Alfamart dan memintaku merestart ulang perangkatnya. Kulakukan hal itu, tapi tak ada perubahan. Besoknya muncul pengumuman di media massa, BOLT resmi ditutup.
Maksudku, kendala teknis bisa terjadi kapan saja. Penyedia layanan yang baik harus memiliki layanan yang baik, entah itu dalam bentuk kecepatan dalam merespons pertanyaan, keakuratan informasi, dan kesigapan dalam menyelesaikan berbagai kendala yang ada. Jangan sampai ketika akses internet kita terganggu, dan kita meminta penyedia layanan untuk datang memeriksa, baru 2-3 hari kemudian mereka datang memperbaiki.
Terlepas dari semua pertimbangan itu, satu pertimbangan yang lebih penting adalah keterjangkauan. Ya, sebagus-bagusnya sebuah penyedia layanan, kalau tidak menjangkau tempat kita berdomisili, sia-sia belaka.***
One Comment