Cibaliung

Mandi Segar di Leuwi Liuk Hingga Cibaliung

Setelah puas bermain di Leuwi Hejo, perjalanan dilanjutkan. Atas saran Waldi, adikku, yang sudah pernah kemari, ada tempat mandi/berenang di atas. Kami harus treking kira-kira lebih dari 1 kilometer lagi. Menurutnya, kondisi airnya lebih segar dengan kedalaman yang tidak begitu dalam. Paling dalam 2 meteran dengan dasar terlihat. Bening sekali. Dia tidak tahu banyak tentang Leuwi Liuk. Nama tempat yang ia rekomendasikan itu Cibaliung.

Ya, di kawasan Leuwi Hejo, sebenarnya ada banyak leuwi yang lain. Di antaranya Leuwi Liuk dan Cibaliung, atau ada yang menyebutnya Leuwi Baliung. Tepat sebelum Cibaliung itu, ada Leuwi Ciung. Mereka masih berada dalam satu aliran sungai. Selain itu, ada juga Leuwi Cepet dan Curug Barong di kawasan ini. Karena waktu, tenaga, dan kondisi yang ramai, kami mengurungkan niat menjelajahi semua tempat.

Cibaliung

Perjalanan harus dipuaskan dengan memilih satu tempat terbaik. Cibaliung yang paling ujung jelas menjadi tantangan.

Pertimbangannya, titik konsentrasi massa saat ini masih di Leuwi Hejo. Setelah itu, orang akan berkumpul di Leuwi Liuk. Masih sedikit orang yang langsung menuju Cibaliung. Enak pasti buat mandi.

Sebenarnya ada 2 rute untuk menuju Leuwi Liuk dilanjutkan ke Cibaliung. Rute pertama tidak usah masuk Leuwi Hejo terlebih dahulu. Langsung berbelok ke kanan sebelum pintu masuk Leuwi Hejo. Jalur treking di sini cenderung datar di awal-awal perjalanan, namun akan sangat terjal menjelang tujuan. Jalur ini lebih panjang dari jalur yang kami lalui. Ya, kami masuk dulu ke Leuwi Hejo, setelah itu perjalanan berlanjut. Meski jaraknya lebih pendek, tapi rutenya lebih gila. Naik-turun bukit dengan jalan tanah. Nggak kebayang kalau musim hujan bagaimana? Licin banget pasti.

Cibaliung atau Leuwi Baliung

Cibaliung

Prediksi kami terbukti. Cibaliung belum terlalu ramai. Tidak sampai 10 orang ketika kali pertama datang. Terang saja, tak kusia-siakan kesempatan itu untuk langsung berendam dan berenang.

Kondisi air di Cibaliung jernih sekali. Biru kehijauan. Dasar kolam terlihat jelas. Awalnya, aku masih memakai pelampung yang kusewa di Leuwi Hejo.

Cibaliung

Di Cibaliung, asiknya terdapat sebuah batu berketinggian sekitar 3 dan 5 meter. Aku memilih yang tingginya sekitar 3 meteran. Dari sana, berkali-kali aku melompat. Seru sekali.

Tak perlu khawatir karena kolam di bawahnya aman. Tidak berbatu. Pelampung saja aku lepas karena tak nyaman. Meski tak jago berenang tak perlu panik karena arus air akan menyeret kita ke sisi kolam yang dangkal. Jadi asli, enak banget berenang di Cibaliung.

Leuwi Ciung

Di atasnya Cibaliung, masih ada kolam yang tak kalah jernihnya. Bebatuan besar mengapit aliran air. Di sana enak bersantai. Perjalanan jauh dan melelahkan itu terbayar deh begitu sampai ke sini.

Leuwi Ciung

Sedangkan di bawahnya Cibaliung, ada Leuwi Ciung. Mesko ukuran kolamnya lebih luas, aku tak berenang di sana. Kadang-kadang kita harus memilih, bukan?

Leuwi Liuk

Leuwi Liuk

Leuwi Liuk sebenarnya instagramable banget. Foto-foto Leuwi Liuk bertebaran di Instagram. Keren. Sepi. Mistik. Begitu auranya.

Tapi apa daya, karena hari Minggu, Leuwi Liuk ramai sekali. Begitu puas bermain di Cibaliung, saat kami kembali, Leuwi Liuk sudah dipenuhi kerumunan manusia. Crowded asli.

Leuwi Liuk

Leuwi Liuk lebih dalam dari Cibaliung. Katanya sih sampai 5 meteran. Untuk bisa melompat, kita harus memanjat bebatuan terlebih dahulu, Tingginya bisa beragam, disesuaikan saja. Ada yang berani melompat dari ketinggian 8 meter lho. Tapi ya butuh usaha buat memanjat. Pengelola hanya menyediakan sebuah tali tambang untuk naik. Rasanya sih tetap saja susah menaikinya. Aku yang gendut nggak deh.

Mending puas-puasin berenang. Takut risiko, aku pakai pelampung. Bermodalkan kondom hape, kami berenang supaya tetap bisa foto-foto. Sayang, hasil fotonya kurang memuaskan memang. Kudu punya Gopro dan casing anti air. Hehe.

 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

8 Comments

  1. wah segernya dan airnya biru

  2. Seru sekali ini, Mas Pring dan jujur saya belum pernah ke tempat seperti ini, termasuk curug bisa buat berendam atau berenang.
    Next mulai akan menjelajah lagi dan ini sudah masuk daftar hehe

  3. Kalau curugnya jernih begini jadi pengen nyebur apalagi kalau suasananya masih sepi. Wah, udah kayak kolam pribadi.

  4. Airnya hijau segar ya..seperti ga kotor sama sekali.
    Pantesan pas buat lompat-lompatan dan berenang.
    Berarti tidak ada arus datang ya, Mas?

  5. Wah airnya bening banget, udah ngebayangin gimana segarnya mandi2an disana, pastinya juga seru barenga teman2 di tempat seperti itu. Jadi kepengen ikutan nyebur.

  6. viewnya asli menggoda bang, apalagi airnya yang sejernih itu. Kebayang dah betapa segernya kalau habis nyebur di situ

  7. Pas liat fotonya, wahhh airnya nampak jernih dan segar. Emang harus nyemplung ini, sayang banget kalau ngga sudah jauh-jauh trekking juga. Makin susah mencapai lokasi wisatanya, biasanya sih emang makin bersih dan terbayarkan kesusahan tadi.

  8. Masya Allah.. Indonesia yaa kaya akan keindaham air terjunnya. Duuh jadi inget masa2 kecil deh. Sering main di air terjun yang lokasinya ga jauh dr rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *