Ada banyak sekali peristiwa kemanusiaan yang terjadi di sekitar kita, baik yang terkait dengan kemiskinan, kesengsaraan, musibah, pencemaran lingkungan, bencana alam, kekerasan, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan kita. Kadang-kadang peristiwa itu begitu dekat dengan kita, sehingga –saking dekatnya– kita menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa, atau kita abai terhadapnya.
Berapa sering kita mendengar berita tentang perusakan gereja, pelarangan menjalankan ibadah, pengusiran suatu kelompok karena alasan perbedaan keyakinan (Syi’ah, Ahmadiyah, Gafatar), atau intimidasi terhadap kelompok-kelompok minoritas yang memiliki orientasi dan pandangan berbeda (LGBT, Komunisme).
Kisah-kisah kemanusiaan itu kadang berbentuk kegiatan-kegiatan mulia, seperti membangun Perahu Pustaka, sebuah inisiatif untuk menyebarluaskan bacaan ke komunitas anak-anak nelayan; Dokter Apung, sebuah gerakan untuk pengobatan masyarakat di wilayah perairan di Kalimantan, Maluku dan Kepulauan Seribu; atau gerakan-gerakan pemberian beasiswa kepada anak-anak dari keluarga tak mampu.
Kegiatan-kegiatan kemanusiaan sering juga terjadi di daerah-daerah perbatasan, wilayah konflik, dan wilayah-wilayah yang kerap tertimpa bencana. Bantuan kemanusiaan pada peristiwa Tsunami di Aceh dan pertistiwa gempa dan gunung meletus di Yogyakarta adalah contoh paling nyata dari kegiatan kemanusiaan yang terjadi di tengah kita.
Nah, apakah Anda punya pengalaman kemanusiaan seperti itu? Bagaimana Anda melihat masyarakat kita dalam memandang isu-isu kemanusiaan? Apakah kita sudah cukup peduli dengan lingkungan di sekitar kita? Bagaimana mestinya pemerintah dan masyarakat menangani isu ini? Jika Anda punya pandangan, silahkan kirimkan dalam bentuk tulisan dan sertakan pada kegiatan Lomba Esai ini.
Tema Utama
Kisah-Kisah Kemanusiaan di Sekitar Kita
Subtema
Agama dan urusan kemanusiaan
Aktivitas kemanusiaan di kalangan pemuda
Menjadi pengungsi di negeri sendiri
Kepedulian lingkungan dan bencana alam
Pembangunan dan dampak ekologi
Toleransi dan intoleransi dalam kehidupan sehari-hari
Menarasikan ulang tragedi kemanusiaan
Ketentuan dan Panduan
Para peserta adalah pelajar, mahasiswa dan umum berusia 15 – 40 tahun.
Peserta diwajibkan memiliki akun di Qureta dan mengirimkan tulisannya lewat web Qureta.
Tulisan adalah asli karya sendiri dan belum pernah dilombakan di media manapun.
Bentuk tulisan bisa berupa refleksi pemikiran, pengalaman pribadi, maupun esai lepas.
Esai yang dilombakan ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Inggris disertai dengan tagar #LombaEsaiKemanusiaan di akhir tulisan.
Judul dan isi tulisan harus sesuai dengan tema lomba. Tulisan yang tidak terkait dengan tema lomba akan dikeluarkan dari daftar seleksi penilaian.
Panjang tulisan antara 800 hingga 1500 kata.
Boleh menyertakan gambar, animasi, audio, atau video, selama tidak melanggar hak izin dan hak cipta.
Boleh mengirim lebih dari satu tulisan. Namun, yang akan diseleksi oleh juri adalah tulisan terbaik yang dikirimkan.
Artikel-artikel yang akan dinilai juri adalah artikel yang lolos terbit di Qureta.
Peserta yang tulisannya telah dimuat di Qureta diwajibkan mengisi formulir pendaftaran secara online di web ICRC dalam tautan ini.
Durasi Lomba
25 Mei – 30 September 2016
Kriteria Penilaian
Kesesuaian dengan tema.
Orisinalitas dan otentisitas tulisan.
Kualitas dan gaya bahasa.
Kreativitas atau cara penyajian isi tulisan.
Interaksi pembaca: jumlah view, komentar, sharing, dan like.
Keputusan juri tidak bisa diganggu-gugat.
Dewan Juri
Ayu Utami (Novelis)
Luthfi Assyaukanie (Qureta)
Sonny Nomer (ICRC)
Hadiah
Juara 1: Rp. 5.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
Juara 2: Rp. 4.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
Juara 3: Rp. 3.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
5 nominasi terbaik akan mendapatkan masing-masing: Rp. 1.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
Informasi lebih lanjut
081228891289 (Nash)
redaksi@qureta.com