Air Terjun Parang Ijo

Keindahan Air Terjun Parang Ijo di Karanganyar

Air terjun Parang Ijo di Karanganyar adalah tempat yang tidak sengaja kudatangi. Ya, dalam perjalanan ke Solo beberapa bulan yang lalu, aku mendapat berkah keindahan dengan bisa berjalan-jalan ke Karanganyar dan sekitarnya.

Air terjun Parang Ijo tepatnya di di Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Kalau naik kendaraan umum dari Solo, sepertinya rumit rutenya. Jadi, lebih baik kalau sewa motor saja ya.

Air Terjun Parang Ijo

Tak direncanakan ke sini sebab setelah puas river tubing di Goa Sari, makan ayam geprek, saya masih punya waktu jalan-jalan. Jadi, bertanya ke penduduk setempat, selain Jumog, ada tempat wisata apa lagi yang dekat. Dijawab Candi Sukuh dan Air Terjun Parang Ijo.

Keindahan Air Terjun Parang Ijo sudah tercium sejak di pintu masuk. Bukan karena murah, tiketnya cuma Rp5.000,-, tetapi areanya sangat tertata. Dari parkiran motor, kita menempuh jalan yang sudah dibatu. Sedikit licin, karena itu tetap harus hati-hati. Jarak trekingnya pun tak sampai 10 menit.

Kesejukan air di sini sudah bisa dirasakan sebab di beberapa titik di perjalanan, ada air yang menetes di pinggirnya. Nuansa hijau, taman yang asri pun tersajikan.

Air Terjun Parang Ijo

Saya sempat kecewa awalnya, karena mengira air terjun Parang Ijo adalah air terjun kecil yang airnya mengaliri bebatuan yang pertama kali dapat dilihat. Meski indah, kalau kecil dan pendek, kurang uhh gimana gitu.

Air Terjun Parang Ijo

Saat saya masuk, hanya ada saya sendirian. Tidak ada pengunjung lain. Jadi saya pun mencari tempat yang tepat untuk meletakkan ponsel agar dapat mengatur waktu untuk foto mandiri. Inilah sedihnya kalau traveling sendirian. Nggak ada yang motoin!

Tak lama kemudian datanglah sepasang kekasih. Mereka memberi tahu bahwa air terjun Parang Ijo bukan yang ini. Kepada merekalah aku meminta beberapa kali difotoin. Mau sering-sering, malu juga sih.

Sejarah Air Terjun Parang Ijo

Air Terjun Parang Ijo

Air Terjun Parang Ijo berada di lereng Gunung Lawu. Tingginya sekitar 50 meter. Parang Ijo memiliki arti Parang adalah tebing dan ijo adalah  hijau warna lumut di sekitar air terjun.

Konon, di sini dulu ada pohon tua keramat yang tidak boleh ditebang. Tepatnya, pada tahun 1942, ada pohon tuayang berukuran sangat besar serta warna daunnya hijau. Pohon tersebut dikeramatkan oleh warga sekitar karena tidak bisa ditebang.

Namun, datanglah banjir bandang, atau sering disebut Baru Klinting oleh warga). Banjir itu yang menumbangkan pohon tersebut, lalu membawanya bersama derasnya arus. Namun, pohon itu justru tetap berdiri tegak dan memperoleh tempat yang baru yaitu diantara tebing atau parang. Sehingga, memudahkan air yang mengalir dari atas tebing ke lembah melewati batangnya.

Air Terjun Parang Ijo

Aliran air tersebut terus mengalir hingga sekarang yang membuat pohon semakin hijau karena tumbuhnya lumut-lumut. Sejarah ini berlanjut pada tahun 1982 wilayah ini kembali dilanda Banjir Baru Klinting serta kembali menerjang pohon di antara parang itu. Akibatnya, sebagian pohon hilang dan menyebabkan aliran air terjun ke bawah lembah langsung tanpa perantara. Sehingga membentuk air terjun yang dinamakan dengan Parang Ijo artinya hijau diantara dua tebing. Celah di antara dua tebing itulah yang menjadi air terjun Parang Ijo.

 

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *