Jika Aku Bisa Jalan-jalan Ke Malaysia

Sekian tahun sudah berlalu, tapi ajakan Wan Nor Azriq, sastrawan asal Malaysia yang kutemui di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2014 belum juga jadi kenyataan. Keinginan jalan-jalan ke Malaysia itu kembali datang saat ASEAN Literary Festival 2016 dari sastrawan muda lain, Ridhwan Saidi dari Malaysia, yang akrab di rumah residensi. Apalagi sekarang, mudah jalan-jalan di sana karena kita bisa book tiket KLIA EKSPRES online.

Ya, sampai kini aku belum pernah ke luar negeri. Tapi nggak ada salahnya kan membayangkan rencana kalau bisa jalan-jalan ke mana saja, ke mana saja aku akan bersauh?

Air Terjun Telaga Tujuh

Air Terjun Telaga Tujuh

Air terjun telaga tujuh ini berada di kawasan Langkawi, Malaysia. Kita dapat menggunakan kendaraan umum berupa Kereta yang mengarah ke Mat Cincang Mountain.

Sebagai pencinta air terjun, rasanya air terjun ini adalah air terjun terkomplit di Malaysia. Kita bisa melihat panorama dari ketinggian. Kita juga bisa berendam guna merasakan kesejukan air terjun.

Langkawi Cable Car

Langkawi Cable Car

Karena sudah di Langkawi, ya sekalian mencoba Langkawi Cable Car. Jalan-jalan ke Malaysia belumlah lengkap kalau kita belum mencoba naik kereta gantung ke puncak gunung tertinggi kedua di Langkawi. Dengan ketinggian 709 meter di atas laut, kita akan melintasi hutan tropis dan air terjun yang indah. Saat cuaca cerah, wisatawan bahkan bisa melihat Indonesia di arah barat daya dan Thailand di arah utara. Perjalanan sepanjang 2,2 km akan ditempuh selama 20 menit.

Batu Caves

Batu Caves

Meski cukup jauh dari Kuala Lumpur, Batu Caves masih mudah dijangkau. Letaknya di selangot. Batu Caves merupakan ikon wisata kota Selangor sekaligus tempat suci bagi umat Hindu.

Batu Caves adalah gua batu kapur. Di dalamnya ada 3 gua utama dan beberapa gua kecil. Yang bikin lebih berkesan adalah keberadan patung Dewa Murugan setinggi 42,7 meter yang dilapisi emas di depan gua tersebut.

Pantai Sasaran

Pantai Sasaran

Pantai sasaran ada di Selangor. Pantai ini memiliki keistimewaan bila air laut surut. Ia akan menyajikan pemandangan mirip dengan Salar de Uyini, sebuah danau air asin di Bolivia,  yang mencerminkan pemandangan langit.

Menara Kembar Petronas

Menara Kembar Petronas

Kalau di Kuala Lumpur, kayaknya wajib banget deh berfoto di depan Menara Kembar Petronas. Berada di jantung kota, menara ini pernah tercatat menjadi menara tertinggi di dunia di kurun waktu 1998 hingga 2004. Di atas, ada jembatan udara yang terletak di lantai 41 dan 42 dengan ketinggian 170 meter.

Kota Pecinan di Petaling

Kota Pecinan

Membayangkan sudah berada di KL, maka saya akan lanjut ke Jalan Petaling. Di sana ada Kota Pecinan.

Kota Pecinan ini menjadi favorit para pemburu barang murah sejati, sehingga ia juga dikenal sebagai ‘Bargain Hunter’s Paradise’. Kayaknya yang begini belum ada di Indonesia.





Sekiranya itulah tempat-tempat yang sangat ingin aku kunjungi jika kesampaian niat jalan-jalan ke Malaysia. Nah, sebagai pencinta curug alias air terjun, sebenarnya aku ingin juga menambahkan air terjun lain dalam daftar.

Ya, cita-citaku memang ingin mengunjungi dan mendokumentasikan sebanyak mungkin air terjun di seluruh dunia. Di Malaysia sendiri, ada beberapa air terjun lain yang terkenal. Meski aku sendiri meragukan, apakah air terjun di sana bakal seindah air terjun di Bogor seperti Leuwi Hejo yang memiliki kejernihan luar biasa dan Curug Kiara yang mistis dan menawan.

Ada Air Terjun Rainbow, Air Terjun Durian Perangin, Air Terjun Temurun, Air Terjun Chawang, Lata Iskandar, Air Terjun Hutan Hujan Kanching, Air Terjun Sungai Pandan, Air Terjun Mahua, Air Terjun Chiling, Air Terjun Sekayu, Air Terjun Pulai, dan Air Terjun Jeriau, serta masih banyak air terjun lain.

Tentunya untuk mengunjungi semuanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Kunjungan pertama, tentu dari bandara saya akan naik KLIA Ekspres dan mengunjungi tempat-tempat yang sudah dilayani oleh sistem transportasi terpadu terlebih dahulu. Kecuali bilamana dua kawan saya tadi mau berlelah menyediakan kendaraan pribadi untuk menjelajahi Malaysia.

Namun, sebelum itu semua terjadi, ada satu hal yang harus saya lakukan. Yak, bikin paspor!

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *