Jarak Pandang Kita

Tidak pernah ada kabut
Sebab udara tak juga mengenal gigil
Meski matari tampak seolah berselimut
 
Aku tak bisa memandangmu
walau kurasa jarakmu hanya secuil.
Tidak ada tembok, Jerman telah bersatu
Tersisa sebuah, tempat orang memanggil
Tuhan yang jauh dan tinggi
Aku pun merasa sesak, tanpamu, bernapas menjadi
hal paling tak bebas. Tak bisa kulepas
masker di wajah, namun mata perih, tetap
tak bisa melihatmu sama sekali.
Aku ingin meratap, mencaci asap
Api asmara telah membakar hutan di dada
dan gambut-gambut yang seperti busa
sudah tidak lagi bisa menyimpan air mata

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *