Janda Berenang di Tanah Sabalong Samalewa

Janda berenang. Apa aku tidak salah dengar?

Itulah nama salah satu kue khas Sumbawa. Dibuat dari tepung maizena, kacang hijau yang dihaluskan, lalu dicampur gula merah sebelum dibungkus daun pisang, kue janda berenang ini digemari masyarakat Sumbawa.

Aku yang baru datang dari Palembang pun terpana saat tahu namanya. Rasa penasaranku membuncah. Kenapa namanya janda berenang? Menurut sang penjual, dahulu kue ini dibuat oleh seorang perempuan yang sudah mejadi janda. Ketika membuat kue ini, janda tersebut pergi dari rumah dan tak pernah kembali. Berenang dalam bahasa Sumbawa bisa berarti pergi. Namun, seorang teman yang asli Sumbawa memberikan versi berbeda. Berenang berarti berhenti. Ada kisah, sebelum sang janda berhenti menjanda atau siap menikah lagi, ia terus-menerus membuat kue ini.

Kenangan tentang salah satu kue khas Sumbawa itu membekas di hidupku. Maklum, aku punya sejarah sendiri dengan Sumbawa. Juni 2011, aku mendapatkan SK Mutasi pertamaku. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sumbawa Besar menjadi pelabuhan pertamaku. Lebih berkesan lagi, sudah dari beberapa bulan sebelumnya, aku merancang pernikahan pada 1 Juli 2011. SK Mutasi yang mendadak itu di luar perkiraan. Sehingga tak ada bulan madu. Dua hari selepas resepsi, aku memboyong istriku ke Tanah Sabalong Samalewa.

Kami berdua mengembara, tanpa ada satu pun sanak saudara di sana.

Sebagai pegawai baru, sayangnya, aku belum mendapatkan rumah dinas. Kami pun tinggal di kos-kosan petak berdua saja. Benda yang kali pertama kubeli adalah sepeda. Dengan sepeda itu aku ke kantor.

Tepat 1 bulan setelah menikah kami menikmati Ramadan pertama kami sebagai pengantin baru. Kota kecil di Nusa Tenggara Barat itu menyimpan suasana yang luar biasa. Sepanjang jalan ada penjual makanan. Tak perlu waktu lama buatku mengenal kuliner khas Sumbawa karena pada bulan Ramadan, semua makanan yang jarang ada di waktu-waktu normal menampilkan dirinya. Dan pembeli bebas memilih.

Setiap sore sepulang kerja, kukayuh sepedaku mengelilingi kota kecil itu. Satu per satu panganan kucicipi. Satu per satu lauk/makanan khas Sumbawa kukenalkan pada lidah. Aku pun jadi paham area di mana per jenis makanan itu tersedia.

Aku akan bersepeda ke Labuhan bila mencari lauk yang berhubungan dengan laut. Labuhan sendiri adalah kawasan pantai nelayan. Di sana banyak penduduk setempat menjajakan olahan seafood. Ikan-ikan bakar seperti baronang, kuwe, kakap, hingga kerapu ukuran cukup besar dijual hanya 20 ribuan. Istriku suka sekali menyantap ikan bakar segar di Sumbawa. Dagingnya terasa manis. Padahal rata-rata hanya dibakar polos saja. Hanya kemudian dibekali dua jenis sambal. Sambal bawang dan sambal kecap.

Kalau ada kendaraan bermotor, kita bisa berjalan lebih jauh lagi ke kawasan Pantai Goa. Di sana kita bisa memilih dulu ikan yang mau dibakar. Ukurannya jauh lebih besar. Lebih segar juga pastinya. Kadang-kadang kami menyantap ikan di sana sambil menikmati indahnya matahari terbenam. Motornya darimana? Biasanya saya pinjam sama satpam kantor 😀

Nah, bila hendak mencicipi kuliner ikan yang lebih khas lagi, Sumbawa setidaknya punya 3 jenis makanan olahan ikan yang terkenal. Namanya sepat, singang, dan sirasang.

Masyarakat asli Sumbawa tergila-gila dengan makanan tersebut. Menu buka puasa pasti menyajikan makanan-makanan itu.

Sepat dimasak dengan cara yang unik. Ikan dibakar terlebih dahulu. Kemudian dipotong kecil-kecil sebelum dimasukkan ke dalam kuah yang dibuat dari racikan bumbu khusus. Di antaranya adalah belimbing wuluh, mangga muda, terong, cabai rawit, daun bawang, dan bawang merah—yang sebelumnya juga dibakar terlebih dahulu sebelum digerus kasar. Kebayang nggak rasa asam dan keegarannya di lidah?

Singang adalah gulai ikan. Kuahnya kuning dari rempah kunyit. Entahlah, orang Sumbawa kecanduan dengan rasa asam. Bila dibandingkan sepat, singang lebih asam lagi karena bumbunya memakai asam (selain bawang merah, cabai rawit, kemiri, dan lengkuas). Kesan segar ditambahkan pada singang dengan memberi daun kemangi. Ikan yang paling sering digunakan untuk memasak singang adalah ikan kakap.

Beda dengan sirasang. Pada prinsipnya sirasang adalah ikan bakar, Namun, ada resep khas untuk membuat bumbu sirasang yang dilumuri ke ikan saat dibakar. Ada semacam keharusan, ikan sirasang haruslah ikan yang benar-benar segar.

Hanya saja sebagai orang Sumatra, aku kurang lumrah makan besar saat berbuka puasa. Jadi biasanya aku lebih mementingkan camilan yang manis-manis untuk berbuka puasa yang banyak dijajakan di sepanjang jalan kea rah pusat kota Sumbawa. Makan besar kulakukan setelah salat Maghrib.

Kalau selera lauk orang Sumbawa itu asam-asam, selera kue mereka manis-manis kebangetan. Selain janda berenang, ada kue yang bahkan hanya muncul ketika Ramadan. Namanya BATU KUMUNG. Batu kumung ini kue yang dibuat dari tepung beras kemudian direndam di air gula. Kebayang ‘kan manisnya?

Tak mau kalah manis, ada juga kue yang bernama BOLU BER’AI. Karena bolu ini memiliki kadar air yang merupakan air gula.

Begitu pula MANJAREAL dan PUTRI MANDI. Manjareal dibentuk dengan daun lontar yang sudah dikeringkan. Sehelai daun lontar dilengkungkan tiga kali kemudian diikat menjadi simbol keriting dalam permainan kartu. Isinya adalah kacang tanah yang sudah dihaluskan dan dimasak dengan tepung beras atau sagu bersama gula. Sementara itu, putri mandi berbahan dasar ketan berbentuk bulat gepeng yang direbus yang dicampur kuah gula merah dengan parutan kelapa. Uniknya, putri mandi ini kerap disajikan dengan jahe hangat.

Sebenarnya banyak sekali kue-kue yang kutemukan saat itu. Ada KUE MENTO, BABINKA, atau BIKA JAWA PONA yang akan sangat panjang jika semuanya dituliskan satu per satu.

Ramadan pertama itu selalu berkenang buatku. Sebab, tamu bulanan yang datang rutin ke istriku tak datang pada bulan itu. Ya, ia langsung hamil. Kami menikmati Ramadan sebagai keharuan menjaga janin yang masih sebesar biji kedelai. Semuanya serba hati-hati.

Sudah sekitar 9 tahun sejak pertama kali kami menjejakkan kami di Tanah Samawa. Begitu ada Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee, aku secara otomatis mengingat kenangan 3,5 tahun di Sumbawa itu.

Sekarang, kami sudah berdomisili di Kabupaten Bogor setelah aku dipindah tugas ke Jakarta. Hari-hari Ramadan kami hanya di rumah karena pandemi. Dan untungnya sekarang ada Shopee. Karantina diri jadi lebih mudah sebab kami hanya membuka aplikasi untuk membeli produk yang kami inginkan.

Dua anak sudah kami hasilkan. Dan anak-anak suka sekali camilan atau susu. Semuanya aku beli lewat Shopee. Apalagi istri juga berjualan online. Ia membuka toko di Shopee. Busana muslim. Etalase Zane namanya.

Ketika istriku melihatku menulis ini, ia berujar, jika pandemi ini berlalu, bisakah kita napak tilas ke Sumbawa? Jawabanku, tentu saja bisa. Hanya saja, sepertinya anak-anak harus dititipkan ke neneknya. Soalnya berat bok, tiket PP Jakarta Sumbawa buat 4 orang!

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

30 Comments

  1. cihuy mesra nian….. untung masih 4 wong. cubo agek 5 wong :p

  2. Semoga bisa ke Sumbawa lagi, buat halan halan yang belum kesampaian hihi

  3. Terimakasih karena tidak pernah melupakan Sumbawa Mas Pring. Tulisannya keren. Semoga tulisan ini bisa menjadi yang terbaik, Good luck!!!

    Btw… Datanglah anytime Mas Pring. Alam Sumbawa merindukan tapak kakimu menjelajahinya kembali, karena jejak2 yg kau tinggalkan tak pernah hilang dan lekang oleh waktu.Dan kamipun menantikan kedatangan kalian, pintu rumah kami di Sumbawa selalu terbuka untuk kalian semua… Silamo…

  4. Ahh saya beberapa kali ke Sumbawa pun masih belum pernah ketemu makanan ringan seperti mas pring bagikan di tulisan ini, kalau masakan ikan-ikan itu pernah dan super enak-enak memang. Keren banget mas pring pernah tinggal di sana pasti berkesan banget sama pemandangannya indah banget ya mas. Semoga suatu hari mas dan istri bisa terwujud main ke sana lagi yaa. Iya berat diongkos sayapun bila ga dines ga sanggup heheheh.

  5. jadi penasaran ama janda berenang heheeheehew… temen kampusku anak sumbawa kak, dan barusan ku chat “beneran disana ada janda berenang, kalau balik ke semarang bawakan ya beb!” wkwkwkwwkwk

  6. Duh Mas Pring, ceritanya mirip kisah saya dan suami. Suami pun setelah menikah bertugas di Kupang. Jadi ya bulan madunya di Kupang, sempat transit di Bali sebentar. Kami gak ada saudara di sana, cuma kenal beberapa tetangga. Kalo suami berangkat kerja kok rasanya sepiii banget. Hahahaha. Semoga langgeng selalu ya mas bersama istri.

    Nama-nama kue di sana unik-unik yaaa. Hahaha

  7. Wah masyaAllah udah 9 tahun aja. Aku blm pernah nyobain kuliner2 sumbawa, penasaran sm sipat dan kue2 manis itu. Hehe.

    Emang shopee memudahkan kita untuk membeli barang2 di masa sprti ini ya mas

  8. Jadi penasaran sama rasanya Janda Berenang. Eh tapi semakin di scroll ke bawah, kuliner Sumbawa lainnya malah bikin tambah ngiler.

  9. Romantis euyyy. Emang paling enak tinggal di tempat yang dikelilingi makanan enak enak. Pasti betah wkwkwk

  10. Judul tulisan ini sukses bikin saya salfok. Saya kira tentang cerpen seorang janda ternyata makanan daerah sumbawa xixixi menggiurkan sekali foto makanannya saya jadi pengen nyoba. Semoga suatu saat bisa plesir juga ke sumbawa

  11. Unik-unik ya nama kuenya. Dari fotonya kelihatan menggoda banget
    Setiap daerah di Indonesia memang punya kuliner lokal yang khas
    Selain ikan dan kue2nya, Sumbawa juga terkenal punya alam yang cantik deh
    Ah… semoga suatu hari bisa ke Sumbawa juga

  12. Waaah jadi pengin main ke Sumbawa, selain menikmati kulinernya wisatanya juga pasti menarik.

  13. ahhhh ternyata nama kue huhuh, unik banget namanya . Pengen deh main ke sumbawa .

  14. Wah…kisahnya unik, kenangan tak terlupakan. Kuliner dan Kue-kuenya lezat semua…Kayaknya perlu nih jelajah Sumbawa. NTB, NTT, baru ke Bali, Lombok, Flores, dan Sumba. Sumbawa kan dikit lagi nyampe…hehe…

  15. Hihi, kue khas Sumbawa ya ternyata… Janda Berenang. Ini kuenya bs sodaraan lohh dg kue Putri Mandi, Semar Mendem dan kue Putri Noong, haha… unik ya kue2 bangsa kita, perlu dilestarikan

  16. Kirain apaan, ternyata nama kue..Masya Allah rejeki, langsung dapat amanah momongan ya Mas. Semoga selalu SaMaRa bersama istri tercinta. Jadi ngiler dengan kuliner Sumbawa. Yang saya tahu hanya Putri Mandi dan Babinka. Tapi sepertinya sudah pernah makan semua. Karena sebelah kamar kos saya waktu kuliah di Bali dulu, 2 orang gadis asli Sumbawa. Jadi sering dapat bagian makanan kalau mereka ada.

  17. Ternyata Mas Pringadi ini bekerja di KPPN, toh? Saya kira murni penulis, hihihi … Alhamdulillah ya Mas, menikah dan diberikan rezeki menikmati bagian lain dari Indonesia. Bisa mencicipi kuliner dan menikmati pemandangannya juga. Apalagi rezeki anak datang dengan segera.

    Kalau ke Sumbawa lagi, kepengen tahu, masyarakat di sana sudah sering belanja lewat Shopee juga nggak, ya? Kalau aku di sini sudah mencoba dan lancar banget prosesnya.

  18. ya ampun ini nama makanan tho kirain judul cerpwn wkwkw. semoga terlaksana ya bisa napak tilas ke Sumbawa lagi.

  19. Kalau aku ke Sumbawa boleh di guidekan ya bg hehe
    Sumbawa termasuk provinsi yang menarik wisata n kulinernya, karena blm banyak yg populer. Selain itu bagi org Sumatra macam saya, jauhhhhh
    Kendala di budget juga hehe

  20. Duh judulnya sudah mengecohku sehingga baca sampai akhir. Good luck mas, ditunggu cerita selanjutnya.

  21. sumbawa adalah salah satu daerah yang ingin saya kunjungi nanti karena terkenal kuliner dan spot wisata alamnya yg keren haha

  22. Kulinernya lebih didominasi sama olahan ikan ya. Saya suka banget nih sama ikan, apalagi penyajiannya bervariasi di sana ya.

  23. Namanya kok aneh ya..janda berenang. Kirain janda status perempuan itu. Eeeehh ternyata bukan. Hehheee

  24. nama kue dari sumatera unik unik ya. janda berenang kukira janda yang berenang di kali atau kolam renang loh. wkwkwkwk…. jadi pengen nyobain kulinernya

  25. Sempet bingung baca judulnya. Kirain beneran janda berenang. Hehe unik juga nama makanannya.

  26. Unik juga nama panganannya ya kak . . Btw repot juga 2 hari setelah resepsi langsung terbang pindah tugas… semangat kak..ga enaknya asn kppn gitu ya selalu pindah pindah.

  27. Singgang ini enak banget kayaknya dimakan dengan nasi saat malam dingin hangat-hangat euy…
    Duh aku lihat fotonya udah bayangin lezatnya .. hahahaha.

  28. Kirain judul cerpen, ternyata nama kue khas Sumbawa.

    Mau nostalgia ke Sumbawa berdua aja nih, ntar bisa -bisa menghasilkan satu anak lagi

  29. aku terkecoh dengan judulnya. tapi kak, kalo main ke jakarta jangan lupa bawa oleh-oleh dari sumbawa ya, Roti itu kelihatannya enak juga.

  30. Ya ampuuun, aku udah suuzon duluan baca judulnya. Ga salah, nih. Mas Pringadi ngebahas janda, lagi berenang lagi. Wahahaha. Ga taunya nama makanan, yah. Hmm… Jadi penasaran sama rasanya. Biasanya makanan yg namanya aneh-aneh gini rasanya enak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *