Mana yang lebih memusingkan, dunia birokrat atau dunia penulis? Saya akan menjawab, dunia penulis.
Separah-parahnya dunia birokrat, semua masih tampak jelas. Mana kawan, mana lawan. Mana orang berintegritas, mana yang suka cari kesempatan. Mana yang pekerja keras, mana yang suka mengalihkan pekerjaan. Sedangkan di dunia penulis, semuanya serba abu-abu.
Itulah kenapa saya memilih menjauh dari dunia penulis. Tidak ingin terlibat dalam komplotan-komplotan yang ada, dan memilih menghidupi media saya sendiri, di blog ini. Di media sosial saya sendiri.
Para penulis yang mengaku terbuka, pada kenyataannya mudah sekali tersinggung bila harus berbeda. Lucunya, kadang ketersinggungan itu hanya diluapkan di media sosial. Sedangkan saat bertemu langsung, mereka yang tampak seperti macan, aslinya seperti anak kucing.
Namun, saya tetap punya teman penulis. Salah satunya, Pemuda B. Pemuda B ini kadang-kadang mendadak menelepon saya lalu kami bicara panjang lebar soal apa pun.
Kadang-kadang aku juga bingung kenapa para penulis yang ada (beberapa) justru mudah sekali salah mengartikan perbedaan. Padahal, seperti kata Saut Situmorang, makian dalam dunia kreatif itu bahkan biasa.
Dan hari ini, aku merasa sia-sia belain seseorang. Ya, entah berapa kali aku ditanya orang tentang dia. Dia selalu digosipin ini-itu. Dan aku katakan, dia tidak seperti itu, kok. Tapi malah…. Huff.
Memang, lebih baik ya nggak usah peduli lagi dengan dunia penulis ini.