Curug Cigamea menjadi curug terakhir dalam perburuan air terjun pertamaku di Taman Nasional Halimun Gunung Salak. Hari masih panjang, aku dan Waldi berpikir setidaknya masih bisa mengunjungi satu lokasi air terjun lagi setelah kami mengunjungi beberapa curug, mulai dari Curug Batu Ampar, Curug Ngumpet, dan Curug Kondang.
Tadinya kami bimbang, hendak ke Curug Seribu atau ke Curug Cigamea. Setelah bertanya-tanya, kami memutuskan tidak ke Curug Seribu karena rutenya yang jauh dan sulit. Sampai sekarang pun, kami belum kesampaian ke Curug Seribu. Curug Cigamea jadi pilihan karena katanya, jarak dari tempat parkir ke curug hanya sekitar 300 meter. Kami pikir jarak tersebut akan ditempuh dalam waktu yang cukup, sehingga kami tidak kesorean.
Pintu masuk ke Curug Cigamea terletak paling ujung di jalan sepanjang Taman Nasional Halimun Gunung Salak. Yang kami tidak tahu, kami masuk begitu saja di pintu pertama yang menerakan curug tersebut. Seharusnya, kami bisa masuk ke pintu lain yang letaknya lebih rendah sehingga motor bisa masuk, diparkirkan di dalam. Dengan begitu, jarak tempuh akan terpangkas. Pintu yang kami masuki membuat kami harus jalan menurun (berarti pulangnya mendaki) 100 meter lebih banyak.
Karena sandalku tampak tidak layak, aku pun membeli sandal terlebih dahulu di toko yang ada di sana. Harganya 30 ribu. Lumayan bikin tidak licin.
Jalan menuju curug sudah dikonblok. Perjalanan berangkat tidak begitu sulit di setengah perjalanan awal. Namun, setengah perjalanan berikutnya, turunan makin terjal. Aku membayangkan bagaimana nanti pulangnya. Pasti bakal ngos-ngosan.
Dua Aliran Curug Cigamea
Curug Cigamea memiliki “dua aliran air terjun” yang berdampingan. Ada yang membedakan nama keduanya. Air terjun pertama, yang airnya mengalir di tebing bebatuan berwarna hitam, kerap disebut Curug Cimudal. Cipratan-cipratan air yang jatuh dari ketinggian sekitar 40 m terasa khas sekali. Tidak sakit di kepala. Sedangkan di sebelahnya, air terjun yang mengalir di sela pepohonan rimbun, membentuk aliran di bebatuan berwarna cokelatlah yang disebut dengan Curug Cigamea.
Dalam bahasa Sunda, Cimudal berarti air yang melimpah. Sedangkan Cigamea berarti air yang bergemuruh.
Curug Cigamea memiliki kolam kecil di bawahnya yang berwarna kehijauan. Dasarnya tidak terlihat, jadi kita harus berhati-hati. Sebuah tali menjadi pembatas untuk memisahkan bagian kolam yang berbahahaya karena kedalamannya lebih dari 1,5 m.
Tentu saja aku segera menceburkan diri di kolam tersebut. Rasanya segar sekali.
Cerita Misteri di Curug Cigamea
Curug Cigamea yang terletak di lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat ini menyimpan banyak cerita mistis.
Tempat Pesugihan
Curug Cigamea ternyata menjadi salah satu tempat wisata bagi mereka yang ingin melakukan pesugihan, Menurut warga setempat, banyak yang datang ke Curug Cigamea dengan niat mencari harta, jabatan, kedudukan, dan tahta dalam kedudukan sosial atau pekerjaannya,
Misteri Monyet Cigamea
Di Curug Cigamea, puluhan jenis monyet yang berasal dari hutan di Gunung Salak menghuni tempat ini. Keberadaan monyet-monyet di sekitar tempat wisata tersebut dianggap sebagai perantara pesugihan. Diterima atau tidaknya persembahan seseorang yang melakukan ritual, biasanya dilihat dari respons para monyet yang dianggap sebagai perantara ritual. Biasanya monyet yang diutus itu monyet berpostur besar-besar, hampir seukuran setengahnya manusia, atau sebesar anak kecil usia tujuh tahun, atau kalau beruntung sesajennya akan diterima oleh monyet putih. Hanya saja jarang sekali monyet putih turun ke sini.
Jangan Sembarangan Ambil Batu
Kalau mau mengambil batu di sungai,atau dekat air terjun harus mengucap, istilahnya meminta. Kalau tidak, coba saja, terima saja akibatnya. Dipastikan, orang tersebut akan terkena sakit aneh, dan harus memulangkan kembali batu yang telah diambilnya tersebut.
Beberapa Orang Meninggal di Curug Cigamea
Ya, di curug ini juga pernah ada orang yang meninggal. Sebabnya, tenggelam di kolam dan ada juga yang tertimpa batu saat musim hujan.
Meskipun memiliki cerita misteri, Curug Cigamea tetap harus kalian kunjungi. Dijamin keindahannya! Harga tiket masuknya 10 ribu. Parkirnya 5 ribu per kendaraan.
Hal paling menyenangkan jalan-jalan ke Curug itu bisa ikut basah-basahan. Saya mungkin salah satu dari orang yang merasa rugi kalau wisata air tanpa kebasahan. Sekadar foto aja mah bukan saya banget.
Watirnya muncul kalau udah ada sejarah curug tersebut memakan korban jiwa. Takut nasib lagi apes aja. Biasanya cerita begini banyak bumbunya. Makanya saya selalu bismillah dulu setiap mau nyebur. Niatnya buat menikmati nikmat Allah. Hehehe.
Ngomong-ngomong sudah banyak juga curug yang disambangi. Mantap sekali Kang Adi ini!
Kelihatannya Maspri penggemar berat air terjun. Mesti pulkam ke Palembang nih, di Lahat, Pagaralam dan OKU Selatan banyak air terjun loh.
Suka banget ya air terjun maspri. Air terjun memang enak dilihat, menyejukkan. Kalau pulang kampung di Lahat, Pagaralam, OKU Selatan banyak loh air terjun.
Hari gini ya mas Pri, masih dipercaya buat pesugihan segala haha. Trus kadang dianggap angker dsb, jadi wisatawan males ke sana (efeknya sih jadinya terjaga kealamian).
Mesti niat banget ini kalau mau ke Halimun kayaknya. Apalagi kalau dari Palembang hwhwhw.
Wah saya juga pernah ke sini. Terlepas dari mitosnya, tapi air terjun memang sangat wajib sekali dikunjungi. Next main juga ke Sukabumi, ada beberapa curug juga yang patut dicoba.
Jadi pengen liburan hahaha. Karena sudah lama sekali diam saja di rumah dan bekerja. Terima kasih kak ulasannya
Indah ya curugnya, ternyata banyak juga cerita mistis di sekelilingnya, namun asalkan berdoa dan niat baik2 krn ingin menikmati alam insha allah akan baik2 saja, lagipupa harganya tiketnya murah
Waduh, kok endingnya serem mas ada misterinya, jadi serem hahaha. Kalo kesana better rame-rame aja kalo gitu mah. Seger banget tapi ya pas liat pemandangan sama suara gemericik curugnya.
Indah tapi kok kental sama mistis sih? Btw, jalan ke sana kayaknya penuh effort ya? Cocok gak untuk keluarga?
Masha Allaaahh, jadi pengen terjun di sono.
Segar banget.
Kok pas banget baca ini lagi gerah banget cuacanya.
Pengen jalan-jalan ke tempat segar gini ya Allah, yang sepi tapinya, biar aman dari corona 😀
seru banget nih man ke curug, seger rasanya lihat mas nya langsung nyebur gitu
Di Jawa barat banyak tempat yang namanya diawali Curug ya? Btw, itu air terjunnya tinggi juga ya. Seru kelihatannya
wow amazing the water fall. I am never visit like this, during the pandemic just cool stay at home, hahaha
kayaknya kemping di sana sambil makan pop mie anak kali
obat kangen baca blog kau nih, kangen jejalan aku tuh
Mandi di air terjun curug cigamea ini pasti segar banget. Apalagi bagus dan airnya bersih banget. Btw memang untuk daerah seperti ini tidak boleh sembarangan ya mas.
Uh enaknya ke air terjun. Belom pernah ke tempat ini, bru ke tempat air terjun curug yg di sukabumi. Setiap tempat pasti ad mistisnya, haha. Seru jg
Baca ini jadi kangen jalan jalan ke Curug tapi pas baca akhirnya jadi serem baca cerita misterinya haha
aduh.. kangen ke tempat yang seger2 begini. aku belum pernah denger curug cigamea di gunung salak ini. Seringnya ke curug daerah puncak.. hihi.. boleh juga kapan2 main kesitu..
Wah seger banget itu mandi di curug tapi tetep harus hati-hati yaa sebab ternyata hal mistis nya masih ada dan kuat
Tulisan mas pri membuat saya hanyut, seolah merasakan berada di situ, detail sekali
back to nature itu memang menyenangkan sekali. aah sudah lama gak travelling lagi. Boljug nih ntr jd referensi stlah covid bener-bener terselesaikan
Wah baca artikel ini jadi kangen curug deh. Curug Cigamea keren ya…adem lihatnya meski ada cerita mistisnya…